BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bidan sebagai tenaga terlatih ditengah masyarakat
dimintai bantuan bila berhadapan dengan kesulitan dalam kesehatan. Keluhan
utama wanita yang mendorong untuk memeriksakan diri adalah keputihan,
perdarahan, rasa nyeri, kehamilan dan benjolan (tumor) pada alat genetalia.
Keberadaan bidan bertujuan untuk menyaring berbagai masalah kesehatan, keluarga
berencana, dan sebagai pendidik ikut serta dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Makin tinggi pendidikan masyarakat, makin banyak peranan bidan
sebagai tenaga terlatih dalam mata rantai pelayanan dan pengayoman medis Sistem
Kesehatan nasional.
Sekalipun tugas utama bidan bukanlah untuk ikut
menangani penyakit kandungan tetapi bidan dapat melakuakn hal berikut ini :
KIEM (komunikasi,
informasi, edukasi dan motivasi) perorangan atau masyarakat untuk memeriksakan
diri.
Mendorong
masyarakat untuk melakukan konsultasi dengan dokter puskesmas atau rumah sakit.
Melakukan
rujukan ke puskesmas ke dokter ahli atau rumah sakit.
Menerima
pengawasan lanjutan dari puskesmas atau dokter ahli rumah sakit sehingga
masyarakat selalu dalam pengayoman medis.
Mendorong
masyarakat untuk memperhatikan konsep peningkatan pemeliharaan kesehatan dalam
posyandu melalui upaya peningkatan gizi ibu hamil dan balita, menerima gerakkan
keluarga berencana, imunisasi, pengobatan sederhana, dan memanfaatkan
pekarangan ruma untuk tanaman obat sederhana, dan memanfaatkan perkarangan
rumah untuk tanaman obat sederhana.
Keluhan
utama wanita pada waktu pemeriksaan adalah keputihan, perdarahan, nyeri
abdomen, kehamilan, dan tumor genetalia.
1.2 Tujuan
Penulisan
1.2.1 Tujuan
Umum
Penulis dapat menerapkan dan mengembangkan pola
pikir secara ilmiah dalam memberikan asuhan kebidanan secara nyata serta
mendapatkan pengetahuan dalam memecahkan masalah khususnya pada Nn. “N” P0000 Ab000 dengan Vulvaginitis di Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD NGUDI WALUYO BLITAR.
1.2.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus yang akan dicapai adalah mampu
melakukan :
1.
Pengkajian dan menganalisa data pada klien
dengan vulvaginitis
2.
Merumuskan diagnosa kebidanan
3. Menentukan prioritas
masalah pada klien dengan vulvaginitis
4.
Mahasiswa dapat mengidentifikasi kebutuhan
segera
5.
Menyusun rencana kebidanan pada klien dangan
vulvaginitis
6.
Melaksanakan tindakan kebidanan pada klien
dengan vulvaginitis
7. Evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan
pada klien dengan vulvaginitis
1.3 Manfaat
1.3.1
Mahasiswa dapat memahami
tentang vulvaginitis
1.3.2
Memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien dengan vulvaginitis
1.3.3
Mengevaluasi institusi dalam
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standart pelayanan operasional yang
telah ditetapkan.
1.4 Metode Penulisan
Adapun tata cara yang digunakan dalam pengumpulan data,
antara lain :
1.4.1
Wawancara
Dengan melakukan tanya jawab
langsung kepada klien maupun keluarga.
1.4.2
Observasi
Dengan melakukan pengamatan langsung
dan melihat tindakan yang dilakukan untuk pasien.
1.4.3
Praktek Langsung
Dengan melakukan tindakan yang
dilakukan kepada klien secara langsung.
1.4.4
Studi Dokumen
Dengan melihat rekam medik klien yang
meliputi catatan kesehatan klien dan terapi yang diberikan pada klien.
1.4.5
Studi Pustaka
Dengan melihat pada teori-teori yang
mengacu pada kasus yang relevan.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I : Berisi Pendahuluan yang meliputi Latar
Belakang, Tujuan, Manfaat, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan.
BAB II : Berisi tinjauan teori yang terdiri dari konsep
vulvaginitis dan konsep kebidanan manajemen varney.
BAB III : Berisi tinjauan kasus yang berisikan
pengkajian data, identifikasi masalah dan diagnosa, antisipasi masalah
potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
BAB IV : Pembahasan yang berisi kesenjangan antara
teori dengan kasus / praktek lapangan.
