Selasa, 01 Januari 2013

Askeb Imunisasi


BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang
Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap penyakit dengan memasukkan sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi seseorang.
            (http://www.dkk-bpp.com-sysinfokes kota Balikpapan)      
Anak-anak adalah usia yang paling rentang karena dengan mudah dapat terjangkit suatu penyakit, karena itu perlu diberikan perlingdungan sejak dini. Salah satunya adalah dengan diberikan imunisasi agar anak tersebut dapat terhindar dari suatu penyakit seperti Polio, Hepatitis, Campak, TBC dan lain-lain.
Lebih dari 1,5 juta anak meninggal setiap tahun karena penyakit yang sebenarnya sudah ada vaksinnya. Penyebabnya antara lain karena orang tua lalai terhadap kewajibannya membawa anak ke dokter atau petygas kesehatan untuk memberi imunisasi pada anaknya.
Dengan di buat asuhan kebidanan pada Bayi dengan imunisasi DPTII PolioIII ini merupakan salah satu upaya dalam pemberian imunisasi pada bayi, karena dengan adanya asuhan kebidanan ini diharapkan mandapatkan imunisasi yang tepat dan sesuai waktunya.

1.2              Manfaat
a.       Mahasiswa dapat memahami tentang imunisasi.
b.      Memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien imunisasi.
c.       Mengevaluasi institusi dalam pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standart pelayanan operasional yang telah ditetapkan.




1.3              Tujuan
1.3.1        Tujuan umum
Diharapkan setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada By “J” Usia 3 bulan dengan imunisasi DPT ComboII  dan PolioIII diharapkan mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif dan menyeluruh.
1.3.2    Tujuan khusus
-          Mahasiswa mampu melaksanakan pengkajian data pada anak dengan imunisasi
-          Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa kebidanan dan mengidentifikasi masalah pada anak dengan imunisasi
-          Mahasiswa mampu mengantisipasi masalah potensial pada anak dengan imunisasi
-          Mahasiswa mampu melakukan identifikasi kebutuhan segera pada anak dengan imunisasi
-          Mahasiswa mampu mengembangkan rencana asuhan kebidanan pada masalah yang muncul
-          Mahasiswa mampu mengarahkan atau melaksanakan rencana tersebut secara efisien dan aman pada anak dengan imunisasi
-          Mahasiswa mampu melaksanakan evaluasi rencana tindakan pada anak dengan imunisasi

1.4              Metode Penulisan
1.   Wawancara           :  Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan menanyakan langsung kepada ibu pasien yang bersangkutan.
2.      Observasi              : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan Observasi langsung pada pasien.
3.   Studi Pustaka        :  Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan mempelajari teori dari buku-buku sumber untuk memperlengkap kasus yang dialami.
4. Mempelajari kasus   : Dengan melihat rekam medik klien terhadap program pengobatan melalui catatan medik.

1.4       Sistematika Penulisan
BAB I    :  PENDAHULUAN          
                  Meliputi latar belakang, Tujuan, Metode penulisan dan Sistematika penulisan
BAB II   :  TINJAUAN TEORI
Berisi tentang konsep imunisasi, konsep imunisasi DPT, konsep imunisasi Polio, dan konsep manajemen kebidanan varney.
BAB III    :     TINJAUAN KASUS
                  Berisi tentang Pengkajian, Identifikasi masalah dan diagnosa, Identifikasi masalah potensial, Identifikasi kebutuhan segera, Intervensi, Implementasi, Evaluasi.
BAB IV  : PEMBAHASAN
                  Membahasa ada tidaknya kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.
BAB V  :  PENUTUP
                  Berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA












BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1              KONSEP IMUNISASI
2.1.1        Definisi Imunisasi
-    Imunisasi adalah upaya untuk memperkuat sistem pertahanan tubuh.
(Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI, 2000)
-    Imunisasi adalah usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu
(Aziz Alimul, 2004 : 81)
-    Imunsiasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten, anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain
(Sukirdjo Notoadmodjo, 2003)

2.1.2        Tujuan Imunisasi
a.       Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan pada penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar
b.      Untuk menimbulkan dan meningkatkan kekebalan seseorang terhadap penyakit infeksi
c.       Untuk memberikan data tahan tubuh yang sebesar-besarnya pada resipen agar tidak menjadi sakit / hanya mengalami gejala klinik seandainya resipen sakit alami tanpa membahayakan resipen
d.      Untuk memberikan kekebalan kepada bayi anak, maupun ibu hamil dengan maksud untuk menurunkan angka morbiditas dan mortalitas akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
e.       Untuk memberikan kekebalan pada bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan penyakit tertentu.

2.1.3        Macam-macam Imunisasi
1.      Kekebalan aktif
Adalah tubuh membuat antibody sendiri untuk dapat menghasilkan antibody tertentu, seseorang harus terinfeksi oleh penyakit tertentu  baik melalui terjangkit penyakit tersebut atau melalui pemberian vaksin yang mengandung bakteri atau virus atau rancunnya yang sudah dilemahkan
2.      Kekebalan pasif
Adalah tubuh anak diberikan antibody yang sudah dibuat. Kekebalan pasif juga mencakup kekebalan bawaan (konginental) misalnya bayi mendapat antibody dari ibu melalui plasenta, kekebalan akan melindungi bayi selama bulan-bulan pertama. Kehidupannya terhadap berbagai penyakit seperti tetanus, campak, malaria. Namun kekebalan ini tidak dapat bertahan lama
2.1.4        Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
-          Polimyelitis (kelumpuhan)
-          Campak
-          Dipteri
-          Pertusis
-          Tetanus
-          Tuberculosis
-          Hepatitis
Sesuai dengan program pemerintah (depkes) tentang program pengembangan imunisasi (PPI), maka anak harus mendapatkan perlindungan terhadap 7 penyakit utama tersebut, yaitu dengan imunisasi
2.1.5        Jenis Vaksin
1)      Vaksin hidup
Berasal dari bakteri atau virus yang dilemahkan, bersifat labil dan dapat mengalami kerusakan bila kena panas dan sinar. Vaksin hidup dan tersedia saat ini:
·         Dari virus hidup : campak, gondok, rubella, demam kuning
·         Vaksin dari bakteri : BVG, demam tipoid  
2)      Vaksin inactivid
Berasal dari bakteri virus atau komponen yang dibuat tidak aktif vaksin incativid selalu membutuhkan dosis ganda. Pada umumnya dosis yang pertama tidak menghasilkan imuniti produktif baru timbul setelah dari kedua / ketiga vaksin inactivid yang tersedia saat ini berasal dari :
·         Seluruh sel virus inactivid. Contohnya : influenza, polio, rabies, hepatitis A.
·         Seluruh sel bakteri inactividm contohnya : pertusis, tyroid, kolera influenza, a-seluler, typoid VI
·         Toxoid contohnya : difteri, tetanus, botalium
·         Polisakarida murni, contohnya : pneumokokus, meningitid, hypotolamus, influenza type B
·         Gabungan polisakarida (haemophylus influenza type B dan pnemokokus)

2.1.6        Persyaratan Pemberian Vaksin
1.      Pada bayi / anak yang sehat
2.      Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa berlakunya.
3.      Pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat
4.      Mengetahui jadwal imunisasi dengan melihat umur dan jenis imunisasi, jenis yang telah diterima
5.      Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan
6.      Memperhatikan dosis yang akan diberikan

2.1.7        Reaksi pada Tubuh Bayi dan Anak Pasca Imunisasi
a.       Reaksi lokal
Biasanya terlihat pada tempat penyuntikan misalnya terjadi pembengkakan yang kadang-kadang disertai demam, agak sakit.
b.      Reaksi umum
Dapat terjadi kejang-kejang atau shock.

2.1.8        Jadwal Pemberian Imunisasi
(PROGRAM PENGEMBANGAN IMUNISASI DEPKES)
a.      Jadwal Pemberian Imunisasi wajib Pada bayi
Vaksin
Pemberian
Interval
Umur
Keterangan
BCG


DPT
Polio (OPV)


Campak
Hepatitis B
1x


3x
4x


1x
3x
4 minggu
(minimal)

4 minggu
(minimal)


1 dan 6 bulan dari suntikan pertama
0-11 bulan


2-11 bulan
0-11 bulan


9-11 bulan
0-11 bulan
Minimal, tidak ada batasan maksimal

Lengkapi sebelum umur 1 tahun.
-
-

b.      Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib
Pada bayi yang dilahirkan di rumah sakit atau rumah bersalin
Umur
Vaksin
0 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
7 bulan

9 bulan
Hepatitis B-1, BCG, OPV-1
Hepatitis B-2, DPT-1, OPV-2
DPT-2, OPV-3
DPT-3, OPV-4
Hepatitis B-3 (dapat bersamaan dengan campak umur 9 bulan)
Campak
c.       Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib
Bila bayi datang ke Posyandu/ Puskesmas
Umur
Vaksin
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan
BCG, OPV-2, DPT-2
Hepatitis B-1, OPV-2, DPT-2
Hepatitis B-2, OPV-3, DPT-3
Hepatitis B-3, OPV-4, Campak

d.      Imunisasi yang dianjurkan
-          MMR (measles / campak, mumps / parotitis, rubella / campak Jerman)
-          Hb (Naomopilus influenza B)
-          Demam typoid
-          Hepatitis A

2.2              KONSEP IMUNISASI DPT
Sediakan vaksin DPT berisi racun dari kuman yang dilemahkan seperti vaksin pertusis tersebut dari kuman bordetella pertusis yang dimatikan, dikemas dengan vaksin difteri dan tetanus.
A.    Toxoid Difteri
Vaksin ini merupakan bagian dari vaksin DPT dan DT dibuat dari toxoid yaitu racun difteri yang dilemahkan. Vaksin ini mudah rusak jika dibekukan dan rusak oleh panas.
·         Penyebab         : Kuman Corynebacterium Deptheriac
·         Penularan        : Droplets
·         Tanda/gejala    :
1. Difteri hidung :
- Ingus berdarah
- Sedikit pseudomembran
2.   Difteri tonsil :
- Pseudomembran
- Panas tidak tinggi
- Nampak sakit berat
3.   Difteri fausal+Bullneck+Sumbatan saluran nafas :
- Pseudomembran luas samping laring
- Stidor

B.     Vaksin Pertusis
Vaksin ini dibuat dari kuman Bordetella pertusis yang telah dimatikan, dikemas dengan vaksin difteria dan tetanus, Mudah rusak jika dipanaskan.
·         Penyebab                           : Bordetella
·         Penularan                          : Droplets Infection
·         Tanda/gejala                      : Anak tiba-tiba menangis terus menerus sukar berhenti, muka menjadi merah/kebiruan, keluar air mata, kadang sampai muntah.
C.    Vaksin Tetanus
Macam vaksin tetanus       :
1.      Vaksin yang digunakan untuk imunisasi aktif seperti tetanus toxoid yaitu racun kuman tetanus yang dilemahkan.
a.       Kemasan tunggal (TT)
b.      Kemasan dengan vaksin difteri (DT)
c.       Kemasan dengan vaksin difteri, pertusis, dan tetanus (DPT)
2.      Serum yang mengandung kekebalan pasif terhadap tetanus (AST) anti tetanus serum.
a.       Penyebab         : Closridium Tetani
a.       Penularan     : Kuman masuk lewat lika anaerob seperti suplai darah kurang, kotor, luka tusuk, tembak.
b.      Tanda/gejala    : Kejang dan kaku secara menyeluruh, otot dinding perut yang teraba keras dan tegang seperti papan, mulut kaku dan sukar dibuka (trismus).


D.    Jadwal Pemberian Vaksin DPT
1.      Pada bayi umur antara 2-11 bulan sebanyak 3x pemberian secara suntikan dengan selang 4 minggu secara IM
2.      Imunisasi ulang lainnya diberikan setelah umur 1,5-2 tahun
3.      Diulang kembali dengan vaksin DT pada usia 5-6 tahun (kelas 1 SD)
4.      Diulang lagi umur 10 tahun (menjelang tamat SD)
5.      Bagi yang tidak mendapatkan DPT pada waktu bayi diberikan DT sebanyak 2x dengan interval 4 minggu dengan dosis 0,5 cc IM
6.      Apabila hal ini meragukan tentang vaksinasi yang didapat pada waktu bayi maka tetap diberikan 2x suntikan.
7.      Bila bayi mempunyai riwayat kejang sebaiknya DPT diganti dengan DT dengan cara pemberian yang sama dengan DPT
E.     Persyaratan Pemberian vaksin DPT
1.      Pada bayi dan anak yang sehat
2.      Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari es dan belum lewat masa berlaku
3.      Pemberian imunisasi dengan teknik yang tepat
4.      Mengetahui jadwal vaksinasi
5.      Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan
6.      Memperhatiakan dosis yang akan diberikan yaitu 0,5 cc
F.     Efek Samping
1.      Demam tinggi
2.      Pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat penyuntikan selama 1-2 hari
3.      Kadang-kadang demam tinggi dan kejang
G.    Kontra Indikasi Pemberian DPT
1.      Anak sedang sakit parah
2.      Ada riwayat kejang bila demam atau panas tinggi
3.      Penyakit gangguan kekebalan (defisiensi imunologik)
H.    Kekebalan aktif yang diperoleh dari vaksin DPT
1.      Vaksin difteri 80-95%
2.      Vaksin pertusis 50-60%
3.      Vaksin tetanus 90-95%
I.       Hal-hal yang mungkin Diperhatikan
1.      Pemberian imunisasi DPT 3x dengan dosis 0,5 cc dengan interval 4 minggu secara IM
2.      Vaksin yang digunakan jangan sampai beku
3.      Sisa vaksin yang sudah dibuka harus dibuang.
J.      Reaksi yang Mungkin Terjadi
1.      Nyeri pada tempat penyuntikan
2.      Kemerahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada tempat penyuntikan, ini akan sembuh sendiri dan tidak prlu pengobatan.
3.      Panas, akan sembuh dalam 1-2 hari. Reaksi ini disebabkan oleh komponen pertusis dari vaksin DPT.
K.    Penyimpanan
Vaksin harus disimpan pada suhu 2-8 C dan jangan sampai beku sebab pembekuan akan merusak potensi vaksin.
L.  Persiapan pemberian vaksin DPT
1.      Menyiapkan vaksin DPT
a.   Sebelum membuka vaksin lihatlah terlebih dahulu labelnya
b.   Kocok terlebih dahulu flakonnya sehingga endapan tercampur
2.   Cara mengisi semprit DPT
a.   Buka tutup metal dengan gergaji ampul
b.   Usaplah karet penutup flakon dengan kapas basah
c.   Ambil spuit 2 cc
d.   Pasanglah jarum DPT ke semprit
e.   Usaplah udara kedalam spuit sebanyak 0,6 cc
f.    Tusukkan jarum kedalam flakon melalui tutup karet
g.   Masukkan udara kedalam flakon dan usaplah vaksin sebanyak 0,6 cc kedalam semprit.
h. Cabut jarumdari flakon, semprit ditegakkan, lurus ke atas untuk melihat gelembung udara, apabila ada gelembung udara ketuklah pelan-pelan supaya gelembung naik ke atas, lalu dorong-dorong piston sampai ukuran 0,5 cc.
3.     Mengatur posisi bayi
a.   Bayi dipangku ibunya
b.   Tangan kiri ibu merangkul bayi, menyangga kepala, bahu dan memegang sisi luar tanga kiri bayi
c.   Tangan kanan bayi melingkar kebadan ibu
d.   Tangan kanan ibu memegang kaki bayi dengan kuat
4.      Cara penyuntikan
a.   Tempat yang paling baik adalah di bagian paha sebelah luar
b.   Letakkan ibu jari dan telunjuk pada posisi yang akan disuntik
c.   Peganglah otot paha diantara jari-jari telunjuk dan ibu jari
d.   Bersihkan lokasi suntikan dengan kapas basah
e.   Tusukkan jarum tegak lurus kebawah melalui kulit anatara jari anda sampai ke dalam otot
f.    Tarik piston sedikit untuk menyakinkan bahwa jarum tidak mengenai pembuluh darah
g.   Dorong pangkal piston dengan ibu jari untuk memasukkan vaksin
h.   Cabut jarumnya
5.      Hal-hal yang perlu diperhatikan
a.   Pemberian 3 kali dengan dosis 0,5 cc dengan interval 4 minggu, secara IM
b.   Vaksin yang digunakan jangan sampai beku
c.   Sisa vaksin yang sudah dibuka harus di buang

2.3       KONSEP IMUNISASI POLIO
            Tujuan pemberian vaksin polio adalah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis.
A.    Vaksin Polio Terhadap 2 kemasan
1.      Vaksin yang mengandung virus polio yang sudah dimatikan (vaksin salk) yang cara pemberiannya dengan cara penyuntikan.
2.      Vaksin yang mengandung virus polio yang masih hidup yang telah dilemahkan (vaksin sabin) cara pemberiannya melalui oral atau mulut dalam bentuk cairan dan pil.
B.     Jadwal Pemberian Vaksin
1.      Pada bayi umur 2 sampai 11 bulan diberi sebanayk 4 kali pemberian dengan dosis 2 tetes dengan interval 4 minggu.
2.      Pemberian ulangan pada umur 1 ½ sampai 2 tahun
3.      Menjelang umur 5 tahun
4.      Pada umur 10 tahun
Biasanya pemberian vaksin polio diberikan bersama-sama dengan vaksin DPT. Kekebalan yang diperoleh denagn vaksinasi polio sebesar 45-100%. Reaksi yang timbul biasanya hampir tidak ada, kalaupun ada hanya berak-berak ringan.
C.    Kontra Indikasi
1.      Anak dengan diare berat
2.      Anak sakit parah
3.      Anak penderita defisiensi kekebalan
D.    Hal-hal yang harus dilakukan pada pemberian imunisasi polio adalah :
1.      Menyiapakan vaksin polio
a.       Bukalah tutup metal dan tutup karet
b.      Pasanglah pipet plastik pada flakon
c.       Vaksin polio siap diberikan
2.      Menentukan posisi bayi dan cara pemberian vaksin
a.       Ibu disuruh melentangkan bayinya diatas pangkuannya dan memegang erat-erat.
b.      Mulut anak dibuka menggunakan dua jari sambil menekan kedua ipi anak sehingga mulut dibuka
c.       Teteskan vaksin polio langsung dari pipet kedalam mulut anak sebanyak dua tetes.


2.4       KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN VARNEY
                        Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam pelayanan pada bidan yang  mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan selama masa hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB.
I.             PENGKAJIAN
Dilakukan dengan mengumpulkan semua data baik subyektif maupun data obyektif disertai hari/ tanggal dan jam pada saat dilakukan pengkajian, tanggal masuk rumah sakit, jam masuk rumah sakit.
A.          Data Subyektif
1.      Biodata
a.       Biodata Bayi
Nama Bayi         :    Untuk mengetahui identitas bayi bahwa bayi tersebut adalah benar-benar anak dari orang tuanya.
Jenis Kelamin     :    Untuk perbedaan jeni/gerder
Tanggal lahir      :    Untuk mengetahui umur bayi
Anak ke berapa  :    Untuk mengetahui bayi tersebut anak keberapa
b.      Bidata Orang tua
Nama Ayah/Ibu        : Untuk  mengenal, memanggil, dan menghindari terjadinya kekeliruan ( Christina, 1993 : 41)
Umur Ibu                  : Untuk mengetahui keadaan Ibu terutama pada persalinan pertama
Suku                          : Untuk mengetahui adat istiadat yang dianut
dan Penghasilan
 
Pekerjaan Ayah/Ibu  : Untuk mengetahui status ekonomi dan aktivitas (Ibu) serta sosial ekonomi penderita agar nasehat kita nanti sesuai.
Pendidikan                : Untuk  mengetahui status pengetahuan orang tua.
Agama                       : Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan didalam melaksanakan asuhan kebidanan
Alamat                      : Untuk mengetahui tempat tinggal klien berada, dapat menilai apakah lingkungan cukup aman bagi bayi.
2.      Alasan Datang
Untuk mengetahui penyebab apa yang menyebabkan klien dibawa ke poli anak
3.      Keluhan Utama
Apa yang dikeluhkan Ibu tentang keadaan  bayinya
4.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apa saja yang dirasakan klien pada saat petugas mengkaji agar dapat mengetahui tindakan apa dilakukan
5.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan mengenai latar belakang keluarga terutama
1.    Anggota keluarga yang mempunyai penyakit tertentu terutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis
2.    Penyakit keluarga yang diturunkan seperti kencing  manis, kelainan pembekuan darah, jiwa, asma
3.    Riwayat kehamilan kembar, faktor yang  meningkatkan kemungkinan hamil kembar adalah faktor ras, keturunan, umur wanita dan paritas. Oleh karena itu apabila ada yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena hal ini bisa menurun pada Ibu.
(Manuaba, 2000 : 2005)
4.      Riwayat perinatal dan neonatal
a.       Kehamilan
Ditanyakan pada Ibu ini kehamilan beberapa, keluhan Ibu pada saat hamil ini, periksa kemana dan sudah beberapa kali periksa, mendapat obat apa saja setelah periksa
b.      Persalinan
Ditanyakan pada Ibu melahirkan dimana, ditolong siapa, bagaimana caranya serta penyulit yang dialami sewaktu Ibu melahirkan, kemudian ditanyakan tentang jenis kelamin, berat badan, panjang badan bayi yang dilahirkan

c.       Nifas
Ditanyakan pada Ibu mengeluarkan darah yang bagaimana, seberapa banyak, kontraksi uterus baik atau tidak (bila kontraksi baik, uterus bulat dan mengeras). ASI sudah keluar apa belum, ada luka jahitan atau tidak
d.      Neonatal
Ditanyakan pada Ibu tentang jenis kelamin, berat badan, panjang badan bayi yang dilahirkan
5.      Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui apakah anak telah mendapat imunisasi lengkap/tidak
6.      Pola kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui bagaimana pola  nutrisi Ibu, eliminasi, istirahat, aktivitas personal hygiene.
7.      Riwayat Psikologi dan Budaya
a.       Psikologi
Bagaimana respon Ibu dan keluarga terhadap kelahiran anaknya
b.      Sosial
Apakah hubungan Ibu dengan suami keluarga serta petugas kesehatan baik atau tidak
c.       Budaya
Untuk mengetahui tradisi yang dianut keluarga yang merugikan termasuk pantang makan, minum jamu dan kebiasaan berobat jika sakit
8.      Data Spiritual
Untuk mengetahui bagaimana sikap Ibu terhadap agama yang diyakininya
B.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum          : baik/cukup/lemah
Kesadaran                   : composmentis/koma
Tanda-tanda Vital :
Pernafasan                   : normal (40 - 60 x / menit)
Suhu                            : normal (36,5 - 37,5oC)
Nadi                            : normal (100 - 160 x/menit)

2.      Pemeriksaan Fisik
a.   Inspeksi
-     Kepala          : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, rambut hitam menyebar merata.
-     Wajah           : Simetris, tidak pucat, dan tidak kuning
-     Mata             : Simetris, sklera  tidak kuning, konjungtiva tidak anemis
-     Hidung         :  Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
-     Mulut           :  Mukosa bibir lembab, tidak ada labioschisis, tidak ada labiopalatoschisis, lidah bersih
-     Telinga         :  Simetris, tidak ada serumen.
.-    Leher            : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran limfe.
-     Dada            : Simetris,  gerak nafas teratur. 
-     Perut             : tidak ada benjolan abnormal.
-     Ekstremitas
Atas              :  Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
Bawah          : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
Reflek          :  +/+
-     Integumen    :  Bersih, turgor  baik
-     Genetalia      : Bersih, testis sudah turun ke scrotum
-     Anus             : Bersih, tidak terdapat atresia ani dan tidak ada atresia rekti.
b.   Palpasi
-     Kepala          :  Tidak teraba benjolan abnormal.
-     Leher            :  Tidak terabapembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe, dan tidak teraba pembesaran vena jugularis.
-     Perut             :  Tidak teraba benjolan abnormal, tidak terana pembesaran hepar.
-     Ekstremitas  : 
      Atas              :  Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
      Bawah          :  Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
-     Integumen    :  Bersih, turgor baik
c.   Auskultasi
-     Dada            : COR : Nadi teratur 100x / menit
-     Perut             :  Terdengar bising usus ± 12x / menit
d.   Perkusi
-     Abdomen     :  Tidak kembung

II.  IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH
   DX   :  By.”....” umur 2 bulan dengan imunisasi DPT ComboI  dan PolioII
   DS :  Ibu mengatakan bayinya berumiur 2 bulan dan sudah waktunya diberi imunisasi DPTI PolioII
  DO :  - Ada KMS bayi
-    Umur bayi 2 bulan
-    BB bayi 5100 gram
-    Jadwal imunisasi pada KMS
III.   ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
-
IV.   IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
V.      INTERVENSI
   DX                  :  By.”J” umur 3 bulan dengan imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
   Tujuan          : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu dapat mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
  Kriteria Hasil : -    Ibu mengerti manfaat imunisasi
-          Bayi mendapatkan imunisasi
-          Ibu mengerti tentang reaksi imunisasi
 Intervensi
1.   Jelaskan manfaat imunisasi    DPT ComboII dan PolioIII
R/   Menambah pengetahuan ibu tentang imunisasi
2.   Jelaskan pada ibu tentang efek samping pemberian imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
R/   Ibu dapat mengerti tentang apa yang akan terjadi, pada bayi setelah pemberian imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
3.   Berikan imunisasi DPT ComboII dan PolioIII.
      R/ Pemberian imunisasi DPT ComboII dan PolioIII yang ampuh dan sesuai standart yang akan menurunkan morbiditas dan mortalitas.
4.   Memberitahu ibu untuk tidak memberikan minum pada bayi sebelum 15 menit
Memperlancar permulaan vaksin polio.
R/   Pemberian minum dapat mengurangi keefektifan vaksin polio           
5.   Motivasi ibu untuk memberikan obat penurun panas paracetamol 3x1
R/   Setiap bungkus mengandung taminophen 100 mg.
6.   Motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif
R/   Asi mengandung antibodi bagi tubuh bayi
7.   Beritahu ibu tentang jadwal imunisasi berikutnya untuk DPT Combo III dan Polio IV
R/ Monitor terhadap terpenuhinya imunisasi untuk pencegahan penyakit tertentu.
VI.   IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dengan intervensi dan kondisi bayi
VII.EVALUASI
Dilakukan untuk mengetahui sejauh  mana keefektifan dan keberhasilan dari asuhan yang telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.



BAB III
TINJAUAN KASUS

Hari/Tanggal       : Kamis, 16 Desember 2010
Jam                      : 08.15 WIB
I.          PENGKAJIAN
A.        Data Subyektif
1.            Biodata
Bayi
Nama bayi       : Bayi.”J”
Tanggal lahir   : 15 September 2010
Usia                 : 3 bulan
Jenis kelamin   : Perempuan
BB                   :  5800 gram
 Anak ke          : I
Orang Tua         
Nama ibu         :  Ny.”M”                    Nama ayah   : Tn.”D”
Umur               : 27 tahun                   Umur            : 31tahun
Agama             : Islam                        Agama          : Islam
Suku                : Jawa                         Suku             :  Jawa
Pendidikan      : SMA                        Pendidikan   : S1
Pekerjaan         : IRT                           Pekerjan       : Swasta
Penghasilan     : -                                Penghasilan  :  ± Rp.2.000.000/bln
Alamat            :  Sumbersari no. 138A                   
2.      Alasan datang ke posyandu
Ibu mengatakan bayinya berumur 3 bulan dan waktunya mendapatkan imunisasi DPT Combo II dan Polio III
3.      Keluhan Utama
Pada saat pengkajian tidak ada keluhan


4.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan bayinya saat ini tidak sedang sakit panas, batuk dan pilek
5.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dari pihak ibu maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menular seperti penyakit kuning, penyakit TBC dan penyakit tyroid serta dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti darah tinggi, kencing manis, asma dan tdak ada yang menderita penyakit kronis, serta tidak ada riwayat kembar.
6.      Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
a.       Kehamilan
-     Trimester I       :  Ibu mengatakan waktu hamil muda setiap bulan periksa ke bidan mendapatkan multivitamin
-     Trimester II     :  Ibu mengatakan bahwa periksa ke bidan setiap bulan dan mendapat multivitamin, dan tablet tambah darah.
-     Trimester III    :  Ibu mengatakan dua minggu sekali periksa ke bidan dan mendapatkan multivitamin, ibu mengeluh pegal-pegal di daerah punggung
b. Persalinan
Ibu mengatakan pada tanggal 15 September 2010 melahirkan secara normal di bidan. Berat badan 3200 gram, panjang badan 50 cm, ari-ari lahir lahir lengkap dan perdarahan tidak banyak.
c. Nifas
Ibu mengatakan masa nifas berjalan normal, tidak ada keluhan, perdarahan tidak ada.
7.      Kebiasaan
Pola Kebiasaan
Dirumah
- Nurtisi
- Minum ASI sesuka bayi
- Eleminasi
- BAB teratur 1x sehari, konsisten lembek, tidak ada   gangguan
- BAK lancar 6-7x sehari
- Personal Hygiene
- Bayi tampak bersih, mandi 2x sehari, ganti popok tiap habis BAB/BAK
- Istirahat
- Tidur siang cukup ± 3-4 kali lama tidur ± 1 jam, tidur malam ± 10 jam

8.      Riwayat Psikososial dan Budaya
Riwayat Psikologis        :  Bayi tidak rewel
Sosial                              :  Bayi tinggal serumah dengan orang tuanya, hubungan keluarga harmonis
Budaya                           :  Ibu mengatakan keluarga tidak percaya tahayul, kebiasaan berobat jika sakit ke petugas kesehatan, ibu juga tidak pernah minum jamu.
9.   Riwayat Imunisasi
Tanggal
Jenis imunisasi yang diberikan
Keterangan
15-9-10
20-9-10
20-9-10
27-9-10

HB0
PolioI
BCG
DPT Combo I, Polio II
-
-
-
-

B.        Data Obyektif
1.   Pemeriksaan Umum
-     Keadaan umum     : Baik
-     Kesadaran             :  Composmentis
-     BB                         :  5800 gram
-     Tanda-tanda vital  :
RR                         :  40 x/menit
Nadi                      :  100 x/menit
Suhu                      :  36,9 0C
2.   Pemeriksaan fisik
a.   Inspeksi
-     Kepala          : Simetris, tidak ada benjolan abnormal, rambut hitam menyebar merata.
-     Wajah           : Simetris, tidak pucat, dan tidak kuning
-     Mata             : Simetris, sklera  tidak kuning, konjungtiva tidak anemis
-     Hidung         :  Simetris, tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
-     Mulut           :  Mukosa bibir lembab, tidak ada labioschisis, tidak ada labiopalatoschisis, lidah bersih
-     Telinga         :  Simetris, tidak ada serumen.
.-    Leher            : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran limfe.
-     Dada            : Simetris,  gerak nafas teratur. 
-     Perut             : tidak ada benjolan abnormal.
-     Ekstremitas
Atas              :  Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
Bawah          : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun syndaktil
-     Genetalia      : Bersih
-     Anus             : Bersih, tidak terdapat atresia ani dan tidak ada atresia rekti.
b.   Palpasi
-     Kepala          :  Tidak teraba benjolan abnormal.
-     Leher            :  Tidak teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe, dan tidak teraba pembesaran vena jugularis.
-     Perut             :  Tidak teraba benjolan abnormal, tidak terana pembesaran hepar.
-     Ekstremitas  : 
      Atas              :  Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
      Bawah          :  Tidak teraba adanya retensi air (tidak edema).
-     Integumen    :  Bersih, turgor baik
c.   Auskultasi
-
d.   Perkusi
-     Abdomen     :  Tidak kembung
II.        IDENTIFIKASI  DIAGNOSA/MASALAH
   DX   :  By.”J” umur 3 bulan dengan imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
   DS :  Ibu mengatakan bayinya berumur 3 bulan dan sudah waktunya diberi imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
  DO :  - Ada KMS bayi
-    Umur bayi 3 bulan
-    BB bayi 5800 gram
-    Jadwal imunisasi pada KMS (tertera tanggal 15-11-2010)
III.             ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
      -

IV.       IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
            -
V.        INTERVENSI
   DX                  :  By.”J” umur 3 bulan dengan imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
   Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diharapkan ibu dapat mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
  Kriteria Hasil : -    Ibu mengerti manfaat imunisasi
-    Bayi mendapatkan imunisasi
-    Ibu mengerti tentang reaksi imunisasi
 Intervensi
1.   Jelaskan manfaat imunisasi DPT ComboII PolioIII
R/   Menambah pengetahuan ibu tentang imunisasi
2.   Jelaskan pada ibu tentang efek samping pemberian imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
R/   Ibu dapat mengerti tentang apa yang akan terjadi, pada bayi setelah pemberian imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
3.   Berikan imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
      R/ Pemberian imunisasi DPT ComboII dan PolioIII yang ampuh dan sesuai standart yang akan menurunkan morbiditas dan mortalitas
4.   Memberitahu ibu untuk tidak memberikan minum pada bayi sebelum 15 menit
R/   Pemberian minum dapat mengurangi keefektifan vaksin polio           
5.   Motivasi ibu untuk memberikan obat penurun panas paracetamol 3x1
R/   Setiap bungkus mengandung paracetamol 100 mg
6.   Motivasi ibu untuk memberikan ASI eksklusif
R/   Asi mengandung antibodi bagi tubuh bayi
7.      Beritahu ibu tentang jadwal imunisasi berikutnya untuk DPT Combo III dan Polio IV yaitu tanggal 18 Januari 2011
R/ Ketepatan waktu pemenuhan imunisasi
VI.    IMPLEMENTASI
1.   Memberi penjelasan pada ibu :
-    Imunisasi DPT memberi kekebalan terhadap penyakit depteri, pertusis dan tetanus.
-    Polio untuk melindungi anak dari penyakit polio militus
2.   Menjelaskan tentang reaksi setelah imunisasi DPT yaitu meningkatnya suhu tubuh, penanganannya berikan pakaian yang tipis dan berikan obat penurun panas serta kompres dengan air hangat, kalau tidak sembuh bawa ke rumah sakit,atau puskesmas terdekat.Reaksi polio relatif tidak ada, mungkin hanya berak-berak ringan.
3.   Memberikan imunisasi DPT ComboII dan PolioIII terlebih dahulu dengan mempersiapkan:
§ Persiapan alat untuk DPT Combo
a.      Alat
-    Vaksin DPT Combo didalam termos es atau lemari pendingin
-    Spuit steril 0.5 cc
-    Kapas alkohol
-    Obat penurun panas
-    KMS
b.      Persiapan pasien
      Orang tua pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan
-         Pasien dipangku
Langkah-langkah :
-    Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir, kemudian keringkan dengan menggunakan handuk kering.
-    Cek label flacon, vaksin kocok hingga endapan sempurna
-    Hadapkan sekarang dengan menggenggam flacon untuk mencegah obses steril   
-    Buka tutup flacon, bersihkan dengan kapas DTT
-    Amati spuit 0,5 cc buka spuit yang akan disiapkan dan hisap vaksin sebanyak 0,5 cc
-    Cabut jarum dari flacon ganti jarum dengan keluarkan udara yang terdapat dalam spuit hingga vaksin keluar sedikit
-    Tentukan tempat penyuntikan yaitu 1/3 paha bagian luar sebelah kanan
-    Usap tempat penyuntikan dengan kapas DTT
-    Pegang spuit dengan tangan masukkan jarum secara IM tidak mengenai pembuluh darah dan masukkan obat pelan-pelan
-    Kemudian cabut jarum suntik dan usap dengan kapas DTT, buang kapas kedalam tempat sampah medis
§ Persiapan alat untuk vaksin polio
a.       Alat
-          Vaksin polio dalam termos es
-          Pipet plastik untuk vaksin polio
b.      Langkah-langkah
-          Buka tutup metal dan tutup karet
-          Pasang pipa plastik dalam flacon
-          Vaksin polio siap diberikan
-          Mengatur posisi bayi dengan cara pemberian
o Ibu disuruh meneletangkan bayinya diatas pangkuan dan memegang erat-erat
o Mulut anak dibuka dengan menggunakan dua jari sambil menekan kedua pipi anak sehingga mulut terbuka
o Teteskan vaksin polio langsung dari pipet kedalam mulut anak sebanyak 2 tetes
4.   Memberitahu ibu untuk tidak memberi minum pada bayinya sebelum 15 menit karena dapat mengurangi keefektifan vaksin polio
5.   Memberi obat penurun panas paracetamol 100 mg 3x1 bungkus 
6.   Memotivasi ibu untuk memberikan ASI ekslusif sampai 6 bulan dan tidak memberikan makanan tambahan
8. Memberitahu ibu tentang jadwal imunisasi berikutnya untuk DPT Combo III dan Polio IV yaitu tanggal 18 Januari 2011

VII.    EVALUASI
Tanggal :  16 Desember 2010
Jam         :  08.25 WIB
Dx          :   By.”J” umur 3 bulan dengan imunisasi DPT ComboII  dan PolioIII
S       : - Ibu mengatakan sudah lega karena bayinya sudah diimunisasi DPT ComboII dan PolioIII
O      : - Keadaan umum : baik
           - Kesadaran          : composmentis
- Bayi menangis setelah disuntik DPT Combo II
A      : By “J” umur 3 bulan dengan imunisasi DPT Combo II dan Polio III
P       : - Menganjurkan pada ibu untuk memberi obat paracetamol bila badan bayinya panas, supaya panasnya kembali normal
- Mengingatkan ibu tentang jadwal imunisasi berikutnya untuk DPT Combo III dan Polio IV 18 Januari 2011





























BAB V
PEMBAHASAN

Imunisasi adalah suatu pencegahan yang sengaja diberikan untuk memberikan kekebalan atau imunitas pada bayi dan anak, sehingga bila terjangkit kuman tidak meninggal atau menderita sakit.
Berdasarka umur dan jadwal pemberan imunisasi pada bayi “J” adalah jadwal pemberian imunisasi DPTII PolioIII pada pemberian imunisasi tidak ada masalah yang timbul dari anak.
Sedangakan sebagai antisipasi masalah potensial bisa ditemukan antara lain ditemukannya masalah-masalah yang mungkin bisa terjadi pada anak tersebut, bidan akan lebih mudah memberikan asuhan kebidanan dan penilaian pertumbuhan dan penanganan anak sesuai dengan usia anak.
Bidan dapat memberikan penjelasan tentang perawatan dan penanganan efek samping pasca pemberian imunisasi dirumah, sehingga dapat diperoleh tujuan yang optimal.
Dalam intervensi dan omplementasi langkah pemberian vaksin baik DPT Combo dan Polio tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek. Dalam teori disebutkan pemberian pmberian vaksin DPT dengan dosis 0,5 cc dan disuntikkan pada 1/3 bagian atas paha kiri serta pemberian vaksin polio dengan dosis 2 tetes dan langkah ini telah dilakukan dalam praktek. Salah satunya yaitu pemberian obat anti piretik ditujukan untuk mencegah demam karena vaksin pertusis. Dalam intervensi dan implementasi juga diberikan KIE tentang efek samping sehingga dapat mengurangi tuntutan ibu pada petugas dan ibu mempunyai gambaran tentang efek samping.
Pada langkah terakhir evaluasi tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek.
Bidan dapat memberikan penjelasan tentang perawatan dan penanganan efek samping pasca pemberian imunisasi dirumah, sehingga dapat diperoleh tujuan yang optimal.




BAB V
PENUTUP


5.1     Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan Kebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi DPT Combo II dan Polio III dalam pengkajian dan analisa data ditemukan diagnosa yaitu bayi sehat akan diimunisasi DPT II dan Polio III. Dari masalah tersebut penulis melakukan tindakan diantaranya yaitu :
1.   Melakukan pendekatan terapeutik
2.   Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan
3.   Menjelaskan tentang manfaat dan efek samping dari imunisasi DPT Combo dan Polio
4.   Melakukan informed concent
5.   Memberitahu tentang perawatan bayi setelah mendapat imunisasi DPT Combo dan Polio
6.   Melakukan imunisasi DPT Combo dan Polio dengan teknik yang baik dan benar
7.   Memberikan terapi antipiretik
8.   Memberitahu ibu untuk imunisasi bulan berikutnya
Dalam Asuhan Kebidanan ini peran serta dan kerjasama yang baik antara keluarga (ibu pasien) dengan petugas kesehatan sangat diperlukan supaya tujuan Asuhan Kebidanan dapat tercapai dengan baik. 

5.2     Saran
1.                                                                           Bagi Petugas
Hendaknya pemberian imunisasi sesuai dengan prosedur sehingga tidak terjadi komplikasi saat dilakukann imunisasi sehingga tidak timbul masalah yang mungkin terjadi karena pengaruh imunisasi.
2.   Bagi Mahasiswa
Manggali ilmu semaksimal mungkin untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan
mahasiswa tentang masalah – masalah dan cara imunisasi pada bayi .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar