BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Masa kehamilan
dimulai dari konsepsi
sampai lahirnya janin. Lamanya 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 10 hari)
dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan
melibatkan perubahan fisik
maupun emosional dari
ibu serta perubahan
sosial di dalam
keluarga. Pada umumnya kehamilan
berkembang dangan normal yang
dialami ibu serta
tumbuh kembang janin, juga
mendeteksi serta
penatalaksanaan setiap kondisi
yang tidak normal. Pada
umumnya kehamilan dengan
normal dan menghasilkan kelahiran
bayi yang sehat
dan cukup bulan
melalui jalan lahir
namun kadang tidak
sesuai dengan yang
diharapkan (Wiknjosastro,
2005:125).
Pada kehamilan
terdapat perubahan seluruh
tubuh wanita, khususnya pada
alat genetalia aksterna
dan interna dan
pada payudara. Dalam hal
ini hormon somatomammotropin, estrogen dan
progesteron mempunyai peranan
penting. Perubahan-perubahan
yang terjadi tidak
hanya secara fisik
namun juga secara
psikis. Wanita menjadi rentan
dan perlu pengawasan
agar kehamilannya dapat
berjalan dengan baik
dan normal (Salmah, 2006: 24).
Tidak
hanya calon ibu
yang mengalami perubahan
fisik maupun psikologis, janin di
dalam rahim juga
mengalami perubahan,
perubahan yang di
maksud adalah perubahan
letak janin. Selama janin
berada di dalam
rahim, janin melakukan sejumlah
aktivitas sesuai perkembangan
kemampuannya dari bulan
ke bulan. Karena itu, letak
janin berubah-ubah. Tubuhnya yang
kecil dan ruang
di dalam rahim
yang luas memungkinkan
ia berakrobat bak
pemain sirkus (Salmah, 2006).
Dengan menganggap
semua ibu memiliki
resiko tinggi maka
dilakukan pengawasan kehamilan
atau yang dikenal
dengan ANC (Antenatal Care). Dengan usaha ini
ternyata angka mortalitas
serta morbiditas ibu
dan bayi jelas
menurun. Sedapat mungkin
wanita tersebut diberi
pengertian sedikit tentang
kehamilan serta menyelamatkan
ibu dan anak
dalam kehamilan, persalinan dan
masa nifas (Salmah, 2006: 28).
Ini
berarti dalam antenatal
care harus diusahakan agar
wanita hamil sampai
akhir kehamilannya sekurang-kurangnya harus
semuanya sehat atau
lebih sehat, dan jika
ada kelainan harus
dideteksi secara dini
dan ditangani. Oleh karena
itu tenaga kesehatan, khususnya bidan, harus
terampil dan kompeten
dalam memberikan asuhan
antenatal pada ibu hamil
(Saifuddin, 2002: 88).
1.2 Tujuan
1.2.1.
Tujuan Umum
Setelah
melakukan PKK II diharapkan
mahasiswa mampu melaksanakan
asuhan kebidanan pada Ny “L” GIII PI00I AbI00
usia kehamilan 27 – 28 minggu janin tunggal, hidup, intra uterin dengan
kehamilan normal secara
komprehensif pada klien.
1.2.2. Tujuan Khusus
Mahasiwa mampu
:
1.
Mahasiswa dapat memahami
tinjauan teori tentang kehamilan fisiologis dan melakukan pengkajian pada Ny “L”
GIII PI00I AbI00 usia kehamilan 27 – 28 minggu
janin tunggal, hidup, intra uterin dengan kehamilan normal.
2.
Menegakkan diagnosa kebidanan
dan mengidentifikasi masalah-masalah berdasarkan data subyektif dan obyektif.
3.
Mengidentifikasi masalah
potensial yang mungkin terjadi.
4.
Menentukan kebutuhan segera
atas diagnosa yang telah diambil.
5.
Merencanakan tindakan yang akan
dilakukan untuk menangani kasus sesuai dengan diagnosa dan masalah yang ada.
6.
Melaksanakan dari rencana yang
telah dilakukan.
7.
Melaksanakan evaluasi atas
tindakan yang telah dilakukan.
1.3 Manfaat
a.
Mahasiswa dapat memahami
tentang kehamilan normal.
b.
Memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien dengan kehamilan normal.
c.
Mengevaluasi institusi dalam
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standart pelayanan operasional yang
telah ditetapkan.
1.4 Metode Penulisan
Adapun tata cara yang digunakan dalam pengumpulan data,
antara lain :
a.
Wawancara
Dengan melakukan tanya jawab langsung
kepada klien maupun keluarga.
b.
Observasi
Dengan melakukan pengamatan langsung
dan melihat tindakan yang dilakukan untuk pasien.
c.
Praktek Langsung
Dengan melakukan tindakan yang
dilakukan kepada klien secara langsung.
d.
Studi Dokumen
Dengan melihat rekam medik klien yang
meliputi catatan kesehatan klien dan terapi yang diberikan pada klien.
e.
Studi Pustaka
Dengan melihat pada teori-teori yang
mengacu pada kasus yang relevan.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I : Berisi Pendahuluan yang meliputi Latar
Belakang, Tujuan, Manfaat, Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan.
BAB II : Berisi tinjauan teori yang terdiri dari
kehamilan fisiologis, kehamilan resiko tinggi, dan konsep kebidanan Manajemen Varney.
BAB III : Berisi tinjauan kasus yang berisikan
pengkajian data, identifikasi masalah dan diagnosa, antisipasi masalah
potensial, identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan
evaluasi.
BAB IV : Pembahasan yang berisi kesenjangan antara
teori dengan kasus / praktek lapangan.
BAB V : penutup yang berisi kesimpulan dan
saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Kehamilan
2.2.1
Pengertian
Kehamilan adalah pertemuan sel sperma
dengan ovum yang diikuti dengan nidasi atau konsepsi yang diikuti dengan nidasi
(Manuaba, 2000: 98).
Kehamilan
adalah masa mulai dari hasil konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya 280 hari
(40 minggu/ 9 bulan 7 hari) dihitung dengan hari pertama haid terakhir (Saifuddin, 2002: 80).
Kehamilan
adalah masa mulai dari ovulasi sampai partus yaitu kira-kira 280 hari (40
minggu) dan tidak lebih dari 300 hari (42 minggu) (Wiknjosastro, 2005: 125).
2.2.2
Etiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau
2 sel telur (ovum) dari indung telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai
(fimbrae) dan masuk ke dalam saluran telur. Waktu persetubuhan, cairan semen
tumpah ke dalam vagian dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki
rongga rahim lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma
biasanya terjadi di bagian yang menggembung dari tuba falopii (Wiknjosastro, 2005: 125).
Disekitar sel telur, banyak berkumpul
sperma yang mengeluarkan ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum.