BAB V : penutup yang berisi kesimpulan dan
saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB
II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Konsep Vulvaginitis
2.1.1 Definisi
Peradangan
pada vulva dan vagina yang ditandai dengan rasa gatal pada daerah kemaluan,
pembengkakan membrane mukosa, kemerahan, rasa seperti terbakar, dan iritasi.
Radang
pada vulva dan vagina menimbulkan
keputihan yang berbau tidak sedap, sakit pada saat buang air kemih, dan ketika
berhubungan seksual. Gangguan ini erat hubungannya dengan kurang terjaganya
kebersihan pada daerah vagina.
2.1.2 Penyebab
1) Infeksi
Berdasarkan penyebabnya,
infeksi-infeksi tersebut adalah:
a.
Infeksi
bakteri
Neisseria gonorrhoeae : Gonorrhoe
Chlamydia trachomatis : infeksi
Chlamydial
Gardnerella vaginalis : vaginosis
Mycoplasma hominis dan Ureaplasma
urealyticum : Mycoplasmosis
b.
Infeksi
virus
Herpes virus (H.
Simplex, H. Zoster, Varicella)
Poxvirus :
Moluscum contagiosum
Papovavirus :
Condyloma
Infeksi jamur
Candida
albicans : Kandidiasis
c.
Infeksi
protozoa
Trichomonas vaginalis : Trikomoniasis
Entamoeba histolytica : Amoebiasis
vaginae
d.
Infeksi
cacing
Enterobius vermicularis
2) Infeksi Pada Vagina
Pada pemeriksaan sekret vagina pada pasien
normal, dapat ditemukan batang gram
positif, yaitu Lactobacillus acidophillus. Bakteri ini dapat mempertahankan ekosistem vagina dengan 3 cara:
positif, yaitu Lactobacillus acidophillus. Bakteri ini dapat mempertahankan ekosistem vagina dengan 3 cara:
a. Memproduksi asam
laktat yang mempertahankan pH vagina normal, yaitu 4 (rata-rata 3,8-4,2) , sehingga dapat menghambat
pathogen
b. Memproduksi
Hidrogen Peroksida yang toksis terhadap mikroflora anaerob
c.
Memiliki mikrovili yang menempel pada reseptor di sel-sel epitel vagina, sehingga
menghalangi penempelan patogen.
3) Infeksi Jamur
Kandidiosis
vulvovaginal (KV)
Kandidiosis vulvovaginal merupakan infeksi
vagina yang disebabkan oleh Candida spp terutama Candida albicans. Diperkirakan sekitar 50% wanita
pernah mengalami
kandidiosis vulvovaginitis paling sedikit dua kali dalam hidupnya. Jamur ini hidup dalam suasana asam yang mengandung glikogen. Keadaan-keadaan yang mendukung timbulnya infeksi adalah kehamilan, pemakaian pil kontrasepsi, pemakaian kortikosteroid dan pada penderita Diabetes Melitus.
kandidiosis vulvovaginitis paling sedikit dua kali dalam hidupnya. Jamur ini hidup dalam suasana asam yang mengandung glikogen. Keadaan-keadaan yang mendukung timbulnya infeksi adalah kehamilan, pemakaian pil kontrasepsi, pemakaian kortikosteroid dan pada penderita Diabetes Melitus.
4) Infeksi Protozoa
Trichomoniasis
Trichomoniasis adalah infeksi traktus urogenitalis yang disebabkan oleh protozoa yaitu T. vaginalis. Masa inkubasi berkisar antara 5-28 hari. Pada wanita T. vaginalis paling sering menyebabkan infeksi pada epitel vagina, selain pada uretra, serviks, kelenjar Bartholini dan kelenjar skene.
Trichomoniasis adalah infeksi traktus urogenitalis yang disebabkan oleh protozoa yaitu T. vaginalis. Masa inkubasi berkisar antara 5-28 hari. Pada wanita T. vaginalis paling sering menyebabkan infeksi pada epitel vagina, selain pada uretra, serviks, kelenjar Bartholini dan kelenjar skene.
Trichomoniasis biasanya ditularkan melalui
hubungan seksual tanpa menggunakan
pelindung (kondom) dengan seseorang yang mengidap trichomoniasis atau dapat juga ditularkan melalui perlengkapan mandi (handuk).
pelindung (kondom) dengan seseorang yang mengidap trichomoniasis atau dapat juga ditularkan melalui perlengkapan mandi (handuk).
