Selasa, 01 Januari 2013

Paper DAS Batang Arau



ANALISIS MASALAH DAS BATANG ARAU
KOTA PADANG PROPINSI SUMATERA BARAT
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Sumber Daya Air








Disusun Oleh :
DWI WAHYU HIDAYAH
NIM : 122110101224







UNIVERSITAS JEMBER
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
2012

DAS BATANG ARAU DI PADANG

I.         DAERAH ADMINISTRATIF
1.                            Lokasi
-       Sebelah utara : berbatasan dengan DAS Batang Kuranji
-       Sebelah selatan : berbatasan dengan DAS Timbalun dan DAS Batang Tarusan
-       Sebelah timur : berbatasan dengan Kabupaten Solok
-       Sebelah barat : berbatasan dengan Samudera Indonesia
Secara geografis, DAS Batang Arau terletak pada 0o48 sampai dengan 0o56LS dan 100o21 sampai dengan 100o33 BT, dengan ketinggian 0 sampai dengan 1.210 m dari permukaan laut (dpl).
Sungai Batang Arau merupakan sungai utama pada DAS Batang Arau, yang sumber airnya berasal dari Sungai Lubuk Paraku, Sungai Padang Idas, dan Sungai Lubuk Sarik. Daerah tangkapan air DAS Batang Arau bagian hulu hanya sekitar 3.090 hektar (30,90 Km2), meliputi kawasan konservasi, hutan lindung dan lahan milik masyarakat.
Secara administratif, DAS Batang Arau mencakup 11 (sebelas) keca-matan, satu kecamatan terletak pada Kabupaten Solok (Kecamatan Gunung Talang), satu kecamatan pada Kabupaten Pesisir Selatan (Koto XI Tarusan) dan sembilan kecamatan pada Kota Padang (Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Lubuk Kilangan, Pauh, Lubuk Begalung, Kuranji, Padang Timur, Padang Selatan, Padang Barat, dan Padang Utara). Bagian wilayah DAS Batang Arau yang masuk Kabupaten Solok merupakan kawasan konservasi (Suaka Alam Barisan I dan Arau Hilir) dan yang termasuk Kabupaten Pesisir Selatan merupakan Hutan Lindung serta merupakan bagian dari daerah hulu DAS. Bagian Hulu dan tengah DAS yang termasuk wilayah Kota Padang meliputi Kecamatan Lubuk Kilangan, Bungus Teluk Kabung, Pauh, Kuranji, dan sebagian Lubuk Begalung. Sedangkan daerah hilir DAS Batang Arau meliputi Kecamatan Lubuk Begalung, Padang Timur, Padang Selatan, Padang Barat, dan Padang Utara. Kecamatan-kecamatan pada daerah hilir merupakan daerah-daerah dengan pemukiman penduduk terpadat di Kota Padang.

Tabel 1 Wilayah adminstratif dan luas wilayah DAS Batang Arau
No.
Kabupaten/Kota/Kecamatan
Luas (ha)
Luas Wilayah DAS (ha) Batang Arau
I.











II.

III.
Kota Padang
1.     Bungus Teluk Kabung
2.     Lubuk Kilangan
3.     Lubuk Begalung
4.     Pauh
5.     Kuranji
6.     Padang Selatan
7.     Padang Timur
8.     Padang Barat
9.     Padang Utara
10.  Nanggalo
11.  Koto Tangah
Kab. Solok
1.      Gunung Talang
Kab. Pesisir Selatan
1.      Koto XI Tarusan
69.023
8.275
8.516
2.956
15.898
6.031
1.259
947
492
894
1.034
22.722
329.328
28.397
610.901


11
7.855
2.743
3.563
244
1.211
947
475
195



57

167
Jumlah

17.467
Sumber : Hasil Pengolahan Peta SWP DAS Arau dan Peta Administrasi SWP DAS Arau 2011

Gambar 1 Peta wilayah penelitian DAS Batang Arau Padang Sumatera Barat


Gambar 2 Peta skema aliran pada DAS Batang Arau

2.                            Tanah
Secara umum jenis tanah pada DAS Batang Arau terdiri dari : Regosol (0,66%), Glei Humus (1,79 %), Kambisol (94,23 % mulai dari sifat agak peka sampai peka) dan Organosol (3,32%).
Dari hasil kajian PSI Unand (2004), dalam pengalirannya dari hulu ke hilir hingga muara, alur sungai DAS Batang Arau tersusun dari material yang bervariasi. Ditinjau dari kemudahan terkikis oleh air (erodibilitas), maka seki-tar 70% dari material di alur-alur adalah dari jenis yang mudah tererosi, meli-puti: humus, tanah dan material non-kohesif (lanau, lempung, pasir, kerikil dan kerakal). Aliran turbulen dan gradien besar terdapat di pegunungan. Aliran air laminer dengan gradien kecil (landai) terdapat di dataran aluvial. Pada DAS Batang Arau dataran aluvial terbentang sejak Rimbo Data sampai ke muara di pantai Padang.

