
ANALISIS
MASALAH DAS BATANG ARAU
KOTA
PADANG PROPINSI SUMATERA BARAT
Disusun untuk memenuhi tugas mata
kuliah Pengelolaan Sumber Daya Air
Disusun
Oleh :
DWI WAHYU HIDAYAH
NIM : 122110101224
UNIVERSITAS
JEMBER
FAKULTAS
KESEHATAN MASYARAKAT
2012
DAS
BATANG ARAU DI PADANG
I.
DAERAH
ADMINISTRATIF
1.
Lokasi
- Sebelah
utara : berbatasan dengan DAS Batang Kuranji
- Sebelah
selatan : berbatasan dengan DAS Timbalun dan DAS Batang Tarusan
- Sebelah
timur : berbatasan dengan Kabupaten Solok
- Sebelah
barat : berbatasan dengan Samudera Indonesia
Secara
geografis, DAS Batang Arau terletak pada 0o48‟ sampai dengan 0o56‟LS dan 100o21 sampai dengan
100o33‟
BT, dengan ketinggian 0 sampai dengan 1.210 m dari permukaan laut (dpl).
Sungai
Batang Arau merupakan sungai utama pada DAS Batang Arau, yang sumber airnya
berasal dari Sungai Lubuk Paraku, Sungai Padang Idas, dan Sungai Lubuk Sarik.
Daerah tangkapan air DAS Batang Arau bagian hulu hanya sekitar 3.090 hektar
(30,90 Km2), meliputi kawasan konservasi, hutan lindung dan lahan
milik masyarakat.
Secara
administratif, DAS Batang Arau mencakup 11 (sebelas) keca-matan, satu kecamatan
terletak pada Kabupaten Solok (Kecamatan Gunung Talang), satu kecamatan pada
Kabupaten Pesisir Selatan (Koto XI Tarusan) dan sembilan kecamatan pada Kota
Padang (Kecamatan Bungus Teluk Kabung, Lubuk Kilangan, Pauh, Lubuk Begalung,
Kuranji, Padang Timur, Padang Selatan, Padang Barat, dan Padang Utara). Bagian
wilayah DAS Batang Arau yang masuk Kabupaten Solok merupakan kawasan konservasi
(Suaka Alam Barisan I dan Arau Hilir) dan yang termasuk Kabupaten Pesisir
Selatan merupakan Hutan Lindung serta merupakan bagian dari daerah hulu DAS.
Bagian Hulu dan tengah DAS yang termasuk wilayah Kota Padang meliputi Kecamatan
Lubuk Kilangan, Bungus Teluk Kabung, Pauh, Kuranji, dan sebagian Lubuk
Begalung. Sedangkan daerah hilir DAS Batang Arau meliputi Kecamatan Lubuk
Begalung, Padang Timur, Padang Selatan, Padang Barat, dan Padang Utara.
Kecamatan-kecamatan pada daerah hilir merupakan daerah-daerah dengan pemukiman
penduduk terpadat di Kota Padang.
Tabel
1 Wilayah adminstratif dan luas wilayah DAS Batang Arau
No.
|
Kabupaten/Kota/Kecamatan
|
Luas (ha)
|
Luas Wilayah DAS (ha) Batang Arau
|
I.
II.
III.
|
Kota Padang
1. Bungus
Teluk Kabung
2. Lubuk
Kilangan
3. Lubuk
Begalung
4. Pauh
5. Kuranji
6. Padang
Selatan
7. Padang
Timur
8. Padang
Barat
9. Padang
Utara
10. Nanggalo
11. Koto Tangah
Kab. Solok
1. Gunung
Talang
Kab. Pesisir Selatan
1. Koto
XI Tarusan
|
69.023
8.275
8.516
2.956
15.898
6.031
1.259
947
492
894
1.034
22.722
329.328
28.397
610.901
|
11
7.855
2.743
3.563
244
1.211
947
475
195
57
167
|
Jumlah
|
|
17.467
|
Sumber : Hasil Pengolahan Peta
SWP DAS Arau dan Peta Administrasi SWP DAS Arau 2011

Gambar 1 Peta
wilayah penelitian DAS Batang Arau Padang Sumatera Barat

Gambar
2 Peta skema aliran pada DAS Batang Arau
2.