Kemudian pada tempat yang paling mudah untuk dimasuki, masuklah 1 sel mani dan
kemudian bersatu dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi =
fertilisasi) (Wiknjosastro, 2005: 125).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sampai
bergerak (oleh rambut getar tuba) menuju ruang rahim, kemudian melekat pada
mukosa rahim untuk selanjutnya bersarang di ruang rahim, peristiwa ini disebut
nidasi (implantasi). Dari pembuahan sampai dengan nidasi diperlukan waktu ± 6-7
hari. Untuk menyuplai darah dan zat makanan bagi mudgah dan janin, dipersiapkan
plasenta. Jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel
telur), spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi = fertilisasi), nidasi dan
plasentasi (Wiknjosastro, 2005: 125).
2.2.3
Tanda-tanda Kehamilan
2.2.3.1 Tanda-tanda presumtif
·
Amenore (tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid
terakhir (HPHT) supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal
persalinan (TP), yang dihitung dengan menggunakan rumus dari Naegle: TP = (HPHT
+ 7) dan (bulan HT + 3) (Manuaba, 2000: 98).
·
Mual dan muntah (nausea and
vomiting)
Mual dan muntah biasa terjadi mulai kehamilan 2-8
minggu. Penyebab mual muntah ini masih belum diketahui tetapi mungkin karena
perubahan hormonal HCG, perubahan emosi ambivalen, penolakan kehamilan (Salmah, 2006: 71).
·
Mengidam (ingin makanan khusus)
Terjadi peningkatan hormone esterogen dalam tubuh ibu
sehingga terjadi proliferasi jaringan ikat dan vaskularisasi. Hal ini
menyebabkan terjadinya hipersalivasi selain itu ibu menjadi malas menelan
karena emesis (Salmah, 2006: 71).
·
Tidak tahan suatu bau-bauan
·
Pingsan
Hal ini terjadi karena adanya gangguan vasomotor/
hormonal. Bila tejadi pada sebelum kehamilan mungkin akibat bendungan vena pada
tungkai. Hal ini akan hilang setelah 16 minggu
(Salmah, 2006: 72).
·
Tidak ada selera makan
(anoreksia)
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan,
kemudian nafsu makan timbul kembali (Salmah, 2006: 72).
·
Lelah (fatigue)
Sulit untuk diterangkan mungkin karena adanya peningkatan
hormone progesterone, esterogen dan HCG (Salmah,
2006: 72).
·
Payudara membesar, tegang dan
sedikit nyeri
Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh esterogen dan
progesterone yang merangsang duktuli dan alveoli di mammae. Glandula Montgomeri
tampak lebih jelas (Wiknjosastro, 2005: 126).
·
Sering miksi
Hal ini terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan
pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar. Pada trimester ke
II pada umumnya keluhan ini mulai menghilang karena uterus yang mulai membesar
keluar dari rongga panggul. Pada akhir trimester gejala bias timbul karena
janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kemih (Wiknjosastro, 2005: 126).
·
Konstipasi/obstipasi
Ini terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan
oleh pengaruh hormone steroid (Wiknjosastro,
2005: 126).
·
Pigmentasi kulit
Pigmentasi kulit terjadi pada kehamilan 12 minggu ke
atas. Pada pipi dahi dan hidung kadang-kadang tampak deposit pigmen yang
berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areola mammae juga menjadi
lebih hitam karena didapatkan deposit pigmen yang berlebih. Daerah leher
menjadi lebih hitam. Demikian pula linea nigra di garis tengah abdomen menjadi
lebih hitam (=linea grisea). Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh hormone
kortiko-steroid plasenta yang merangsang melanofor dan kulit (Wiknjosastro, 2005: 126).
·
Epulish
Karena suatu hipertrofi papilla ginggivae. Sering
terjadi pada bulan pertama (Wiknjosastro,
2005: 126).
·
Pemekaran vena-vena (varises)
Selain karena herediter, juga karena dinding otot polos
vana melebar, akibat hormonal. Pembesaran uterus dan akibat travitasi bumi
sehingga menekan vena-vena (Salmah, 2006:
73).
2.2.3.2 Tanda-tanda kemungkinan
hamil
·
Tanda Hegar
Terjadi karena SBR (Segmen Bawah Rahim) melunak sehingga
seolah olah serviks terpisah dari rahim (Manuaba,
2000: 99).
·
Tanda Chadwick
Vulva dan vagina akibat hormone esterogen mengalami
perubahan pula. Adanya hipervaskularisasi yang mengakibatkan vagina dan vulva
menjadi tampak lebih merah, agak kebiruan (livide) (Wiknjosastro, 2005: 95).
·
Tanda Piscaseck
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol
jelas ke jurusan pembesaran tersebut (Wiknjosastro,
2005: 126).
·
Braxton Hicks
Bila uterus dirangsang mudah berkontraksi. Tanda ini
khas untuk uterus dalam masa hamil. Pada keadaan uterus yang membesar tetapi
tidak ada kehamilan misalnya pada mioma uteri, tanda Braxton Hicks tidak
ditemukan (Wiknjosastro, 2005: 127).
·
Teraba Ballotment
·
Reaksi kehamilan positif
Ada beberapa macam reaksi seperti reaksi Galli Mainini, reaksi Friedman, reaksi
Asheim-Zondek, dan reaksi imunologik, yang telah sering kita ketahui adalah
reaksi imunologik yaitu untuk mengetahui ada atau tidaknya hormone HCG dalam
kencing. Keuntungannya lebih cepat, akurat dan dengan titer yang rendah reaksi
telah positif (Wiknjosastro, 2005: 128).
2.2.3.3 Tanda pasti hamil (tanda
positif)
-
Gerakan janin yang dapat
dilihat atau dirasa/ diraba, juga bagian-bagian janin
Umumnya dapat dirasakan oleh ibu pada saat usia
kehamilan 18 minggu pada primigravida, sedangkan pada multigravida pada
kehamilan 16 minggu (Wiknjosastro, 2005: 129).
-
Denyut jantung janin:
-
Didengar dengan
stetoskop-mooral Laennec (pada usia kehamilan 18-20 minggu)
-
Dicatat dan didengar dengan
alat Doppler
-
Dicatat dengan feto-elektro
kardiogram
·
Dilihat pada USG
-
Terlihat tulang-tulang janin
dalam foto-rontgen (Wiknjosastro, 2005: 129).
2.2.4
Jenis Abortus Berdasarkan Usia Kehamilan
No
|
Jenis
|
Usia Kehamilan
|
Berat Janin
|
1.
|
Abortus Iminens
(hasil konsepsi masih didalam uterus, dan tanpa adanya dilatasi
serviks)
|
< 16 minggu Hasil konsepsi masih embrio dan plasentasi belum
selesai
|
Hasil konsepsi masih embrio dan plasentasi belum selesai
|
2.
|
Abortus insipiens
(hasil konsepsi masih didalam uterus, dan ada dilatasi serviks)
|
< 16 minggu
|
Hasil konsepsi masih embrio dan plasentasi belum selesai
|
3.
|
Abortus Inkompletus
(hasil konsepsi sudah keluar tapi masih ada sisa yang tertinggal
di dalam uterus)
|
< 16 minggu
|
Hasil konsepsi masih embrio dan plasentasi belum selesai
|
4.
|
Abortus Kompletus
(hasil konsepsi sudah keluar semua, perdarahan sedikit, ostium
uteri telah menutup dan uterus telah mengecil)
|
< 16 minggu
|
Hasil konsepsi masih embrio dan plasentasi belum selesai
|
5.
|
Imaturus
(janin tidak dapat hidup di luar kandungan)
|
16-28 minggu
|
< 1000 gram
|
6.
|
Prematurus
|
28-37 minggu
|
1000-2500 gram
|
7.
|
Aterm
|
38- 40 minggu
|
> 2500 gram
|
8.
|
Postdate
|
> 42 minggu
|
|
(Wiknjosastro,
2005: 225)
2.2.5
Score Puji Rohjati
Untuk melakukan screening atau
deteksi dini ibu beresiko tinggi dapat digunakan Score Puji Rohjati. Dimana
dengan Score Puji Rohjati ini kita dapat merencanakan persalinan ibu pada
kehamilan sekarang. Ibu hamil dengan score 6 atau lebih, dianjurkan bersalin
dengan tenaga kesehatan.