3.                            Penggunaan Lahan
Pada DAS Batang Arau, penggunaan lahan di daerah hulu berupa hutan dan terdapat juga lahan industri dan pertambangan pada kawasan hutan tersebut, sedangkan bagian tengah dan hilir digunakan untuk pertanian, kebun campuran dan pemukiman.

4.                            Jumlah penduduk dan Kepadatan Penduduk
DAS Batang Arau luas wilayahnya 17.244 ha,  jumlah penduduknya 387.592 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduknya pada tahun 2009 sebesar 22,48 jiwa/hektar, karena hampir sebagian besar kecamatan yang padat penduduk dalam Kota Padang berada pada wilayah DAS Batang Arau.

5.                            Penggunaan Air DAS Batang Arau
-       Kebutuhan rumah tangga
Kebutuhan air tertinggi untuk rumah tangga berada pada DAS Batang Arau, yaitu sebesar 18.391.223 m3/tahun atau 1.532.602 m3/bulan (44,26% kebutuhan air rumah tangga Kota Padang) walaupun luas wilayahnya yang termasuk kota Padang hanya sekitar 17.244 hektar (24,98% dari wilayah Kota Padang), karena wilayah yang masuk DAS Batang Arau adalah wilayah pemukiman terpadat di Kota Padang dengan jumlah penduduk mencapai 387.592 jiwa atau 44,26% dari Penduduk Kota Padang.
Pada tahun 2009, penduduk Kota Padang berjumlah 875.750 jiwa, dengan sebaran jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Koto Tangah (157.956 jiwa), dan terkecil di Kecamatan Bungus Teluk Kabung (24.417 jiwa). Berdasarkan hasil proyeksi penduduk dalam RTRW sampai tahun 2028 serta arah dan kecenderungan perkembangan Kota Padang, digunakan strategi pendistribusian penduduk pada masing-masing kecamatan sebagai berikut :
a) Perkembangan penduduk di Kecamatan Lubuk Begalung, Padang Selatan, Padang Timur, Padang Barat, Padang Utara dan Nanggalo ditekan atau dikendalikan perkembangannya, sehingga distribusi penduduk di enam kecamatan ini tidak terlalu tinggi karena kawasan ini berada di kawasan yang sudah relatif tinggi kepadatannya dan tergolong rawan terhadap bencana atau sebagian berada di kawasan sempadan pantai.
b) Perkembangan penduduk di Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Lubuk Kilangan dan Pauh dikendalikan perkembangannya, karena sebagian kawasan ini termasuk dalam kawasan Hutan Lindung dan HSAW.
c) Perkembangan penduduk di Kecamatan Koto Tangah didorong perkem-bangannya untuk mempercepat perkembangan kawasan di bagian Timur dan Utara kota sesuai dengan arah pengembangan kota ke depan.
-       Kebutuhan air perkotaan
Pada DAS Batang Arau memiliki wilayah kecamatan yang merupakan pusat perkotaan dengan pemukiman yang terpadat di Kota Padang. Kebutuhan air perkotaan pada tahun 2009 adalah sebesar 14.556.849 m3/tahun. Kebutuhan ini terus mening-kat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas perkotaan lainnya, dan pada tahun 2028 mencapai 32.307.797 m3/tahun.
-       Kebutuhan air pertanian
Kebutuhan air irigasi DAS Batang Arau (38.094.624 m3/tahun) dan kebutuhan terkecil pada DAS Batang Air Dingin (14.393.376 m3/tahun). Untuk kebutuhan air perikanan DAS Batang Arau sebesar (68.033 m3/tahun). Sedangkan untuk kebutuhan peternakan di DAS Batang Arau sebesar (216.956 m3/tahun).
-       Kebutuhan air industri
Kebutuhan air industri pada DAS Batang Arau mencapai 97.847.583 m3/tahun (35,85% kebutuhan air industri Kota Padang) karena wilayah DAS Batang Arau, mulai dari hulu hingga hilir merupakan daerah industri terbanyak di Kota Padang.