Tanah
Secara
umum jenis tanah pada DAS Batang Arau terdiri dari : Regosol (0,66%), Glei
Humus (1,79 %), Kambisol (94,23 % mulai dari sifat agak peka sampai peka) dan
Organosol (3,32%).
Dari
hasil kajian PSI Unand (2004), dalam pengalirannya dari hulu ke hilir hingga
muara, alur sungai DAS Batang Arau tersusun dari material yang bervariasi.
Ditinjau dari kemudahan terkikis oleh air (erodibilitas), maka seki-tar 70%
dari material di alur-alur adalah dari jenis yang mudah tererosi, meli-puti:
humus, tanah dan material non-kohesif (lanau, lempung, pasir, kerikil dan
kerakal). Aliran turbulen dan gradien besar terdapat di pegunungan. Aliran air
laminer dengan gradien kecil (landai) terdapat di dataran aluvial. Pada DAS
Batang Arau dataran aluvial terbentang sejak Rimbo Data sampai ke muara di
pantai Padang.
3.
Penggunaan
Lahan
Pada
DAS Batang Arau, penggunaan lahan di daerah hulu berupa hutan dan terdapat juga
lahan industri dan pertambangan pada kawasan hutan tersebut, sedangkan bagian
tengah dan hilir digunakan untuk pertanian, kebun campuran dan pemukiman.
4.
Jumlah
penduduk dan Kepadatan Penduduk
DAS
Batang Arau luas wilayahnya 17.244 ha, jumlah
penduduknya 387.592 jiwa dengan tingkat kepadatan penduduknya pada tahun 2009
sebesar 22,48 jiwa/hektar, karena hampir sebagian besar kecamatan yang padat
penduduk dalam Kota Padang berada pada wilayah DAS Batang Arau.
5.
Penggunaan
Air DAS Batang Arau
- Kebutuhan
rumah tangga
Kebutuhan
air tertinggi untuk rumah tangga berada pada DAS Batang Arau, yaitu sebesar
18.391.223 m3/tahun atau 1.532.602 m3/bulan (44,26% kebutuhan air rumah tangga
Kota Padang) walaupun luas wilayahnya yang termasuk kota Padang hanya sekitar
17.244 hektar (24,98% dari wilayah Kota Padang), karena wilayah yang masuk DAS
Batang Arau adalah wilayah pemukiman terpadat di Kota Padang dengan jumlah
penduduk mencapai 387.592 jiwa atau 44,26% dari Penduduk Kota Padang.
Pada tahun 2009, penduduk Kota Padang berjumlah 875.750 jiwa, dengan
sebaran jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Koto Tangah (157.956 jiwa), dan
terkecil di Kecamatan Bungus Teluk Kabung (24.417 jiwa). Berdasarkan hasil
proyeksi penduduk dalam RTRW sampai tahun 2028 serta arah dan kecenderungan
perkembangan Kota Padang, digunakan strategi pendistribusian penduduk pada masing-masing
kecamatan sebagai berikut :
a) Perkembangan penduduk di Kecamatan Lubuk Begalung, Padang
Selatan, Padang Timur, Padang Barat, Padang Utara dan Nanggalo ditekan atau
dikendalikan perkembangannya, sehingga distribusi penduduk di enam kecamatan
ini tidak terlalu tinggi karena kawasan ini berada di kawasan yang sudah
relatif tinggi kepadatannya dan tergolong rawan terhadap bencana atau sebagian
berada di kawasan sempadan pantai.
b) Perkembangan penduduk di Kecamatan Bungus Teluk Kabung,
Lubuk Kilangan dan Pauh dikendalikan perkembangannya, karena sebagian kawasan
ini termasuk dalam kawasan Hutan Lindung dan HSAW.
c) Perkembangan penduduk di Kecamatan Koto Tangah didorong
perkem-bangannya untuk mempercepat perkembangan kawasan di bagian Timur dan Utara
kota sesuai dengan arah pengembangan kota ke depan.