A. Keadaan Ibu Hamil
No
|
Keadaan Ibu Hamil
|
Tanggal Periksa
|
||||||
Skor
|
|
|
|
|
|
|
||
|
Skor awal ibu
hamil
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
Hamil pertama
terlalu muda/ tua
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
(≤ 16 th atau ≥
35 th)
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Hamil pertama
terlalu lambat (≥ 4 th)
|
4
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Anak terkecil 10
tahun atau lebih
|
4
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Anak terkecil ≤
2 th
|
4
|
|
|
|
|
|
|
5
|
Punya anak 4
atau lebih
|
4
|
|
|
|
|
|
|
6
|
Hamil pada umur
≥ 35 th
|
4
|
|
|
|
|
|
|
7
|
Tinggi badan ≤
145 cm
|
4
|
|
|
|
|
|
|
8
|
Pernah gagal
hamil
|
4
|
|
|
|
|
|
|
9
|
Pernah
melahirkan dengan tindakan
|
4
|
|
|
|
|
|
|
10
|
Pernah Operasi
Secar
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
SUB TOTAL A
|
|
|
|
|
|
|
|
B. Kondisi Ibu Hamil
11
|
Penyakit pada ibu
|
|
|
|
|
|
|
|
|
a. Kurang darah
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
b. Payah jantung
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
c. Tuberkulosa paru
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
d. Kencing manis
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
e. Malaria
|
4
|
|
|
|
|
|
|
|
f. Penyakit kronis lain
|
4
|
|
|
|
|
|
|
12
|
Bengkak pada muka/ tungkai
|
4
|
|
|
|
|
|
|
13
|
Kelainan letak janin
|
8
|
|
|
|
|
|
|
14
|
Hamil kembar 2 atau lebih
|
4
|
|
|
|
|
|
|
15
|
Hamil kembar air
|
4
|
|
|
|
|
|
|
16
|
Bayi mati dalam kandungan
|
4
|
|
|
|
|
|
|
17
|
Kehamilan lebih bulan
|
4
|
|
|
|
|
|
|
18
|
Perdarahan waktu hamil
|
8
|
|
|
|
|
|
|
19
|
Kejang-kejang pada hamil ≥ 7 bulan
|
8
|
|
|
|
|
|
|
|
Sub TOTAL B
|
|
|
|
|
|
|
|
|
SKOR IBU (Sub total A + B)
|
|
|
|
|
|
|
|
Apabila skor ibu 12 atau lebih dianjurkan bersalin di RS/ DSOG.
Penyuluhan Kehamilan/ Persalinan Aman- Rujukan Terencana
Kehamilan
|
Persalinan dengan Resiko
|
|||||||
Jumlah Skor
|
Kel. Resiko
|
Perawatan
|
Rujukan
|
Tempat
|
Penolong
|
Rujukan
|
||
RDB
|
RDR
|
RTW
|
||||||
2
|
KRR
|
Bidan
|
Tidak dirujuk
|
Rumah Polindes
|
Bidan
|
|
|
|
6-10
|
KRT
|
Bidan Dokter
|
Bidan PKM
|
Polindes PKM/ RS
|
Bidan Dokter
|
|
|
|
≥ 12
|
KRST
|
Dokter
|
Rumah Sakit
|
Rumah Sakit
|
Dokter
|
|
|
|
Keterangan:
KPR : Kehamilan Resiko
Rendah
KRT : Kehamilan Resiko
Tinggi
KRST : Kehamilan Resiko Sangat
Tinggi
2.2.6
Beberapa Cara untuk Menentukan Tuanya Kehamilan dan BB Janin dalam
Kandungan
1.
Dihitung dari tanggal haid
terakhir
2.
Ditambah 4,5 bulan dari waktu
ibu merasa janin hidup “feeling life” (quickening)
3.
Menurut Spiegelberg dengan
jalan mengukur TFU dari simfisis, maka diperoleh:
22-28 minggu 24-25 cm diatas simpisis
28 minggu 26,7 cm diatas simfisis
30 minggu 29,5-30 cm diatas simfisis
32 minggu 29,5-30 cm diatas simfisis
34 minggu 31 cm diatas simfisis
36 minggu 32 cm diata ssimfisis
38 minggu 33 cm diatas simfisis
40 minggu 37,7 cm diatas simfisis
4.
Menurut MC Donald adalah
modifikasi Spiegelberg yaitu jarak fundus-simfisis dalam cm dibagi 3,5 merupakan
tuanya kehamilan dalam bulan (Salmah,
2006: 32).
2.2.7
Cara Menghitung TBJ (Taksiran Berat Janin)
1.
Kepala belum masuk PAP
TBJ = (TFU – 13) x 155
2.
Kepala merapat PAP
TBJ = (TFU – 12) x 155
3.
Kepala sudah masuk PAP
TBJ = (TFU – 11) x 155
2.2.8
Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
Setiap wanita hamil menghadapi resiko
komplikasi yang bisa mengancam jiwanya. Oleh karena itu, setiap wanita hamil
sedikitnya memerlukan 4 kali kunjungan selama periode antenatal:
-
Satu kali kunjungan selama
trimester I (sebelum 14 minggu)
-
Satu kali kunjungan selama
trimester II (antara minggu 14-28)
-
Dua kali kunjungan selama
trimester III (antara minggu 28-36 dan sesudah minggu ke 36) (Saifuddin, 2002).
2.2.9
Diagnosa Kehamilan
G__ P__ __ __ __
Ab__ __ __
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
![]() |
1 2
3 4 5
6 7
8
Keterangan:
1 : Gravida
2 : Aterm
3 : Prematur
4 : Imatur
5 : Hidup
6 : Abortus
7 : Mola Hidatidosa
8 : Kehamilan ektopik
2.2 Konsep Managemen
Asuhan Kebidanan Varney
I.
PENGKAJIAN

Jam :
No. RM : Untuk dapat membedakan antara
pasien dengan pasien yang lain dalam suatu ruangan.
A. Data Subyektif
1.
Biodata
Nama : nama ibu dan suami untuk mengenal,
memanggil, dan menghindari terjadinya kekeliruan. (Christina, 2000 :41)
Umur : ditanyakan untuk mengetahui umur
ibu, dimana kehamilan normal terjadi pada saat ibu berusia lebih dari 16 tahun
dan kurang dari 35 tahun.
Agama : ditanyakan untuk mengetahui
kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan diketahuinya
agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan di dalam melaksanakan
asuhan kebidanan. (Depkes RI ,
2002:14)
Suku : untuk mengetahui dari suku mana
ibu berasal dan menentukan cara pendekatan serta pemberian asuhan.
Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan
sebagai dasar dalam memberikan asuhan.
Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup
dan sosial ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu / suami dapat mempengaruhi
kesehatan klien / tidak.
Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita
dan mengetahui pola kebiasaan ynag dapat mempengaruhi kesehatan klien.
Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien
dan menilai apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta mempermudah
untuk melakukan kunjungan ulang.
2.
Alasan Datang
Apa alasan ibu sehingga datang untuk memeriksakan diri.
3.
Keluhan Utama
Ditanyakan untuk mengetahui keluhan ibu yang dirasakan
saat pengkajian. Keluhan yang disampaikan ibu pada kunjungan ulang sangat
penting untuk mengontrol kehamilan ibu.
4.
Riwayat Kesehatan yang Lalu
Ditanyakan untuk mengetahui penyakit yang pernah
diderita ibu sebelumnya apakah ibu pernah menderita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan seperti: jantung, darah
tinggi, ginjal, kencing manis, juga pernahkah ibu menderita kanker ataupun tumor, serta untuk mengetahui apakah ibu
pernah dirawat di rumah sakit atau tidak.
5.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu sedang menderita
penyakit menular seperti TBC, hepatitis, malaria ataupun penyakit keturunan
seperti: jantung, darah tinggi, ginjal, kencing manis, juga apakah ibu sedang
menderita kanker ataupun tumor.
6.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama:
§ Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit
menular seperti TBC, hepatitis.
§ Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing manis, kelainan
pembekuan darah, jiwa, asma.
§ Riwayat kehamilan kembar. Faktor yang meningkatkan kemungkinan hamil
kembar adalah faktor ras, keturunan, umur wanita, dan paritas. Oleh karena itu
apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus
diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada ibu.
(Manuaba,
2000:265)
7.
Riwayat Haid
Ditanyakan mengenai :
-
Menarche adalah terjadi haid
yang pertama kali. Menarche terjadi pada usia pubertas yaitu sekitar12-16
tahun.
-
Siklus haid pada setiap wanita
tidak sama. Siklus haid yang normal / dianggap sebagai siklus adalah 28 hari,
tetapi siklus ini bisa maju sampai 3 hari atau mundur sampai 3 hari. Panjang
siklus haid yang biasa pada manusia adalah 25-32 hari.
-
Lamanya Haid. Biasanya antara
2-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit dan ada yang sampai
7-8 hari. Pada wanita biasanya lama haid ini tetap.
-
Keluhan yang dirasakan.
-
Keputihan. Warnanya, bau, gatal
/ tidak.
8.
Riwayat Perkawinan
Ditanyakan tentang :
Ibu menikah berapa kali, lamanya, umur pertama kali
menikah
-
Jika lama menikah ≥ 4 tahun
tetapi belum hamil bisa menyebabkan masalah pada kehamilannya (pre eklamsia),
persalinan tidak lancar.
-
Lama menikah ≤ 2 tahun, sudah
punya lebih dari 1anak, bahayanya perdarahan setelah bayi lahir karena kondisi
ibu masih lemah, bayi prematur, BBLR.
-
Umur pertama kali menikah <
18 tahun, pinggulnya belum cukup pertumbuhannya sehingga jika hamil beresiko
waktu melahirkan.
-
Jika hamil umur > 35 tahun
bahayanya bisa terjadi hipertensi, plasenta previa, pre-eklamsia, KPD,
persalinan tidak lancar / macet, perdarahan setelah bayi lahir, BBLR.
9.
Riwayat Kehamilan, Persalinan,
Nifas yang Lalu
Untuk mengetahui bagaimana kehamilan, persalinan dan
nifas yang terdahulu apakah pernah ada komplikasi atau penyulit sehingga dapat
memperkirakan adanya kelainan atau keabnormalan yang dapat mempengaruhi
kehamilan selanjutnya.
10.
Riwayat Kehamilan Sekarang
-
Berapa kali periksa dan dimana
Pemeriksaan sebaiknya dilakukan tiap 4 minggu jika
segala sesuatu normal sampai kehamilan 28 minggu, sesudah itu pemeriksaan
dilakukan tiap 2 minggu dan sesudah 36 minggu tiap minggu.
-
Gerakan janin. Umumnya gerakan
janin dirasakan ibu pada kehamilan 18 minggu pada primigravida dan kehamilan 16
minggu pada multi gravida. Pengamatan pergerakan janin dilakukan setiap hari
setelah usia kehamilan lebih dari 28 minggu.
-
Keluhan-keluhan yang lazim pada
kehamilan.
-
Imunisasi TT diberikan
sekurang-kurangnya diberikan 2x dengan interval minimal 4 minggu, kecuali bila
sebelumnya ibu pernah mendapat TT 2x pada kehamilan yang lalu atau pada calon
pengantin. Maka TT cukup diberikan satu kali (TT boster). Pemberian TT pada ibu
hamil tidak membahayakan janin walupun diberikan pada kehamilan muda.
-
Pemberian vitamin, zat besi:
tablet sehari segera setelah rasa mual hilang, minimal sebanyak 90 tablet
selama kehamilan.
-
Riwayat kehamilan sekarang
membantu bidan untuk menentukan usia kehamilan, memberikan konseling tentang keluhan
hamil yang biasa, dan dapat mendeteksi adanya komplikasi.
11. Riwayat KB
Ditanyakan pernahkah ibu mengikuti KB / tidak, apa
macamnya, ada keluhan / tidak, setelah persalinan rencananya ibu menggunakan KB
apa.
12. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a.
Nutrisi
Nutrisi yang diperlukan ibu kamil: kalori, protein,
kalsium, zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin C, vitamin B, dan air. Bahan
makanan yang banyak mengandung lemak dan hidrat arang seperti manisan dan
gorengan perlu dikurangi untuk menghindari kelebihan berat badan yang
berlebihan.
b.
Eliminasi
Pada bulan pertama kehamilan ibu biasanya mengeluh
sering kencing, hal ini dipengaruhi oleh uterus yang semakin membesar secara
fisiologis dan pada akhir kehamilan biasanya ibu juga mengeluh sering kencing
karena kandung kemih tertekan oleh kepala janin. Perubahan hormonal
mempengaruhi aktifitas usus halus dan usus besar sehingga mengakibatkan
obstipasi. Sembelit dapat terjadi secara mekanis yang disebabkan karena
menurunnya gerakan ibu hamil, tekanan kepala janin terhadap usus besar dan
rektum.
c.
Istirahat
Waktu istirahat harus lebih lama ± 10-11 jam. Untuk
wanita hamil, juga dianjurkan untuk tidur siang (Christina, 2000:168).
Jadawal istirahat dan tidur harus diperhatikan dengan
baik karena istirahat dan tidur yang teratur dapat meningkatkan kesehatan
jasmani dan rohani untuk kepentingan pertumbuhan dan perkembangan janin (Manuaba, 2000:140).
d.
Aktivitas
Wanita yang sedang hamil boleh bekerja tapi sifatnya
tidak melelahkan dan tidak mengganggu kehamilan. Misalnya: pekerjaan rumah
tangga yang ringan, masak, menyapu, tetapi jangan menimba, mengangkat air, dll.
Pekerjaan dinas misal guru, pegawai kantor boleh diteruskan. Pekerjaan yang
sifatnya dapat mengganggu kehamilan lebih baik dihindarkan misalnya pekerjaan
di pabrik rokok, percetakan, yang mengeluarkan zat yang dapat mengganggu janin
dalam kandungannya (Christina, 2000:163).
e.
Personal Higiene
-
Rambut harus sering dicuci.
-
Gigi betul-betul harus mendapat
perawatan untuk mencegah caries.
-
Buah dada adalah organ yang
erat hubungannya dengan kehamilan dan nifas, sebagai persiapan untuk produksi
makanan bayi oleh karena itu bila kurang kebersihannya bisa menyebabkan
infeksi.
-
Kebersihan vulva. Vulva harus
selalu dalam keadaan bersih. Setelah BAK/BAB harus selalu dikeringkan, cara cebok
yang dari depan ke belakang.
-
Kebersihan kuku tidak boleh
dilupakan karena dibawah kuku bisa tersembunyi kuman penyakit.
-
Kebersihan kulit dilakukan
dengan mandi 2x sehari. Mandi tidak hanya membersihkan kulit tetapi menyegarkan
badan, karena pembuluh darah terangsang dan badan terasa nyaman.
-
Kebersihan pakaian. Wanita
hamil ganti pakaian yang bersih, kalau dapat pagi dan sore, lebih-lebih pakaian
dalam seperti BH dan celana dalam. (Christina,
2000:159-160)
13. Riwayat Psikososial dan Budaya
Untuk mengetahui keadaan psikologis ibu terhadap
kehamilannya serta bagaiamana tanggapan suami dan keluarga tentang kehamialn.
Budaya ditanyakan untuk mengetahui kebiasaan dan tradisi yang dilakukan ibu dan
keluarga berhubungan dengan kepercayaan pada takhayul, kebiasaan berobat dan
semua yang berhubungan dengan kondisi kesehatan ibu.
14. Pola Spiritual
Untuk mengetahui kegiatan spiritual ibu.
B.
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik/cukup/lemah.
Kesadaran : Composmentis/apatis/samnolen.
Tinggi badan : Normal > 145 cm, ibu hamil
dengan tinggi badan kurang dari 145 cm kemungkinan panggul sempit
Berat badan
sebelum hamil : Mengetahui perubahan berat badan sebelum hamil dan saat hamil
adakah penambahan berat badan atau penurunan berat badan.
Berat badan
sekarang : Selama kehamilan TM II dan III
pertambahan berat badan ± 0,5 kg perminggu. Hingga akhir kehamilan pertambahan
BB yang normal sekitar 9-13,5 kg
Lingkar lengan
atas : Normal > 23,5 cm, bila kurang
merupakan indikator kuat untuk status gizi ibu yang kurang baik / buruk,
sehingga ia beresiko untuk melahirkan BBLR
Tekanan darah : 110/70- 130/90 mmHg
Pernapasan : 16-24 x/menit Nadi : 60-80 x/menit
Jika denyut nadi ibu 100
x/menit atau lebih, mungkin ibu mengalami salah satu atau lebih keluhan sbb:
-
tegang, ketakutan atau cemas
akibat masalah tertentu
-
perdarahan hebat
-
anemia
-
sakit/demam
-
gangguan tyroid
-
gangguan jantung
-
penggunaan obat
Temperatur : 36,1-37,6oC
2.
Pemeriksaan fisik
a.
Inspeksi
Rambut : Untuk mengetahui bersih, berwarna hitam,
tidak mudah rontok. Rambut yang mudah dicabut menandakan kurang gizi/ kelainan
tertentu.
Kepala : Untuk mengetahui kebersihan, adakah
benjolan yang abnormal.
Wajah : Untuk mengetahui apakah ibu pucat,
terdapat cloasma gravidarium , tidak oedema.
Mata : Untuk mengetahui sklera tidak
kuning, konjungtiva tidak pucat. Konjungtiva normal warna merah muda, bila
pucat menandakan anemia. Sklera berwarna putih, bila kuning menandakan
terinfeksi hepatitis, bila merah kemungkinan ada conjungtivitis.
Telinga : Untuk mengetahui simetris, tidak ada
secret, tidak ada serumen, pendengaran
baik.
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada polip, tidak
ada perdarahan yang keluar dari telinga, tidak ada sekret.
Mulut : Bibir tidak pucat, tidak kering,
tidak pecah-pecah, tidak ada stomatitis,
lidah bersih, tidak ada gigi berlubang, tidak ada caries gigi.
Dalam kehamilan sering
timbul stomatitis dan gingitivis yang mengandung pembuluh darah dan mudah
berdarah, maka perlu perawatan mulut agar terlihat bersih (Sarwono, 2007:405)
Adanya caries gigi yang menandakan ibu kekurangan kalsium. Saat
hamil sering terjadi caries yang berkaitan dengan emesis, hiperemesis
gravidarium. Adanya kerusakan gigi dapat menjadi sumber infeksi. (Manuaba, 2000:140)
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,
tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfe.
-
Dalam kehamilan biasanya
kelenjar tyroid mengalami hiperfungsi dan kadang disertai pembesaran ringan.
Metabolisme basal dapat meningkat 15-25 % walaupun tampak gejala-gejala yang
dapat menyerupai hiperfungsi glandula tyroid namun wanita hamil itu tidak
menderita hypertyroidismus. (Wiknjosastro,
2005:256)
-
Bila terdapat pembesaran
kelenjar limfe mungkin disebabkan oleh berbagai penyakit, misalnya peradangan
akut / kronis di kepala, orofaring, kulit kepala / daerah leher, selain itu
kemungkinan terjadi TBC, sifilis.
-
Bila terdapat pembendungan vena
jugularis, menandakan adanya kelainan cardiovaskuler, kemungkinan besar ibu
mengidap penyakit jantung.
Dada : Simetris, pernafasan spontan,
payudara tegang, ada hiperpigmentasi pada areola mamae, putting susu umumnya
menonjol.
Abdomen : Pembesaran perut sesuai dengan usia
kehamilan, umumnya ada striae lividae, ada linea nigra, tidak ada bekas luka operasi.
Genetalia : Bersih, tidak ada kelainan, tidak ada varices,
tidak oedema, tidak terdapat fluor albus, tidak terdapat condilomata
Anus : Bersih, tidak ada haemoroid.
Ekstermitas :
- Atas : Simetris, pergerakan bebas, tidak
terdapat oedema, tidak pucat pada kuku
jari.
- Bawah : Simetris, pergerakan bebas, tidak ada
oedema, tidak terdapat varices.
Integumen : Bersih, lembab, turgor kulit baik.
b.
Palpasi
Kepala : Tidak teraba benjolan yang abnormal.
Leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar
tiroid, tidak teraba pembesaran vena jugularis, tidak teraba pembesaran kelenjar
limfe.
Payudara : Tidak teraba benjolan abnormal, tidak ada
nyeri tekan, keluar colostrum.
Abdomen :
Leopod I : (untuk mengetahui tinggi fundus uteri dan
untuk mengetahui bagian janin yang berada di fundus).
Leopod II : (untuk mengetahui letak punggung anak,
sehingga denyut jantung janin dapat terdengar).
Leopod III : (untuk mengetahui bagian terdahulu janin :
kepala / bokong).
Leopod IV : (untuk mengetahui seberapa jauh bagian
terdahulu janin masuk PAP, divergen / konvergen).
Ekstermitas :
- Atas : Tidak teraba retensi air.
- Bawah : Tidak teraba retensi air.
Integumen : Turgor kulit baik.
c.
Auskultasi
Dada : Tidak terdengar ronchi, tidak
terdengar wheezing.
Abdomen :
- Terdengar bising usus, normal 15-35
x/menit.
- Terdengar denyut
jantung janin, frekuensi normal 120-160 x/menit, terdengar di sebelah mana ibu.
d.
Perkusi
-
Reflek patella positif.
-
Normalnya tungkai bawah akan
bergerak sedikit ketika tendon ditekuk.
-
Bila gerakannya berlebihan dan
cepat, maka hal ini mungkin merupakan tanda eklamsia.
-
Bila reflek patella negatif,
kemungkinan pasien mengalami kekurangan B1.
3.
Pemeriksaan Khusus
Inspeculo : Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah
perdarahan berasal dari osteum uteri eksternum atau dari kelaianan cervik dan
vagina. Apabila perdarahan dari osteum uteri eksternum, adanya plasenta harus
dicurigai.
USG : Untuk menentukan letak placenta.
4.
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : Jika terjadi perdarahan yang
banyak dan keadaan umum pasien lemah serta pucat, kemungkinan pasien mengalami
anemia.
II.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH
Diagnosa yang ditentukan harus
berdasarkan data subyektif dan data obyektif yang ditemukan pada ibu.
Dx : Ny ... G .... P .... Ab .... UK
.... minggu janin tunggal hidup intrauterin dengan ...
DS : Data berasal dari klien atau pasien yang
mendukung diagnosa ibu.
DO : Data berasal dari hasil pemeriksaan yang
mendukung diagnosa.
III.
ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
Masalah / diagnosa potensial apa saja
yang mungkin terjadi.
Identifikasi diagnosa yang diambil yang
didukung oleh data subyektif.
IV.
IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Menentukan tindakan apa yang harus
segera diambil yang didukung oleh data subyektif.
V.
INTERVENSI
Dx : Ny ... G .... P .... Ab .... UK
.... minggu janin tunggal hidup intrauterin dengan ...
Tujuan : Ibu mendapatkan pelayanan kehamilan.
Kriteria Hasil :
§ Ibu mendapat pelayanan kehamilan.
§ Ibu mengatakan keadaan diri dan janinnya.
Intervensi :
Menyususn rencana tindakan yang akan dilakukan
berdasarkan temuan masalah dan diagnosa.
VI.
IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dengan intervensi yang
telah dibuat.
VII.
EVALUASI
Dilakukan untuk mengetahui sejauh mana keefektifan dan
keberhasilan dari asuhan yang telah diberikan dengan mengacu pada kriteria
hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
I.
PENGKAJIAN
Hari/tanggal : Senin, 03 Januari 2011
Jam :
09.30 WIB
No. Register : 901510
A.
Subyektif
a.
Biodata
Nama klien : Ny “L” Nama suami : Tn “F”
Umur : 33 tahun Umur : 38 tahun
Suku : Jawa Suku :
Jawa
Agama : Islam Agama :
Islam
Pendidikan : SMK Pendidikan : S1
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan :
Wiraswasta
( penjahit) (rental
komputer)
Penghasilan : Rp 650.000,-/bln Penghasilan : ± Rp1.500.000,-/bln
Alamat : Jl. M. panjaitan
no.
138 RT. 08 RW. 06
b.
Alasan Datang
Ibu mengatakan bahwa ia ingin
memeriksakan kehamilannya
c.
Keluhan utama
Ibu mengeluh pusing
d.
Riwayat haid
Menarche : 13 tahun
Lama :
7 hari
Siklus :
28 hari
Jumlah :
2 – 3 pembalut/hari
Fluor albus : ada
HPHT :
5 – 6 – 10 TP : 12-3-11
e.
Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan bahwa ia tidak pernah
menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis maupun PMS serta tidak pernah
menderita penyakit menurun seperti jantung, tekanan darah tinggi maupun kencing
manis.
f.
Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bahwa ia tidak sedang
menderita penyakit menular seperti TBC, hepatitis maupun PMS serta tidak pernah
menderita penyakit menurun seperti jantung, tekanan darah tinggi maupun kencing
manis.
g.
Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan bahwa di dalam
keluarganya baik dari pihak ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit
menular seperti TBC, hepatitis maupun PMS, ibu mengatakan dalam keluarganya ada
yang menderita tekanan darah tinggi.
h.
Riwayat pernikahan
Umur pertama kali menikah : 28 tahun
Menikah : 1 kali
Lama menikah : 5 tahun
Jumlah anak : 1
i.
Riwayat kehamilan, persalinan
dan nifas yang lalu.
No
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Anak
|
Nifas
|
Ket
|
|||||||||
Suami
|
Hamil ke
|
UK
|
Penolong
|
Cara
|
Penyulit
|
Sex
|
BBL
|
H/P/I/A
|
Mati
|
Hidup Umur
|
Hari
|
Menyusui
|
|
|
1
|
1
|
1
|
1,5 bln
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
abortus
|
2
|
1
|
2
|
8 bln
|
Bidan
|
N
|
-
|
♀
|
3200 gr
|
H
|
-
|
4,5 th
|
40
|
√
|
|
j.
Riwayat kehamilan sekarang
Hamil
Trimester I : Ibu mengatakan bahwa ia mengalami mual
muntah saat hamil muda, tapi tidak sampai mengganggu aktivitas ibu sehari-hari.
Ibu periksa ke bidan tiga kali dan oleh ibu bidan diberi vitamin.
Trimester II : Ibu mengatakan bahwa mual muntah yang ia
alami sudah mulai berkurang. Oleh bidan ibu diberi tablet tambah darah.
Trimester III : Ibu mengatakan bahwa selama trimester III
ibu tetap memeriksakan kehamilannya dan ibu mengeluh pusing.
k.