II.      PERMASALAHAN YANG TIMBUL PADA DAS BATANG ARAU
1.                                        Krisis Air
Krisis air terjadi pada DAS Batang Arau, hampir sepanjang bulan mengalami kekurangan air. Ketersediaan air pada DAS Batang Arau sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan dalam DAS tersebut, sehingga untuk memenuhi kebutuhan air pada DAS Batang Arau harus dipasok dari DAS tetangganya, misalnya untuk memenuhi kebutuhan air baku PDAM dalam wilayah pelayanan DAS Batang Arau, sebagian dipasok dari intake PDAM pada DAS Batang Kuranji dan DAS Batang Air Dingin.
Berdasarkan pengamatan dan informasi yang dikumpulkan di lapangan, ke-kurangan air pada DAS Batang Arau sering menimbulkan konflik perebutan air antara petani dalam pengairan sawahnya, sehingga sawah yang agak jauh dari sungai tidak kebagian air, ataupun konflik air antara masyarakat dengan industri yang menggunakan air dalam proses produksinya atau dengan PDAM Padang.

2.                                        Banjir
Di sisi lain, terdapat kelebihan air pada bulan-bulan yang debit bulanannya lebih besar dari debit rata-rata. Namun karena pengelolaan yang belum optimal, sebagian besar air yang berlebih tersebut tersebut melimpas ke laut. Namun sebelum ke laut, air limpasan yang tidak tertampung oleh badan sungai akan terlebih dahulu menggenangi bagian yang datar di hilir, seperti pemukiman dan areal persawahan sehingga menyebabkan terjadinya banjir.

3.                                        Kekeringan
Sebaliknya di musim kemarau malah sering terjadi kekurangan air, terutama untuk mencukupi kebutuhan air untuk irigasi dan air bersih untuk berbagai penggunaan. Dengan kondisi pengelolaan sumberdaya air yang ada, areal persawahan di hilir ke tiga DAS hanya mampu maksimum bertanam dua kali setahun, dengan waktu tunggu menjelang tanam di musim hujan sekitar dua sampai tiga bulan.

4.                                        Masalah Kekurangan air bersih
Masalah kekurangan air bersih juga terjadi pada Instalasi Penampungan Air (IPA) yang dimiliki oleh PDAM Kota Padang, seringkali pasokan air bersih ke perkotaan terganggu akibat rendahnya aliran sungai pada musim kemarau, sementara pada musim hujan, pasokan air terganggu karena sumur penampung (intake) PDAM sering terlanda air bah atau banjir bandang yang datang dari hulu sungai karena daerah resapan air yang rusak, sehingga sumur intake tertimbun air yang kotor tercampur material tanah dan batu-batu yang tererosi dari daerah hulu.

5.                                        Pencemaran air akibat industri
Masalah pencemaran khususnya di DAS Batang Arau telah berlangsung lama, yang bersumber dari limbah pertambangan industri PT Semen Padang, pabrik karet dan limbah domestik, akibatnya saat ini aliran/air Sungai Batang Arau mulai dari Lubuk Begalung hingga ke Muaro Padang (daerah tengah hingga hilir DAS Batang Arau) sudah tercemar dan tidak dapat dimanfaatkan sebagai air golongan B (untuk air minum), sehingga akan mengurangi ketersediaan air yang dapat digunakan untuk air baku.
Kualitas air pada bagian hilir DAS Batang Arau, termasuk pada Pelabuhan Muaro, semakin menurun seiring meningkatnya konsentrasi polutan dan termasuk air kategori kelas IV. Pencemaran Air pada DAS Batang Arau pada bagian tengah hingga hilir terjadi akibat berbagai kegiatan industri tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu, lingkungan pemukiman, pasar dan berbagai kegiatan lain yang membuang limbah cair yang belum memenuhi baku mutu lingkungan, sehingga muara sungai Batang Arau telah mengalami penurunan kualitas lingkungan, baik akibat pencemaran maupun pengendapan. Sehingga perlu adanya penetapan Keputusan Walikota tentang Peruntukan Sungai dan Baku Mutu Air Sungai serta Baku Mutu Limbah Cair yang diizinkan masuk ke badan sungai. Pemko Padang perlu melengkapi jaringan sanitasi bagian-bagian kota termasuk instalasi pengola-han limbah domestik sebelum masuk ke badan air sungai Batang Arau. Termasuk dalam mitigasi ini pencegahan bahan-bahan sedimen yang bersumber dari pemecahan batu untuk keperluan bahan baku semen Padang. Pemerintah Kota perlu mengendalikan tutupan vegetasi di dalam DAS Batang Arau agar aliran dasar (base flow) sungai Batang Arau tetap stabil.