5) Infeksi Bakteri
Vaginosis Bakterial (VB)
Vaginosis bakterial merupakan sindroma atau
kumpulan gejala klinis akibat pergeseran lactobacilli yang merupakan flora normal vagina yang dominan
oleh bakteri lain, seperti Gardnerella
vaginalis, Prevotella spp, Mobilancus spp, Mycoplasma spp dan Bacteroides
spp. Vaginosis bakterial merupakan penyebab vaginitis
yang sering ditemukan terutama pada wanita yang
masih aktif secara seksual, namun demikian Vaginosis bakterial tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
6) Zat atau Benda yang Bersifat Iritatif
- spermisida,
pelumas, kondom, diafragma, penutup serviks dan spons
- sabun cuci dan
pelembut pakaian
- deodorant
- zat di dalam air
mandi
- pembilas vagina
- pakaian dalam yang
terlalu ketat, tidak berpori-pori dan tidak menyerap keringat
7) Tumor ataupun jaringan abnormal lainnya
8) Terapi penyinaran obat-obatan
9) Perubahan abnormal
2.1.3 Gejala
Gejala yang paling sering ditemukan
adalah keluarnya cairan abnormal dari vagina. Dikatakan abnormal jika jumlahnya
sangat banyak, baunya menyengat atau disertai gatal-gatal dan nyeri. Cairan
yang abnormal sering tampak lebih kental dibandingkan cairan yang normal dan
warnanya bermacam-macam, misalnya bisa seperti keju atau kuning kehijauan atau
kemerahan.
Infeksi
vulva vagina karena bakteri cenderung mengeluarkan cairan berwarna putih,
abu-abu atau keruh kekuningan dan berbau amis. Setelah melakukan hubungan
seksual atau mencuci vagina dengan sabun, bau cairannya semakin menyengat,
karena terjadi penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin banyak yang
tumbuh. Vulva terasa agak gatal dan mengalami iritasi.
Infeksi
jamur menyebabkan gatal-gatal sedang sampai hebat dan rasa terbakar pada vulva
dan vagina. Kulit tampak merah dan terasa kasar. Dari vagina keluar cairan
kental seperti keju. Infeksi ini cenderung berulang pada wanita penderita
diabetes dan wanita yang mengkonsumsi antibiotik.
Infeksi
karena tricomonas vaginalis menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih,
hijau, keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap. Gatal-gatalnya
sangat hebat.
2.1.4 Patofisiologi
Perubahan
lingkungan vagina, seperti peningkatan produksi glikogen pada saat kehamilan
dan tingkat progesterone karena kontrasepsi oral, memperkuat penempelan Candida
albicans ke sel epitel vagina dan memfasilitasi pertumbuhan jamur.
Pada
pasien dengan tricomoniasis, perubahan tingkat estrogen dan progesterone,
sebagaimana juga peningkatan pH vagina dan tingkat glikogen, dapat memperkuat
pertumbuhan dan virulensi T.vaginalis.
2.1.5 Diagnosis
Diagnosa ditegakkan berdasarkan
gejala, hasil pemeriksaan fisik dan karakteristik cairan yang keluar dari
vagina. Contoh cairan yang diperiksa dengan mikroskop dan biakan untuk
mengetahui organism penyebabnya. Untuk mengetahui adanya keganasan, dilakukan
pemeriksaan pap smear.
2.1.6 Pengobatan
Jika
cairan yang keluar dari vagina normal, kadang pembilasan dengan air bisa
membantu mengurangi jumlah cairan. Cairan vagina akibat vaginitis perlu diobati
secara khusus sesuai dengan penyebabnya. Jika penyebabnya adalah infeksi,
diberikan antibiotic, anti jamur atau anti virus, tergantung kepada organism
penyebabnya. Untuk mengendalikan gejalanya bisa dilakukan pembilasan vagina
dengan campuran cuka dan air. Tetapi pembilasan ini tidak boleh dilakukan
terlalu lama dan terlalu sering karena dapat meningkatkan resiko terjadinya
peradangan panggul.
Jika
akibat infeksi labia (lipatan kulit disekitar vagina dan uretra) menjadi
menempel satu sama lain, bisa dioleskan krim estrogen selama 7-10 hari.
Selain
antibiotik, untuk infeksi bakteri juga diberikan jeli asam propion agar cairan
vagina lebih asam sehingga mengurangi pertumbuhan bakteri. Pada infeksi menular
seksual, untuk mencegah berulangnya infeksi kedua pasangan seksual diobati pada
saat yang sama.
Penipisan
lapisan vagina pasca menopause diatasi
dengan terapi sulih estrogen. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet,
plester kulit maupun krim yang dioleskan langsung ke vulva dan vagina.