- Kebutuhan
air perkotaan
Pada
DAS Batang Arau memiliki wilayah kecamatan yang merupakan pusat perkotaan
dengan pemukiman yang terpadat di Kota Padang. Kebutuhan air perkotaan pada
tahun 2009 adalah sebesar 14.556.849 m3/tahun. Kebutuhan ini terus
mening-kat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dan aktivitas perkotaan
lainnya, dan pada tahun 2028 mencapai 32.307.797 m3/tahun.
- Kebutuhan
air pertanian
Kebutuhan
air irigasi DAS Batang Arau (38.094.624 m3/tahun) dan kebutuhan terkecil pada
DAS Batang Air Dingin (14.393.376 m3/tahun). Untuk kebutuhan air perikanan DAS
Batang Arau sebesar (68.033 m3/tahun). Sedangkan untuk kebutuhan peternakan di
DAS Batang Arau sebesar (216.956 m3/tahun).
- Kebutuhan
air industri
Kebutuhan
air industri pada DAS Batang Arau mencapai 97.847.583 m3/tahun (35,85%
kebutuhan air industri Kota Padang) karena wilayah DAS Batang Arau, mulai dari
hulu hingga hilir merupakan daerah industri terbanyak di Kota Padang.
II. PERMASALAHAN YANG TIMBUL PADA DAS
BATANG ARAU
1.
Krisis
Air
Krisis air terjadi pada DAS Batang Arau, hampir
sepanjang bulan mengalami kekurangan air. Ketersediaan air pada DAS Batang Arau
sudah tidak bisa memenuhi kebutuhan dalam DAS tersebut, sehingga untuk memenuhi
kebutuhan air pada DAS Batang Arau harus dipasok dari DAS tetangganya, misalnya
untuk memenuhi kebutuhan air baku PDAM dalam wilayah pelayanan DAS Batang Arau,
sebagian dipasok dari intake PDAM pada DAS Batang Kuranji dan DAS Batang
Air Dingin.
Berdasarkan pengamatan dan informasi yang dikumpulkan
di lapangan, ke-kurangan air pada DAS Batang Arau sering menimbulkan konflik
perebutan air antara petani dalam pengairan sawahnya, sehingga sawah yang agak
jauh dari sungai tidak kebagian air, ataupun konflik air antara masyarakat
dengan industri yang menggunakan air dalam proses produksinya atau dengan PDAM
Padang.
2.
Banjir
Di sisi lain, terdapat kelebihan air pada bulan-bulan
yang debit bulanannya lebih besar dari debit rata-rata. Namun karena
pengelolaan yang belum optimal, sebagian besar air yang berlebih tersebut
tersebut melimpas ke laut. Namun sebelum ke laut, air limpasan yang tidak
tertampung oleh badan sungai akan terlebih dahulu menggenangi bagian yang datar
di hilir, seperti pemukiman dan areal persawahan sehingga menyebabkan
terjadinya banjir.
3.
Kekeringan
Sebaliknya di musim kemarau malah sering terjadi
kekurangan air, terutama untuk mencukupi kebutuhan air untuk irigasi dan air
bersih untuk berbagai penggunaan. Dengan kondisi pengelolaan sumberdaya air
yang ada, areal persawahan di hilir ke tiga DAS hanya mampu maksimum bertanam
dua kali setahun, dengan waktu tunggu menjelang tanam di musim hujan sekitar
dua sampai tiga bulan.
4.
Masalah
Kekurangan air bersih
Masalah kekurangan air bersih juga terjadi pada
Instalasi Penampungan Air (IPA) yang dimiliki oleh PDAM Kota Padang, seringkali
pasokan air bersih ke perkotaan terganggu akibat rendahnya aliran sungai pada
musim kemarau, sementara pada musim hujan, pasokan air terganggu karena sumur
penampung (intake) PDAM sering terlanda air bah atau banjir bandang yang
datang dari hulu sungai karena daerah resapan air yang rusak, sehingga sumur intake
tertimbun air yang kotor tercampur material tanah dan batu-batu yang
tererosi dari daerah hulu.