Pola kebiasaan sehari-hari
Sebelum hamil
|
Saat hamil
|
Pola nutrisi :
Ibu mengatakan bahwa ia makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi,
lauk-pauk, sayur, minum air putih 6 – 7 gelas/hari. Ibu tidak ada pantangan
dan tidak minum jamu.
|
Pola nutrisi :
Ibu mengatakan bahwa ia makan 3 kali sehari dengan komposisi nasi,
lauk-pauk, sayur, kadang buah, minum 6 – 7 gelas/hari, tidak ada pantangan
dan tidak minum jamu.
|
Aktivitas :
Ibu mengatakan ia bekerja sebagai penjahit, selain itu ibu juga melakukan
aktifitas sebagai ibu rumah tangga seperti biasa.
|
Aktivitas :
Ibu mengatakan ia tetap bekerja sebagai penjahit, selain itu ibu
juga melakukan aktifitas sebagai ibu rumah tangga seperti biasa.
|
Istirahat :
Ibu istirahat siang ± 1 – 2 jam dan tidur malam selama ± 6 sampai
7 jam.
|
Istirahat :
Ibu istirahat siang ± 1 – 2 jam dan tidur malam selama ± 6 sampai
7 jam.
|
Personal hygiene :
Ibu mandi dan gosok gigi 2x sehari, ganti baju dan celana dalam
tiap kali kotor dan basah. Ibu keramas 1 minggu 2-3 kali.
|
Personal hygiene :
Ibu mandi dan gosok gigi 2x sehari, ganti baju dan celana dalam
tiap kali kotor dan basah. Ibu keramas 1 minggu 2 – 3 kali.
|
Eliminasi :
Ibu mengatakan ia BAB 1x sehari, BAK 5 – 6x/hari
|
Eliminasi :
Ibu mengatakan ia BAB 1x/hari, BAK 8 – 9x/hari berwarna
|
Pola kebiasaan tidak sehat :
Ibu tidak merokok, tidak
mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan tidak minum-minuman keras.
|
Pola kebiasaan tidak sehat :
Ibu tidak merokok, tidak
mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan tidak minum-minuman keras.
|
l.
Data psikososial
Psikologi : Ibu
dan keluarga senang dengan kehamilan ini.
Sosial : Ibu
tinggal dengan suaminya. Hubungan ibu dengan keluarga harmonis. Begitu pula
dengan tetangga hubungan ibu baik.
m.
Data latar belakang budaya
Ibu tidak memiliki pantangan terhadap makanan dan tidak
minum jamu. Kebiasaan keluarga berobat di tenaga kesehatan
n.
Data spiritual
Ibu beragama Islam, ibu taat sholat 5 waktu dan selalu
berdoa semoga ibu dan bayi sehat.
B.
Data Obyektif
1.
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Suhu :
36,5oC
Nadi :
78 x/menit
Pernafasan : 20x/menit
TB :
161 cm
BB sekarang : 59 kg
BB sebelum hamil : 48 kg
Lila :
24 cm
2.
Pemeriksaan fisik
a.
Inspeksi
-
Kepala : tidak ada benjolan
abnormal
-
Muka : tidak pucat, tidak
bengkak, tidak ada kloasma gravidarium.
-
Mata : simetris, tidak ada
polip, tidak ada secret.
-
Telinga : simetris, tidak ada
serumen.
-
Mulut : bersih, simetris, bibir lembab, tidak ada
stomatitis, tidak ada caries gigi.
-
Leher : tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran kelenjar limfe serta tidak ada
pembesaran vena jugularis.
-
Payudara : simetris, putting susu
menonjol, ada hyperpigmnetasi areola dan papilla mamae.
-
Perut : bentuk normal,
tidak ada luka bekas operasi, tidak terdapat strie albikan, perut membesar
dengan arah membujur sesuai dengan usia kehamilan.
-
Genetalia : bersih,
tidak ada varises, tidak ada odema.
-
Anus : bersih, tidak ada
hemoroid.
-
Ekstremitas : Atas : simetris tidak cacat, tidak odema, kuku tidak
pucat, gerak aktif.
Bawah : simetris, tidak cacat, tidak oedema,
kuku tidak pucat, gerak aktif.
b.
Palpasi
-
Leher : tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar limfe.
-
Payudara : tidak terdapat benjolan
abnormal
-
Abdomen : Leopold I : TFU
21 cm, teraba bulat, lunak, tidak melenting
bagian fundus (bokong).
Leopold II : teraba
panjang, keras seperti papan di perut ibu sebelah kanan (punggung) dan teraba
bagian kecil janin kiri di perut ibu.
Leopold III : bagian
terbawah teraba bulat, keras, melenting (kepala), belum masuk PAP.
Leopold IV : -
-
Ekstremitas : Atas :
tidak odema
Bawah :
tidak odema
c.
Auskultasi
Abdomen : tidak kembung
DJJ : (+)
d.
Perkusi
-
3.
Data penunjang
Albumin urine : 1+
Reduksi urine : -
Hb : 11 gr %
II.
Identifikasi
masalah/diagnosa
Dx : Ny
“L” GIII PI00I AbI00 Usia kehamilan 27 – 28
minggu janin tunggal hidup intra uterin dengan kunjungan ulang kehamilan
normal.
Ds : - Ibu mengatakan ia hamil 7 bulan dan mulai
tidak menstruasi tanggal 5 – 6 – 10
-
Ibu mengatakan ini kehamilan ke
tiga dan ibu pernah keguguran.
Do : - Keadaan
Umum : baik
-
Kesadaran : komposmentis
-
TD : 110/70
-
Suhu : 36,5oC
-
Nadi : 78x/menit
-
Pernafasan : 20x/menit
-
TB : 161 cm
-
BB sekarang : 59 kg
-
BB bulan lalu : 48 kg
-
Lila : 24 cm
-
Abdomen : Leopold I : TFU
21 cm, teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong).
Leopold II : teraba
panjang, keras seperti papan di sebelah kanan perut ibu (punggung) dan teraba
bagian kecil janin kiri di perut ibu.
Leopold III : bagian
terbawah teraba bulat, keras, melenting (kepala), belum masuk PAP.
Leopold IV : -
DJJ : (+)
III.
Identifikasi masalah
potensial
-
IV.
Identifikasi kebutuhan
segera
-
V.
Intervensi
Dx : Ny
“L” GIII P1001 AbI00 Usia kehamilan 27 – 28
minggu janin tunggal, hidup, intra uterin dengan kunjungan ulang kehamilan
normal.
Tujuan : Setelah
dilakukan asuhan kebidanan diharapkan kehamilan normal sampai bayi lahir aterm
dan keadaan ibu serta bayinya sehat.
Kriteria
hasil :
-
Keadaan umum : baik
-
Kesadaran : composmentis
-
TD : normal (110/70 – 130/90 mmHg)
-
Nadi : normal (60 – 100x/menit)
-
Pernafasan : normal (16 – 24x/menit)
-
Suhu : normal (36,5 – 37,5oC)
-
DJJ : normal (120 – 160x/menit)
Intervensi
1.
Lakukan pendekatan terapiutik secara komprehensif
R/ Menjalin hubungan baik antara klien dengan
petugas kesehatan sehingga ibu dan keluarga menjadi lebih kooperatif.
2.
Beritahu hasil pemeriksaan yang
telah dilakukan kepada ibu dan keluarga.
R/ Ibu mengetahui keadaan kehamilannya.
3.
Beri KIE pada ibu tantang nutrisi
selama hamil.
R/ Makan makanan
bergizi merupakan salah satu cara untuk membuat kehamilan tetap sehat.
4.
Jelaskan tanda-tanda bahaya
yang mungkin terjadi pada kehamilan trimester III.