Selain
obat-obatan penderita juga sebaiknya memakai pakaian dalam yang tidak terlalu
ketat dan menyerap keringat sehingga sirkulasi udara tetap terjaga (misalnya
terbuat dari katun) serta menjaga kebersihan vulva (sebaiknya gunakan sabun
gliserin). Untuk mengurangi nyeri dan gatal-gatal bisa dibantu dengan kompres
dingin pada vulva atau berendam dalam air dingin.
Untuk mengurangi gatal-gatal yang
bukan disebabkan oleh infeksi bisa dioleskan krim atau salep corticosteroid dan
antihistamin per oral (tablet), krim atau tablet acyclovir diberikan untuk
mengurangi gejala dan memperpendek lamanya infeksi herpes. Untuk mengurangi
nyeri bisa diberikan obat pereda nyeri.
2.1 Konsep Manajemen Varney
I.
PENGKAJIAN

Jam :
No. Reg : Untuk dapat membedakan
antara pasien satu dengan pasien yang lain dalam suatu ruangan.
A.
Data Subyektif
1.
Biodata
Nama : nama ibu dan suami
untuk mengenal, memanggil, dan menghindari terjadinya kekeliruan. (Christina, 2000 :41)
Umur : untuk mengetahui apakah pasien termasuk
resiko tinggi
Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan
pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan diketahuinya
agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan
asuhan kebidanan. (Depkes RI, 2002:14)
Suku : untuk
mengetahui dari suku mana ibu berasal dan menentukan cara pendekatan serta pemberian
asuhan.
Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial
ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu /suami dapat mempengaruhi kesehatan
klien/tidak.
Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar
dalam memberikan asuhan.
Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita dan mengetahui pola kebiasaan yang
dapat mempengaruhi kesehatan klien.
Alamat :
untuk mengetahui tempat tinggal klien
dan menilai apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya.
2.
Alasan Datang
Apa maksud klien datang ke RS
3.
Keluhan Utama
Ditanyakan
untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan saat pengkajian.
4.
Riwayat Kesehatan
Yang Lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah
diderita ibu sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah
tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu menderita kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu
pernah dirawat di rumah sakit atau tidak.
5.
Riwayat
Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu
sedang menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun
penyakit keturunan seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga
apakah ibu sedang menderita kanker ataupun tumor.
6.
Riwayat Kesehatan
Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
§ Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit
menular seperti TBC, hepatitis.
§ Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan
pembekuan darah, jiwa, asma.
7.
Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai :
o
Menarche adalah terjadi haid
yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia pubertas yaitu sekitar12-16
tahun.
o
Siklus haid pada setiap wanita
tidak sama. Siklus haid yang normal / dianggap sebagai siklus adalah 28 hari,
tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang
siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari.
o
Lamanya Haid. Biasanya antara
2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai
7-8 hari. Pada wanita biasanya lama haid ini tetap.
o
Keluhan yang dirasakan.
o
Keputihan. Warnanya, bau, gatal
/ tidak.
8.
Riwayat Pernikahan
Untuk mengetahui berapa kali,
lama, dan umur pertama kali menikah
9.
Riwayat Kehamilan,
Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Untuk
mengetahui apakah kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu berjalan normal
atau adakah komplikasi selama kehamilan, persalinan dan nifas.
10. Riwayat KB
Untuk mengetahui
alat kontrasepsi yang digunakan ibu saat ini, jenisnya, dan berapa lama.
11. Pola Kebiasaan Sehari - hari
Untuk mengetahui
bagaimana pola nutrisi ibu, eliminasi, istirahat, aktivitas, rekreasi, personal
hygiene dan seksual.
12. Data Psikososial
Untuk mengetahui psikologis
pasien sekarang ini dan bagaimana hubungan pasien dengan orang lain, juga
kepercayaan terhadap agama.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/somnolen/koma
Tekanan darah : normal (100/60 – 140/90 mmHg)
Suhu : normal (36,5 – 37,5 º C)
Nadi : normal (60 – 90 x/menit)
Pernafasan : normal (16 – 24 x/menit)
2.
Pemeriksaan Fisik
a.