III.   LAHAN KRITIS
Pengurangan luas tutupan hutan terbesar terjadi pada periode 2000 – 2009, terutama setelah lima tahun pertama bergulirnya reformasi. Berkurangnya luas tutupan hutan terjadi karena adanya pembukaan lahan-lahan hutan untuk ladang (pertanian lahan kering) berpindah dan maraknya penebangan liar. Pembukaan lahan hutan untuk pertanian lahan kering terjadi karena adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman sehingga kemudian petani membuka hutan untuk pertanian.
Dalam 20 tahun terakhir Kecamatan Lubuk Begalung (DAS Batang Arau). Pertambahan jumlah penduduknya mencapai antara 2 sampai 3 kali lipat dalam 20 tahun terakhir, sehingga penduduk mulai membuka lahan hutan untuk pertanian, karena sebagian lahan pertanian produktif telah dijadikan pemukiman, perkantoran dan lahan usaha, industri dan jasa.
Akibat penurunan luas tutupan hutan sehingga terjadi kecenderungan peningkatan debit maksimum, sehingga secara keseluruhan fungsi hutan sebagai penahan aliran permukaan semakin menurun, dan menyebabkan penurunan infiltrasi dan perkolasi serta meningkatkan aliran permukaan. Peningkatan aliran permukaan pada musim hujan akan menyebabkan peningkatan debit maksimum dan menurunkan debit minimum dan cenderung meningkatkan nilai Koefisien Regime Sungai (KRS), yang menunjukkan kinerja DAS semakin buruk. Degradasi hutan dapat dicegah dengan menghentikan atau melarang konversi lahan hutan menjadi peruntukan lain atau diperbaiki dengan penanaman kembali (rehabilitasi) semak belukar dan lahan PLK campur semak dengan jenis-jenis tanaman kehutanan.
Dengan terjadinya kerusakan hutan di hulu DAS Batang Arau, mengakibatkan laju sedimentasi di bagian hilir cenderung meningkat dan menunjukkan angka tertinggi di Muaro yaitu mencapai 103,16 ton/hari (Bapedalda 2010). Kondisi ini menyebabkan pendangkalan Pelabuhan Muaro semakin cepat dan volume air di Pelabuhan semakin kecil sehingga harus selalu dikeruk setiap tahunnya agar kapal bisa memasuki pelabuhan.
.
IV.   ANALISIS
Berdasarkan keterangan diatas dapat dianalisis bahwa DAS Batang Arau sudah mengalami banyak kerusakan atau penurunan fungsi, yang awalnya berfungsi sebagai sumber air untuk pemenuhan kebutuhan air dalam kehidupan sehari-hari manusia, sekarang kualitas dan kuantitasnya sudah menurun sehingga tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari secara optimal.
Banyaknya lahan tutupan hutan yang berfungsi sebagai lahan resapan sekarang sudah beralih fungsi menjadi lahan pertanian, sehingga lahan resapan berkurang, apabila musim hujan tiba maka banjir sering datang. Sebaliknya apabila musim kemarau tiba, kekeringan datang melanda. Disamping itu, apabila curah hujan cukup tinggi maka laju sedimentasi di bagian DAS hilir cenderung meningkat sehingga menyebabkan pendangkalan di daerah aliran sungai DAS Batang Arau. Hal ini dapat menyebabkan luapan air ke daerah sekitar apabila volume air sungai meningkat.
Selain itu wilayah yang dilewati aliran DAS Batang Arau merupakan kawasan padat penduduk, sehingga kegiatan industri banyak terdapat di daerah sepanjang aliran sungai, dimana limbah industri sering dibuang langsung ke sungai dan mengakibatkan air sungai menjadi tercemar, sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukan kerjasama berbagai pihak agar program-program yang telah ditetapkan untuk perbaikan/revitalisasi DAS Batang Arau dapat terlaksana secara optimal.