5.
Pencemaran
air akibat industri
Masalah pencemaran khususnya di DAS Batang Arau telah
berlangsung lama, yang bersumber dari limbah pertambangan industri PT Semen
Padang, pabrik karet dan limbah domestik, akibatnya saat ini aliran/air Sungai
Batang Arau mulai dari Lubuk Begalung hingga ke Muaro Padang (daerah tengah
hingga hilir DAS Batang Arau) sudah tercemar dan tidak dapat dimanfaatkan
sebagai air golongan B (untuk air minum), sehingga akan mengurangi ketersediaan
air yang dapat digunakan untuk air baku.
Kualitas air pada bagian hilir DAS Batang Arau,
termasuk pada Pelabuhan Muaro, semakin menurun seiring meningkatnya konsentrasi
polutan dan termasuk air kategori kelas IV. Pencemaran Air pada DAS Batang Arau
pada bagian tengah hingga hilir terjadi akibat berbagai kegiatan industri tanpa
melalui pengolahan terlebih dahulu, lingkungan pemukiman, pasar dan berbagai
kegiatan lain yang membuang limbah cair yang belum memenuhi baku mutu
lingkungan, sehingga muara sungai Batang Arau telah mengalami penurunan
kualitas lingkungan, baik akibat pencemaran maupun pengendapan. Sehingga perlu
adanya penetapan Keputusan Walikota tentang Peruntukan Sungai dan Baku Mutu Air
Sungai serta Baku Mutu Limbah Cair yang diizinkan masuk ke badan sungai. Pemko
Padang perlu melengkapi jaringan sanitasi bagian-bagian kota termasuk instalasi
pengola-han limbah domestik sebelum masuk ke badan air sungai Batang Arau.
Termasuk dalam mitigasi ini pencegahan bahan-bahan sedimen yang bersumber dari
pemecahan batu untuk keperluan bahan baku semen Padang. Pemerintah Kota perlu
mengendalikan tutupan vegetasi di dalam DAS Batang Arau agar aliran dasar (base
flow) sungai Batang Arau tetap stabil.
III. LAHAN KRITIS
Pengurangan luas tutupan hutan terbesar terjadi pada periode
2000 – 2009, terutama setelah lima tahun pertama bergulirnya reformasi.
Berkurangnya luas tutupan hutan terjadi karena adanya pembukaan lahan-lahan
hutan untuk ladang (pertanian lahan kering) berpindah dan maraknya penebangan
liar. Pembukaan lahan hutan untuk pertanian lahan kering terjadi karena adanya
alih fungsi lahan pertanian menjadi pemukiman sehingga kemudian petani membuka hutan untuk
pertanian.
Dalam 20 tahun terakhir Kecamatan Lubuk Begalung (DAS Batang
Arau). Pertambahan jumlah penduduknya mencapai antara 2 sampai 3 kali lipat
dalam 20 tahun terakhir, sehingga penduduk mulai membuka lahan hutan untuk
pertanian, karena sebagian lahan pertanian produktif telah dijadikan pemukiman,
perkantoran dan lahan usaha, industri dan jasa.
Akibat penurunan luas tutupan hutan sehingga terjadi
kecenderungan peningkatan debit maksimum, sehingga secara keseluruhan fungsi
hutan sebagai penahan aliran permukaan semakin menurun, dan menyebabkan
penurunan infiltrasi dan perkolasi serta meningkatkan aliran permukaan.
Peningkatan aliran permukaan pada musim hujan akan menyebabkan peningkatan
debit maksimum dan menurunkan debit minimum dan cenderung meningkatkan nilai
Koefisien Regime Sungai (KRS), yang menunjukkan kinerja DAS semakin buruk.