Inspeksi
Rambut : bersih, hitam, tidak
ada ketombe
Kepala : simetris, tidak tampak
benjolan abnormal, tidak ada lesi , kulit kepala bersih
Wajah : tidak
pucat, tidak oedem
Mata : tidak
sklera kuning, tidak conjungtiva pucat
Telinga :
tidak ada sekret, pendengaran
baik
Hidung : tidak simetris, bersih, tidak ada
serumen
Mulut : bibir lembab,
tidak stomatitis, lidah bersih, tidak ada caries gigi
Leher : tidak tampak
pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis dan kelenjar limfe / tidak
Dada : payudara
simetris, puting susu menonjol, nafas teratur, tidak sesak
Abdomen
: untuk mengetahui apakah
ada luka bekas operasi/tidak, tampak membesar/tidak
Genetalia : bersih,
tidak ada kelainan, tidak varises, tidak oedem
Ekstremitas :
Atas :
simetris, tidak oedema, kuku dan jari
tidak pucat
Bawah
: simetris,
tidak oedem, tidak varises
b. Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan
abnormal
Leher : tidak teraba pembesaran
kelanjar tyroid, vena jugularis dan kelenjar
limfe
Payudara : tidak teraba benjolan abnormal, colostrum tidak
keluar
Perut : tidak
teraba benjolan abnormal, tidak terdapat pembesaran perut, tidak terdapat nyeri
tekan
Ekstremitas :
Atas
: tidak oedema
Bawah :
tidak oedema, tidak varises
c. Auskultasi
Dada : tidak terdengar suara wheezing maupun ronchi
d. Perkusi
Reflek
patela +/-
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH
Dx
: Ny “…”P…. Ab… Usia …. tahun dengan ……
DS : Data yang diperoleh melalui anamnesa
DO : Keadaan
umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran :
composmentis/somnolen/koma
Tekanan
darah : normal (100/60 – 140/90 mmHg)
Suhu : normal (36,5 – 37,5 º C)
Nadi
: normal (60 – 90 x/menit)
Pernafasan : normal
(16 – 24 x/menit)
III.
ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Masalah potensial yang mungkin terjadi
pada vulvaginitis.
IV.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Menentukan
tindakan yang akan segera dilakukan berdasarkan pada masalah potensial yang
terjadi (kolaborasi dengan dokter atau tenaga kesehatan lainnya).
V.
INTERVENSI
Dx :
Ny “...”P… Ab…. Usia …. tahun dengan ……
Tujuan :
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan
dan dilakukan pemeriksaan diharapkan tidak terjadi komplikasi.
Kriteria Hasil :
Keadaan umum :
baik
Kesadaran :
composmentis
Tekanan darah :
normal (100/60 – 140/90 mmHg)
Suhu :
normal (36,5 – 37,5 º C)
Nadi :
normal (60 – 90 x/menit)
Pernafasan :
normal (16 – 24 x/menit)
Tidak ada komplikasi pada ibu
Intervensi :
1.
Lakukan pendekatan terapeutik pada pasien
R/ dengan pendekatan terapeutik akan tercipta hubungan yang kooperatif
antara klien dengan petugas
2.
Jelaskan pada pasien tentang keadaannya
R/ menambah pengetahuan pasien dan pasien lebih mengerti
3.
Anjurkan pada pasien agar menjaga kebersihan daerah genetalianya
R/ dengan
menjaga kebersihan daerah genetalianya, terhindar dari infeksi dan member rasa
nyaman
4.
Anjurkan pada pasien untuk tidak menggunakan sabun saat membersihkan
alat genetalianya
R/ terlalu sering
menggunakan sabun akan mengakibatkan penurunan keasaman vagina sehingga bakteri
semakin banyak tumbuh
5.
Anjurkan pada pasien agar memakai celana dalam yang tidak terlalu ketat
dan dapat menyerap keringat
R/ terhindar
dari kelembaban
6.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi dan KIE
R/ fungsi
independent
VI.
IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dejngan intervensi
dan kondisi klien.
VII. EVALUASI
Dilakukan untuk mengevaluasi
keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang telah diberikan dengan mengacu
pada kriteria hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I.
PENGKAJIAN
Hari/Tanggal : Senin, 07 Maret 2011
Jam : 11.00 WIB
No. Register : 031469
A.
Data Subyektif
1. Biodata
Nama Istri : Ny.”N”
Usia :
13 tahun
Agama : Islam
Suku :
Jawa
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Pelajar
Penghasilan
: -
Alamat : Talun
- Blitar
|
|
2.
Alasan Datang
Klien mengatakan ingin
memeriksa keadaannya
3. Keluhan Utama
Klien
mengatakan mengalami keputihan dalam jumlah banyak
4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Klien mengatakan tidak
pernah menderita penyakit menurun seperti tekanan darah tinggi, jantung,
kencing manis, asma dan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
penyakit kuning, TBC serta tidak pernah melakukan operasi
5. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan mengalami
keputihan dalam jumlah banyak, hampir setiap hari sudah lama, tidak gatal
6. Riwayat Kesehatan keluarga
Klien mengatakan di dalam
keluarganya dan keluarga suaminya tidak
ada yang menderita penyakit menular maupun menurun. Di dalam silsilah keluarga
tidak ada keturunan kembar.
7. Riwayat Haid
Menarche : 12 tahun
Siklus : 28 hari
Lama : 6 – 7 hari
Jumlah : 2-3 tella / hari
Bau : anyir
Fluor albus : ada dalam jumlah banyak
Keluhan : tidak ada keluhan saat haid
8. Riwayat pernikahan
Klien belum
pernah menikah
9. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang
Lalu
Klien belum
pernah hamil
10. Riwayat KB
Klien belum
pernah KB
11. Pola kebiasaan sehari-hari
Pola Kebiasaan
|
Sebelum Sakit
|
Selama Sakit
|
Nutrisi
|
- Makan 3x/hari, komposisi nasi, lauk, sayur,
terkadang buah.
- Minum
air putih ± 7 - 8 gelas/hari
- Tidak
ada pantangan, tidak alergi
|
- Makan 3x/hari, komposisi nasi, lauk, sayur
dan buah lebih sering
- Minum air putih ± 7 – 8 gelas/ hari
- Tidak ada pantangan
|
Eliminasi
|
- BAB 1 x/hari, konsistensi lunak.
- BAK 5 – 6 /hari, warna kuning jernih.
- Saat BAB dan BAK tidak ada keluhan
|
- BAB 1x/hari, konsistensi lunak.
- BAK 5 – 6 x/hari, warna kuning jernih.
- Saat
BAB dan BAK tidak ada keluhan.
|
Istirahat
|
- Tidur siang ± 2 jam, mulai pukul 13.00 –
15.00 WIB
-
Tidur malam ± 7 jam, mulai
pukul 21.00 – 04.00 WIB
|
-
Tidur siang ± 2 jam, mulai
pukul 13.00 – 15.00 WIB
-
Tidur malam ± 7 jam, mulai
pukul 21.00 – 04.00 WIB
|
Aktivitas
|
- klien masih sebagai pelajar
|
- klien
masih sebagai pelajar
|
Personal Hygiene
|
Mandi dan gosok gigi 2 x/hari, ganti baju dan celana dalam tiap
habis mandi, kotor atau basah, keramas 3 x/minggu
|
Mandi dan gosok gigi 2 x/hari, ganti baju dan celana dalam tiap
habis mandi, kotor atau basah, keramas 3 x/minggu
|
Rekreasi
|
Klien suka nonton TV, jika ada hari libur klien pergi ke rumah
saudaranya
|
klien suka nonton TV, jika ada hari libur ibu pergi ke rumah
saudaranya, jalan – jalan pagi di sekitar rumah
|
Kebiasaan
|
Klien tidak pernah merokok, tidak minum – minuman keras atau yang
berakohol
|
Klien tidak pernah merokok, tidak minum – minuman keras atau yang
berakohol
|
12.
Data Psikososial
a.
Psikologi : Klien
merasa cemas dengan penyakitnya sekarang.
b. Sosial : Hubungan klien dengan keluarga harmonis
c. Budaya : Klien mengatakan dalam keluarganya tidak ada
larangan tidak percaya mitos – mitos, jika ada anggota keluarga yang sakit
berobat ke tenaga kesehatan.
B. Data Obyektif
1.
Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : : composmentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Suhu : 37 o C
Nadi : 80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
BB : 47 kg
2.
Pemeriksaan Fisik :
a.
Inspeksi
Rambut : bersih, hitam, lurus, tidak berketombe
Kepala : bersih, tidak tampak benjolan abnormal
Wajah
: tidak pucat, tidak bengkak
Mata : simetris, conjungtiva tidak pucat, sclera tidak ikterus
Telinga :
simetris, tidak ada serumen
Hidung :
bersih, tidak ada polip, tidak ada secret
Mulut : bibir lembab, bersih, tidak
ada stomatitis, tidak ada caries gigi, lidah tidak kotor
Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid dan
tidak tampak pembesaran vena jogularis dan kelenjar limfe
Dada : payudara simetris, tidak ada benjolan abnormal
Abdomen : bersih, tidak tampak pembesaran abnormal
Genetalia : bersih,
tidak tampak varises, tidak odem
Anus : bersih,
tidak ada haemoroid
Ekstermitas :
atas :
simetris, tidak cacat, tidak
odem, kuku dan jari tidak pucat, gerakan
aktif.
Bawah: simetris, tidak odem tidak ada varises tidak
cacat
b.
Palpasi
Kepala : tidak teraba benjolan abnormal
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak
teraba pembesaran vena jugularis, dan tidak teraba pembesaran kelenjar limfe
Dada :
tidak teraba benjolan abnormal, tidak
ada nyeri tekan pada kedua payudara
Abdomen : tidak
ada nyeri tekan pada perut bagian bawah
Ekstermitas : atas :
tidak odem
bawah : tidak odem
c.
Auskultasi
Dada : tidak terdengar ronchi ataupun wheezing
d.
Perkusi
Reflek Pattela : positif
3.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan VVP : - Batang gram negative (+)
-
Trichomonas (+)
-
Basah = epitel (+)
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH
Dx : Nn. “N” P0000 Ab000 Usia
13 tahun dengan vulvaginitis
Ds : Klien mengatakan mengalami keputihan dalam jumlah banyak setiap hari sudah lama tapi
tidak gatal dan tidak bau
Do : Keadaan
Umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan
Darah : 110/80 mmHg
Suhu :
37o C
Nadi :
80x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
BB :
47 kg
Masalah : Cemas dengan keadaannya
Ds : klien mengatakan merasa cemas dengan keadaannya
sekarang.
Do : Ekspresi wajah klien tampak cemas.
Tekanan
Darah : 110/80 mmHg
Suhu :
37 o C
Nadi :
80 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
III. ANTISIPASI MASALAH
POTENSIAL
-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
V.
INTERVENSI
Dx : Nn. “N” P0000 Ab000 Usia
13 tahun dengan vulvaginitis
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu
dapat mengerti dengan keadaannya.
Kriteria hasil :
Tidak terjadi
komplikasi
Keputihan dapat teratasi
Intervensi :
1.
Lakukan pendekatan terapeutik pada pasien
R/ dengan pendekatan terapeutik akan tercipta hubungan yang kooperatif
antara klien dengan petugas
2.
Jelaskan pada pasien tentang keadaannya
R/ menambah pengetahuan pasien dan pasien lebih mengerti
3.
Anjurkan pada pasien agar menjaga kebersihan daerah genetalianya
R/ dengan
menjaga kebersihan daerah genetalianya, terhindar dari infeksi dan member rasa
nyaman
4.
Anjurkan pada pasien untuk tidak menggunakan sabun saat membersihkan
alat genetalianya
R/ terlalu sering menggunakan
sabun akan mengakibatkan penurunan keasaman vagina sehingga bakteri semakin
banyak tumbuh
5.
Anjurkan pada pasien agar memakai celana dalam yang tidak terlalu ketat
dan dapat menyerap keringat
R/ terhindar
dari kelembaban
6.
Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi dan KIE
R/ fungsi
independent
Masalah :
-
Cemas dengan
keadaannya
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan
Kriteria Hasil : Ekspresi klien tampak tenang
Intervensi masalah :
1. Lakukan pendekatan terapeutik pada ibu
R/ akan
tercipta suatu hubungan yang kooperatif antara klien dan bidan.
2. Berikan dukungan pada ibu
R/ dapat menimbulkan kepercayaan pada diri klien.
3. Dengarkan keluhan dan pertanyaan ibu
R/ dengan
mengungkapkan perasaan yang dialami dapat membantu mengatasi rasa cemas ibu.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal : 07 Maret 2011
Jam :
11.30 WIB
Dx :
Nn. “N” P0000 Ab000 Usia 13 tahun dengan vulvaginitis
Implementasi :
1.
Melakukan pendekatan terapeutik
pada klien dan keluarga serta menjelaskan
tentang keadaan klien dan tindakan yang akan dilakukan
2.
Menjelaskan kepada klien
tentang keadaan penyakitnya, bahwa penyakitnya itu dikarenakan oleh
protozoa(Trichomonas)sehingga klien tidak perlu cemas dan penyakitnya itu dapat
disembuhkan
3.
Menganjurkan klien agar menjaga
kebersihan daerah genetalia untuk mencegah infeksi dan meningkatkan rasa nyaman
4.
Menganjurkan klien untuk tidak
menggunakan sabun untuk membersihkan genetalianya agar tidak menurunkan kadar
keasaman vagina sehingga tidak memperbanyak bakteri tumbuh
5.
Menganjurkan pada klien agar
memakai celana dalam yang tidak terlalu ketat dan dapat menyerap keringat agar
dapat terhindar dari kelembapan
6.
Melaksanakan kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian terapi dan KIE
Tx : metronidazol 2x5 mg
Klamidamisin 3x5 mg
Rob
2x1
Masalah :
-
Cemas dengan keadaannya
Intervensi :
1.
Melakukan pendekatan terapeutik
dengan memperkenalkan diri dan mendengarkan.
2.
Memberi dukungan pada klien
dengan menunjukkan sikap dan rasa empati.
3.
Mendengarkan keluhan – keluhan
dan pertanyaan yang dilontarkan klien serta menjawab dengan baik dan benar.
VII. EVALUASI
Tanggal : 07 Maret 2011
Jam : 12.00 WIB
Dx : Nn. “N” P0000 Ab000 Usia
13 tahun dengan vulvaginitis
S : Klien mengatakan mengerti dan
memahami penjelasan yang diberikan oleh dokter
O : Keadaan umum : baik
Kesadaran :
composmentis
TD : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/menit
RR : 20x/menit
Suhu : 370C
Pemeriksaan VVP : - Batang gram
negative (+)
-
Trichomonas (+)
-
Basah = epitel (+)
A : Nn. “N” P0000 Ab000 Usia
13 tahun dengan vulvaginitis
P : - Memberitahukan hasil
pemeriksaan pada klien
-
Memberikan antibiotic
-
Memberikan KIE pada klien
tentang kebersihan genetalia dan pemakaian celana dalam
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada kasus Nn. “N” P0000 Ab000 Usia
13 dengan vulvaginitis. Dilakukan asuhan kebidanan dengan menggunakan
management 7 langkah Varney. Pengkajian data subyektif dilakukan secara lengkap mulai dari keluhan,
riwayat kesehatan, dan kebiasaan sehari-hari. Pada pemeriksaan ditemukan keputihan
dalam jumlah banyak.
Keputihan dapat disebabkan oleh infeksi
ataupun zat atau benda yang bersifat iritatif. Sehingga diperlukan terapi
khusus untuk menyembuhkannya.
Setelah melakukan asuhan kebidanan
pada Nn. “N” P0000 Ab000 Usia 13 tahun dengan vulvaginitis,
maka penulis berpendapat bahwa vulvaginitis yang Nn. “N” disebabkan karena infeksi
protozoa (Trichomonas). Hal ini dapat dilihat dari hasil pemeriksaan VVP yang
hasilnya menunjukkan dalam mukosa vagina terdapat biakan Trichomonas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan pada Nn. “N” P0000 Ab000 Usia
13 tahun dengan vulvaginitis, penulis dapat menyimpulkan:
1.
Pada pengkajian data asuhan
yang diberikan sudah komprehensif untuk dapat menegakkan diagnosa.
2.
Pada identifikasi masalah/
diagnosa asuhan yang diberikan sudah sesuai, komprehensif dan dapat menegakkan
diagnosa.
3.
Pada identifikasi masalah
potensial juga dilakukan dengan komprehensif.
4.
Pada identifikasi kebutuhan
segera tidak dilakukan dengan komprehensif karena dalam kasus ini tidak
memerlukan kebutuhan yang segera karena tidak membahayakan nyawa ibu.
5.
Pada intervensi/ perencanaan
asuhan yang diberikan sudah sesuai dan komprehensif sesuai dengan teori dan
praktek.
6.
Pada implementasi/ pelaksanaan
asuhan sudah dilakukan dengan komprehensif tetapi intervensi yang dikerjakan hanya
beberapa yang sesuai dengan keadaan pasien.
7.
Pada evaluasi asuhan yang
diberikan sudah dilakukan secara komprehensif dan evaluasi yang di dapat sesuai
dengan yang diharapkan.
5.2 Saran
1.
Bagi petugas yang memberi
asuhan kebidanan diharapkan mempertahankan hubungan dengan pasien untuk menjaga
komunikasi dalam upaya menjalin kerjasama antara petugas dan klien untuk
keberhasilan asuhan yang diberikan.
2.
Bagi klien/ ibu harus mematuhi
saran petugas kesehatan seperti menjaga kebersihan alat genetalianya.
by: OBAT KEPUTIHAN
BalasHapusTerima kasih untuk berbagi informasi dengan kami , Setelah membaca artikel Anda saya menjadi sangat tertarik dengan blog yang Anda kelola