V.      SOLUSI
Ketersediaan air DAS Batang Arau berdasar debit andalan tidak dapat mencukupi kebutuhan air yang ada, atau dapat dikatakan telah terjadi krisis yang serius pada DAS Batang Arau. Agar tidak menimbulkan konflik lebih lanjut maka perlu penanganan dan pengelolaan segera agar kemampuan DAS menyediakan air lebih baik sehingga kebutuhan air dalam DAS tersebut bisa terpenuhi. Bila tidak memungkinkan DAS Batang Arau memenuhi kebutuhan airnya maka dapat dipasok dari DAS tetangga yang kelebihan air dengan mekanisme yang disepakati.
Agar ketersediaan air stabil dan optimal sepanjang tahun, maka pengelolaan sumberdaya air dalam kerangka pengelolaan DAS terpadu harus memperhatikan perencanaan distribusi air antar waktu, dengan mengelola daerah-daerah resapan maupun penahan air yang baik dan optimal, misalnya dengan membangun tempat- tempat penampung air permukaan sehingga jumlah air hujan yang terserap lebih besar dan jumlah air yang melimpas ke laut dapat diperkecil sehingga kebutuhan air sepanjang tahun dapat terpenuhi.
Hal yang dapat dilakukan antara lain melalui cara sipil teknis ataupun vegetatif. Memperbesar daerah penyimpan air dengan cara sipil teknis dilakukan dengan membangun cekungan tempat penampungan air, embung, situ, bendungan ataupun waduk, artinya bila ingin meningkatkan besar debit dari debit andal tersebut perlu ada waduk atau tempat penyimpanan, sehingga pada musim hujan akan disimpan debit-debit banjir. Sedangkan cara vege-tatif dilakukan dengan pengelolaan vegetasi, misalnya untuk memperbesar simpanan air tanah dapat dilakukan dengan memperbesar daya serap air tanah pada DTA air melalui pengelolaan vegetasi pada daerah tangkapan air tersebut.
Karena Kota Padang merupakan daerah rawan bencana dengan kondisi geomorfologi yang labil dan daerah dataran yang sempit, maka akan sangat beresiko atau tidak pada semua lokasi yang membutuhkan air dapat dibuat bendungan, waduk, sumur resapan ataupun embung, sehingga alternatif lainnya adalah dengan memperbesar daya serap air tanah pada daerah tangkapan air, yaitu mempertahankan hutan atau tutupan vegetasi permanen pada kawasan lindung, dengan jalan konservasi dan perlindungan hutan pada daerah tangkapan air yang vegetasinya masih bagus dan melakukan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan pada daerah tangkapan air yang vegetasinya telah terbuka atau rusak. Berapa jumlah lahan yang harus dipertahankan sebagai hutan ataupun sebagai kawasan lindung dengan tutupan vegetasi permanen sehingga kemampuan tanah untuk menyimpan air sesuai dengan kebutuhan atau paling tidak curah hujan yang melimpas ke laut dapat berkurang sehingga sebaran ketersediaan air setiap bulannya dapat memenuhi debit andalan, perlu dilakukan analisis tentang penggunaan lahan optimal sehingga ketersediaan air stabil sepanjang tahun yang tercermin pada kinerja DAS yang baik.
Padang perlu membenahi aliran sungai Batang Arau yang mengalami pendangkalan. Untuk mencegah masuknya sampah dan limbah cair ke dalam badan air perlu dikaji secara cermat peranserta para pihak terkait dalam melakukan pemeliharaan kualitas air Batang Arau. Salah satu instrumen yang perlu disiapkan adalah  penetapan Keputusan Walikota tentang Peruntukan Sungai dan Baku Mutu Air Sungai serta Baku Mutu Limbah Cair yang diizinkan masuk ke badan sungai. Pemko Padang perlu melengkapi jaringan sanitasi bagian-bagian kota termasuk instalasi pengola-han limbah domestik sebelum masuk ke badan air sungai Batang Arau. Termasuk dalam mitigasi ini pencegahan bahan-bahan sedimen yang bersumber dari pemecahan batu untuk keperluan bahan baku semen Padang. Pemerintah Kota perlu mengendalikan tutupan vegetasi di dalam DAS Batang Arau agar aliran dasar (base flow) sungai Batang Arau tetap stabil.

DAFTAR PUSTAKA


Nursidah. 2012. Pengembangan Institusi Untuk Membangun Kemandirian Dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu (Studi Kasus Pada Satuan Wilayah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Arau Sumatera Barat). http://repository.ipb.ac.id. Diakses pada tanggal 18 November 2012.
Anonimous. http://repository.unand.ac.id. Diakses pada tanggal 18 November 2012.
Harian Singgalang. 2012. Pencemaran Batang Arau Kian Mengkhawatirkan. http://hariansinggalang.co.id. Diakses pada tanggal 18 November 2012.
Anonimous. Geografi Kota Padang. http://id.wikipedia.org. Diakses pada tanggal 18 November 2012.

1 komentar:

  1. If you're attempting to lose kilograms then you absolutely have to try this brand new personalized keto diet.

    To produce this keto diet, certified nutritionists, personal trainers, and cooks have united to develop keto meal plans that are useful, decent, money-efficient, and delicious.

    Since their grand opening in early 2019, hundreds of clients have already transformed their body and health with the benefits a professional keto diet can provide.

    Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover 8 scientifically-confirmed ones given by the keto diet.

    BalasHapus