Degradasi hutan dapat dicegah dengan menghentikan atau melarang konversi lahan
hutan menjadi peruntukan lain atau diperbaiki dengan penanaman kembali
(rehabilitasi) semak belukar dan lahan PLK campur semak dengan jenis-jenis
tanaman kehutanan.
Dengan terjadinya kerusakan hutan di hulu DAS Batang Arau,
mengakibatkan laju sedimentasi di bagian hilir cenderung meningkat dan
menunjukkan angka tertinggi di Muaro yaitu mencapai 103,16 ton/hari (Bapedalda
2010). Kondisi ini menyebabkan pendangkalan Pelabuhan Muaro semakin cepat dan
volume air di Pelabuhan semakin kecil sehingga harus selalu dikeruk setiap
tahunnya agar kapal bisa memasuki pelabuhan.
.
IV. ANALISIS
Berdasarkan keterangan diatas dapat dianalisis bahwa DAS
Batang Arau sudah mengalami banyak kerusakan atau penurunan fungsi, yang
awalnya berfungsi sebagai sumber air untuk pemenuhan kebutuhan air dalam
kehidupan sehari-hari manusia, sekarang kualitas dan kuantitasnya sudah menurun
sehingga tidak dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari secara
optimal.
Banyaknya lahan tutupan hutan yang berfungsi sebagai lahan
resapan sekarang sudah beralih fungsi menjadi lahan pertanian, sehingga lahan
resapan berkurang, apabila musim hujan tiba maka banjir sering datang.
Sebaliknya apabila musim kemarau tiba, kekeringan datang melanda. Disamping
itu, apabila curah hujan cukup tinggi maka laju sedimentasi di bagian DAS hilir
cenderung meningkat sehingga menyebabkan pendangkalan di daerah aliran sungai
DAS Batang Arau. Hal ini dapat menyebabkan luapan air ke daerah sekitar apabila
volume air sungai meningkat.
Selain itu wilayah yang dilewati aliran DAS Batang Arau
merupakan kawasan padat penduduk, sehingga kegiatan industri banyak terdapat di
daerah sepanjang aliran sungai, dimana limbah industri sering dibuang langsung
ke sungai dan mengakibatkan air sungai menjadi tercemar, sehingga tidak dapat
dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut diperlukan kerjasama
berbagai pihak agar program-program yang telah ditetapkan untuk
perbaikan/revitalisasi DAS Batang Arau dapat terlaksana secara optimal.
V. SOLUSI
Ketersediaan air DAS Batang Arau berdasar debit andalan tidak
dapat mencukupi kebutuhan air yang ada, atau dapat dikatakan telah terjadi
krisis yang serius pada DAS Batang Arau. Agar tidak menimbulkan konflik lebih
lanjut maka perlu penanganan dan pengelolaan segera agar kemampuan DAS
menyediakan air lebih baik sehingga kebutuhan air dalam DAS tersebut bisa
terpenuhi. Bila tidak memungkinkan DAS Batang Arau memenuhi kebutuhan airnya
maka dapat dipasok dari DAS tetangga yang kelebihan air dengan mekanisme yang
disepakati.
Agar ketersediaan air stabil dan optimal sepanjang tahun,
maka pengelolaan sumberdaya air dalam kerangka pengelolaan DAS terpadu harus
memperhatikan perencanaan distribusi air antar waktu, dengan mengelola
daerah-daerah resapan maupun penahan air yang baik dan optimal, misalnya dengan
membangun tempat- tempat penampung air permukaan sehingga jumlah air hujan yang
terserap lebih besar dan jumlah air yang melimpas ke laut dapat diperkecil
sehingga kebutuhan air sepanjang tahun dapat terpenuhi.
Hal yang dapat dilakukan antara lain melalui cara sipil
teknis ataupun vegetatif. Memperbesar daerah penyimpan air dengan cara sipil
teknis dilakukan dengan membangun cekungan tempat penampungan air, embung,
situ, bendungan ataupun waduk, artinya bila ingin meningkatkan besar debit dari
debit andal tersebut perlu ada waduk atau tempat penyimpanan, sehingga pada
musim hujan akan disimpan debit-debit banjir. Sedangkan cara vege-tatif
dilakukan dengan pengelolaan vegetasi, misalnya untuk memperbesar simpanan air
tanah dapat dilakukan dengan memperbesar daya serap air tanah pada DTA air
melalui pengelolaan vegetasi pada daerah tangkapan air tersebut.
Karena Kota Padang merupakan daerah rawan bencana dengan
kondisi geomorfologi yang labil dan daerah dataran yang sempit, maka akan
sangat beresiko atau tidak pada semua lokasi yang membutuhkan air dapat dibuat
bendungan, waduk, sumur resapan ataupun embung, sehingga alternatif lainnya
adalah dengan memperbesar daya serap air tanah pada daerah tangkapan air, yaitu
mempertahankan hutan atau tutupan vegetasi permanen pada kawasan lindung,
dengan jalan konservasi dan perlindungan hutan pada daerah tangkapan air yang
vegetasinya masih bagus dan melakukan kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan
pada daerah tangkapan air yang vegetasinya telah terbuka atau rusak. Berapa
jumlah lahan yang harus dipertahankan sebagai hutan ataupun sebagai kawasan
lindung dengan tutupan vegetasi permanen sehingga kemampuan tanah untuk
menyimpan air sesuai dengan kebutuhan atau paling tidak curah hujan yang
melimpas ke laut dapat berkurang sehingga sebaran ketersediaan air setiap bulannya
dapat memenuhi debit andalan, perlu dilakukan analisis tentang penggunaan lahan
optimal sehingga ketersediaan air stabil sepanjang tahun yang tercermin pada
kinerja DAS yang baik.
Padang perlu membenahi aliran sungai Batang Arau yang
mengalami pendangkalan. Untuk mencegah masuknya sampah dan limbah cair ke dalam
badan air perlu dikaji secara cermat peranserta para pihak terkait dalam
melakukan pemeliharaan kualitas air Batang Arau. Salah satu instrumen yang
perlu disiapkan adalah penetapan
Keputusan Walikota tentang Peruntukan Sungai dan Baku Mutu Air Sungai serta
Baku Mutu Limbah Cair yang diizinkan masuk ke badan sungai. Pemko Padang perlu
melengkapi jaringan sanitasi bagian-bagian kota termasuk instalasi pengola-han
limbah domestik sebelum masuk ke badan air sungai Batang Arau. Termasuk dalam
mitigasi ini pencegahan bahan-bahan sedimen yang bersumber dari pemecahan batu
untuk keperluan bahan baku semen Padang. Pemerintah Kota perlu mengendalikan
tutupan vegetasi di dalam DAS Batang Arau agar aliran dasar (base flow)
sungai Batang Arau tetap stabil.
DAFTAR PUSTAKA
Nursidah. 2012. Pengembangan Institusi Untuk Membangun
Kemandirian Dalam Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Terpadu (Studi Kasus Pada
Satuan Wilayah Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Arau Sumatera Barat). http://repository.ipb.ac.id.
Diakses pada tanggal 18 November 2012.
Anonimous. http://repository.unand.ac.id.
Diakses pada tanggal 18 November 2012.
Harian Singgalang. 2012. Pencemaran Batang Arau Kian Mengkhawatirkan. http://hariansinggalang.co.id. Diakses
pada tanggal 18 November 2012.
Anonimous. Geografi
Kota Padang. http://id.wikipedia.org.
Diakses pada tanggal 18 November 2012.
If you're attempting to lose kilograms then you absolutely have to try this brand new personalized keto diet.
BalasHapusTo produce this keto diet, certified nutritionists, personal trainers, and cooks have united to develop keto meal plans that are useful, decent, money-efficient, and delicious.
Since their grand opening in early 2019, hundreds of clients have already transformed their body and health with the benefits a professional keto diet can provide.
Speaking of benefits: clicking this link, you'll discover 8 scientifically-confirmed ones given by the keto diet.