R/ Ibu dapat segera
datang ke petugas kesehatan jika mengalami tanda-tanda bahaya secara dini
sehingga ibu dan bayinya selamat.
5.
Menganjurkan pada ibu untuk melakukan
perawatan payudara
R/ Perawatan
payudara dilakukan untuk persiapan laktasi
6.
Mengajarkan pada ibu gerakan
senam hamil
R/ Melakukan gerakan
senam hamil dapat membantu rileksasi otot dan melatih persendian serta
pernapasan untuk persiapan persalinan.
7.
Beritahu ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 2 minggu lagi atau bila merasa ada keluhan.
R/ Melakukan
kunjugan ulang merupakan salah satu cara untuk memantau kehamilan ibu secara
dini apabila ada kelainan atau komplikasi.
VI.
Implementasi
Dx : Ny
“L” GIII P1001 Ab100 Usia kehamilan 27 – 28
minggu janin tunggal, hidup, intra uterin dengan kunjungan ulang kehamilan
normal.
Implementasi
1.
Melakukan pendekatan terapiutik
secara komprehensif dengan cara menyapa klien dengan sopan dan memperkenalkan
diri, kemudian menanyakan keadaan dan keluhan klien.
2.
Memberitahu hasil pemeriksaan
yang telah dilakukan kepada ibu dan keluarga bahwa ibu dan janinnya sehat.
3.
Menganjurkan ibu untuk makanan
bergizi yaitu nasi, lauk-pauk, sayur dan buah-buahan.
4.
Menjelaskan tanda-tanda bahaya
yang mungkin terjadi pada kehamilan trimester III seperti perdarahan yang
keluar dari jalan lahir, tekanan darah tinggi, keluar cairan merembes dari
jalan lahir dan gerakan janin tidak dirasakan.
5.
Menganjurkan pada ibu untuk
melakukan gerakan ringan senam hamil.
6.
Menganjurkan pada ibu untuk
melakukan perawatan payudara dengan menjaga kebersihan payudara.
7.
Memberitahu ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 2 minggu lagi atau bila ada keluhan.
VII.
Evaluasi
Tanggal : 03
Januari 2011
Jam : 10.00
WIB
Diagnosa : Ny “L”
GIII P1001 Ab100 Usia kehamilan 27 – 28 minggu
janin tunggal, hidup, intra uterin dengan kunjungan ulang kehamilan normal.
S : Ibu mengatakan sudah agak
tenang setelah mengetahui hasil pemeriksaannya
O : Keadaan Umum : baik
-
Kesadaran : komposmentis
-
TD : 110/70
-
Suhu : 36,5oC
-
Nadi : 78x/menit
-
Pernafasan : 20x/menit
-
TB : 161 cm
-
BB sekarang : 59 kg
-
BB bulan lalu : 48 kg
-
Lila : 24 cm
-
Abdomen : Leopold
I : TFU
21 cm, teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong).
Leopold II : teraba
panjang, keras seperti papan di sebelah kanan perut ibu (punggung) dan teraba
bagian kecil janin kiri di perut ibu.
Leopold III : bagian
terbawah teraba bulat, keras, melenting (kepala), belum masuk PAP.
Leopold IV : -
DJJ : (+)
P : - Memberitahu hasil
pemeriksaan pada ibu
-
Memberitahu ibu tentang tanda
bahaya kehamilan
-
Menganjurkan pada ibu untuk
istirahat cukup dan tidak melakukan pekerjaan yang berat
-
Menganjurkan pada ibu untuk
makan makanan bergizi serta minum dalam jumlah banyak
-
Memberitahu ibu untuk melakukan
kunjungan ulang 2 minggu lagi atau bila ada keluhan
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembahasan
merupakan analisa dari penulis mengenai perbedaan yang terjadi pada tinjauan
teori dengan tinjauan kasus.
Asuhan Kebidanan pada Ny. “L” GIII
P1001 Ab100 UK 27-28 minggu Janin Tunggal, Hidup, Intra Uterin dengan kunjungan
ulang kehamilan normal sesuai dengan managemen kebidanan. Pengkajian data
berisi tentang data subyektif dan data obyektif. Data subyektif diperoleh dari
anamnesa. Dari anamnesa ibu mengatakan bahwa ibu tidak pernah mengalami
perdarahan selama kehamilan ini.
Data obyektif diperoleh dari berbagai
pemeriksaan (pemeriksaan fisik, pemeriksaan umum, penunjang), hasil pemeriksaan
pada Ny. “L” semuanya normal. Dari data pengkajian penulis menyimpulkan bahwa
tidak ada kesenjangan antara praktek dilapangan dengan teori dan penjelasan
yang telah diterima selama perkuliahan.
Pada pemeriksaan kehamilan yang
perlu diutamakan adalah KIE yang tepat sehingga apabila terjadi masalah pada kehamilannya
ibu dapat menerima keadaan tersebut dan dapat beradaptasi dengan
perubahan-perubahan yang terjadi selama kehamilan.
Didalam teori dituliskan dengan
menganggap semua ibu memiliki resiko tinggi maka dilakukan pengawasan kehamilan
atau yang dikenal dengan ANC (Antenatal Care). Dengan usaha ini ternyata angka
mortalitas serta morbiditas ibu dan bayi jelas menurun. Sedapat mungkin wanita
tersebut diberi pengertian sedikit tentang kehamilannya serta menyelamatkan ibu
dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelah
dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. “L” GIII P1001 Ab100
UK 27-28 minggu Janin Tunggal, Hidup, Intra Uterin dengan kunjungan ulang
kehamilan normal, penulis dapat menyimpulkan:
1.
Pada pengkajian data asuhan
yang diberikan sudah komprehensif untuk dapat menegakkan diagnosa.
2.
Pada identifikasi masalah/
diagnosa asuhan yang diberikan sudah sesuai, komprehensif dan dapat menegakkan
diagnosa.
3.
Pada identifikasi masalah
potensial tidak dilakukan dengan komprehensif karena dalam kasus ini tidak
memerlukan kebutuhan yang segera karena tidak membahayakan nyawa ibu.
4.
Pada identifikasi kebutuhan
segera tidak dilakukan dengan komprehensif karena dalam kasus ini tidak
memerlukan kebutuhan yang segera karena tidak membahayakan nyawa ibu.
5.
Pada intervensi/ perencanaan
asuhan yang diberikan sudah sesuai dan komprehensif sesuai dengan teori dan
praktek.
6.
Pada implementasi/ pelaksanaan
asuhan sudah dilakukan dengan komprehensif tetapi intervensi yang dikerjakan
hanya beberapa yang sesuai dengan keadaan pasien.
7.
Pada evaluasi asuhan yang
diberikan sudah dilakukan secara komprehensif dan evaluasi yang di dapat sesuai
dengan yang diharapkan.
Data yang
diperoleh pada asuhan kebidanan ini yaitu dari hasil wawancara dan survey
langsung.
5.2 Saran
Bagi petugas yang memberi asuhan
kebidanan diharapkan tetap mempertahankan hubungan dengan pasien untuk menjaga
komunikasi dalam upaya menjalin kerjasama antara petugas dan klien untuk
keberhasilan asuhan yang diberikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar