BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Imunisasi
adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap penyakit dengan memasukkan sesuatu ke
dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang.
(http://www.dkk-bpp.com-sysinfokes
kota Balikpapan)
Anak-anak
adalah usia yang paling rentang karena dengan mudah dapat terjangkit suatu
penyakit, karena itu perlu diberikan perlingdungan sejak dini. Salah satunya
adalah dengan diberikan imunisasi agar anak tersebut dapat terhindar dari suatu
penyakit seperti Polio, Hepatitis, Campak, TBC dan lain-lain.
Lebih dari
1,5 juta anak meninggal setiap tahun karena penyakit yang sebenarnya sudah ada
vaksinnya. Penyebabnya antara lain karena orang tua lalai terhadap kewajibannya
membawa anak ke dokter atau petygas kesehatan untuk memberi imunisasi pada
anaknya.
Dengan di
buat asuhan kebidanan pada Bayi dengan imunisasi DPTII PolioIII ini merupakan salah satu upaya dalam
pemberian imunisasi pada bayi, karena dengan adanya asuhan kebidanan ini
diharapkan mandapatkan imunisasi yang tepat dan sesuai waktunya.
1.2
Manfaat
a.
Mahasiswa dapat memahami
tentang imunisasi.
b.
Memberikan pelayanan kesehatan
kepada pasien imunisasi.
c.
Mengevaluasi institusi dalam
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standart pelayanan operasional yang
telah ditetapkan.
1.3
Tujuan
1.3.1
Tujuan umum
Diharapkan setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada By “J” Usia 3
bulan dengan imunisasi DPT ComboII dan PolioIII diharapkan mahasiswa mampu memahami dan
melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif dan menyeluruh.
1.3.2 Tujuan khusus
-
Mahasiswa mampu melaksanakan
pengkajian data pada anak dengan imunisasi
-
Mahasiswa mampu menegakkan diagnosa kebidanan dan
mengidentifikasi masalah pada anak dengan imunisasi
-
Mahasiswa
mampu mengantisipasi masalah potensial pada anak dengan imunisasi
-
Mahasiswa mampu melakukan
identifikasi kebutuhan segera pada anak dengan imunisasi
-
Mahasiswa mampu mengembangkan
rencana asuhan kebidanan pada masalah yang muncul
-
Mahasiswa mampu mengarahkan
atau melaksanakan rencana tersebut secara efisien dan aman pada anak dengan
imunisasi
-
Mahasiswa mampu melaksanakan
evaluasi rencana tindakan pada anak dengan imunisasi
1.4
Metode Penulisan
1. Wawancara : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan
menanyakan langsung kepada ibu pasien yang bersangkutan.
2.
Observasi : Makalah asuhan kebidanan ini
dibuat dengan Observasi langsung pada pasien.
3. Studi Pustaka : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan
mempelajari teori dari buku-buku sumber untuk memperlengkap kasus yang dialami.
4.
Mempelajari kasus : Dengan melihat rekam
medik klien terhadap program pengobatan melalui catatan medik.
1.4 Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar
belakang, Tujuan, Metode penulisan dan Sistematika penulisan
BAB II : TINJAUAN TEORI
Berisi tentang konsep imunisasi, konsep imunisasi DPT, konsep
imunisasi Polio, dan konsep manajemen kebidanan varney.
BAB III : TINJAUAN
KASUS
Berisi tentang Pengkajian,
Identifikasi masalah dan diagnosa, Identifikasi masalah potensial, Identifikasi
kebutuhan segera, Intervensi, Implementasi, Evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Membahasa ada
tidaknya kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang
kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1
KONSEP IMUNISASI
2.1.1
Definisi Imunisasi
-
Imunisasi adalah upaya untuk
memperkuat sistem pertahanan tubuh.
(Depkes dan Kesejahteraan Sosial RI ,
2000)
-
Imunisasi adalah usaha
memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh
agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu
(Aziz Alimul, 2004 : 81)
-
Imunsiasi berasal dari kata
imun, kebal atau resisten, anak diimunisasi berarti diberikan kekebalan
terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu
penyakit, tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain
(Sukirdjo Notoadmodjo, 2003)
2.1.2
Tujuan Imunisasi
a.
Untuk mencegah terjadinya
penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan pada penyakit tertentu pada
sekelompok masyarakat atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia
seperti pada imunisasi cacar
b.
Untuk menimbulkan dan
meningkatkan kekebalan seseorang terhadap penyakit infeksi
c.
Untuk memberikan data tahan
tubuh yang sebesar-besarnya pada resipen agar tidak menjadi sakit / hanya
mengalami gejala klinik seandainya resipen sakit alami tanpa membahayakan
resipen
d.
Untuk memberikan kekebalan
kepada bayi anak, maupun ibu hamil dengan maksud untuk menurunkan angka
morbiditas dan mortalitas akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
e.
Untuk memberikan kekebalan pada
bayi agar dapat mencegah penyakit dan kematian bayi serta anak yang disebabkan
penyakit tertentu.
2.1.3
Macam-macam Imunisasi
1. Kekebalan aktif
Adalah tubuh membuat antibody sendiri untuk dapat
menghasilkan antibody tertentu, seseorang harus terinfeksi oleh penyakit
tertentu baik melalui terjangkit
penyakit tersebut atau melalui pemberian vaksin yang mengandung bakteri atau
virus atau rancunnya yang sudah dilemahkan
2.
Kekebalan pasif
Adalah tubuh anak diberikan antibody yang sudah dibuat.
Kekebalan pasif juga mencakup kekebalan bawaan (konginental) misalnya bayi
mendapat antibody dari ibu melalui plasenta, kekebalan akan melindungi bayi
selama bulan-bulan pertama. Kehidupannya terhadap berbagai penyakit seperti
tetanus, campak, malaria. Namun kekebalan ini tidak dapat bertahan lama
2.1.4
Penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi
-
Polimyelitis (kelumpuhan)
-
Campak
-
Dipteri
-
Pertusis
-
Tetanus
-
Tuberculosis
-
Hepatitis
Sesuai dengan program pemerintah (depkes) tentang program
pengembangan imunisasi (PPI), maka anak harus mendapatkan perlindungan terhadap
7 penyakit utama tersebut, yaitu dengan imunisasi
2.1.5
Jenis Vaksin
1)
Vaksin hidup
Berasal dari bakteri atau virus yang dilemahkan,
bersifat labil dan dapat mengalami kerusakan bila kena panas dan sinar. Vaksin
hidup dan tersedia saat ini:
·
Dari virus hidup : campak,
gondok, rubella, demam kuning
·
Vaksin dari bakteri : BVG,
demam tipoid
2)
Vaksin inactivid
Berasal dari bakteri virus atau komponen yang dibuat
tidak aktif vaksin incativid selalu membutuhkan dosis ganda. Pada umumnya dosis
yang pertama tidak menghasilkan imuniti produktif baru timbul setelah dari
kedua / ketiga vaksin inactivid yang tersedia saat ini berasal dari :
·
Seluruh sel virus inactivid.
Contohnya : influenza, polio, rabies, hepatitis A.
·
Seluruh sel bakteri inactividm
contohnya : pertusis, tyroid, kolera influenza, a-seluler, typoid VI
·
Toxoid contohnya : difteri,
tetanus, botalium
·
Polisakarida murni, contohnya :
pneumokokus, meningitid, hypotolamus, influenza type B
·
Gabungan polisakarida
(haemophylus influenza type B dan pnemokokus)
2.1.6
Persyaratan Pemberian
Vaksin
1.
Pada bayi / anak yang sehat
2.
Vaksin harus baik, disimpan
dalam lemari es dan belum lewat masa berlakunya.
3.
Pemberian imunisasi dengan
teknik yang tepat
4.
Mengetahui jadwal imunisasi
dengan melihat umur dan jenis imunisasi, jenis yang telah diterima
5.
Meneliti jenis vaksin yang akan
diberikan
6.
Memperhatikan dosis yang akan
diberikan
2.1.7
Reaksi pada Tubuh Bayi dan Anak Pasca
Imunisasi
a. Reaksi lokal
Biasanya terlihat
pada tempat penyuntikan misalnya terjadi pembengkakan yang kadang-kadang
disertai demam, agak sakit.
b. Reaksi umum
Dapat
terjadi kejang-kejang atau shock.
2.1.8
Jadwal Pemberian Imunisasi
(PROGRAM PENGEMBANGAN
IMUNISASI DEPKES)
a.
Jadwal Pemberian Imunisasi wajib Pada bayi
Vaksin
|
Pemberian
|
Interval
|
Umur
|
Keterangan
|
BCG
DPT
Polio (OPV)
Campak
Hepatitis B
|
1x
3x
4x
1x
3x
|
4 minggu
(minimal)
4 minggu
(minimal)
1 dan 6 bulan dari suntikan pertama
|
0-11 bulan
2-11 bulan
0-11 bulan
9-11 bulan
0-11 bulan
|
Minimal, tidak ada batasan maksimal
Lengkapi sebelum umur 1 tahun.
-
-
|
b. Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib
Pada bayi yang dilahirkan di rumah sakit atau
rumah bersalin
Umur
|
Vaksin
|
0 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
7 bulan
9 bulan
|
Hepatitis B-1, BCG, OPV-1
Hepatitis B-2, DPT-1, OPV-2
DPT-2, OPV-3
DPT-3, OPV-4
Hepatitis B-3 (dapat bersamaan dengan
campak umur 9 bulan)
Campak
|
c.
Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib
Bila bayi
datang ke Posyandu/ Puskesmas
Umur
|
Vaksin
|
2 bulan
3 bulan
4 bulan
9 bulan
|
BCG, OPV-2, DPT-2
Hepatitis B-1, OPV-2, DPT-2
Hepatitis B-2, OPV-3, DPT-3
Hepatitis B-3, OPV-4, Campak
|
d. Imunisasi yang dianjurkan
-
MMR (measles / campak, mumps /
parotitis, rubella / campak Jerman)
-
Hb (Naomopilus influenza B)
-
Demam typoid
-
Hepatitis A
2.2
KONSEP IMUNISASI DPT
Sediakan
vaksin DPT berisi racun dari kuman yang dilemahkan seperti vaksin pertusis
tersebut dari kuman bordetella pertusis yang dimatikan, dikemas dengan vaksin
difteri dan tetanus.
A.
Toxoid Difteri
Vaksin ini
merupakan bagian dari vaksin DPT dan DT dibuat dari toxoid yaitu racun difteri
yang dilemahkan. Vaksin ini mudah rusak jika dibekukan dan rusak oleh panas.
·
Penyebab : Kuman Corynebacterium Deptheriac
·
Penularan : Droplets
·
Tanda/gejala :
1. Difteri hidung :
- Ingus berdarah
- Sedikit pseudomembran
2. Difteri tonsil :
- Pseudomembran
- Panas tidak tinggi
- Nampak sakit berat
3. Difteri fausal+Bullneck+Sumbatan saluran
nafas :
- Pseudomembran luas samping laring
- Stidor
B.
Vaksin Pertusis
Vaksin ini
dibuat dari kuman Bordetella pertusis yang telah dimatikan, dikemas dengan
vaksin difteria dan tetanus, Mudah rusak jika dipanaskan.
·
Penyebab : Bordetella
·
Penularan : Droplets Infection
·
Tanda/gejala : Anak tiba-tiba menangis
terus menerus sukar berhenti, muka menjadi merah/kebiruan, keluar air mata,
kadang sampai muntah.
C.
Vaksin Tetanus
Macam
vaksin tetanus :
1. Vaksin yang digunakan untuk imunisasi
aktif seperti tetanus toxoid yaitu racun kuman tetanus yang dilemahkan.
a. Kemasan tunggal (TT)
b. Kemasan dengan vaksin difteri (DT)
c. Kemasan dengan vaksin difteri, pertusis,
dan tetanus (DPT)
2. Serum yang mengandung kekebalan pasif
terhadap tetanus (AST) anti tetanus serum.
a. Penyebab
: Closridium Tetani
a. Penularan : Kuman masuk lewat lika anaerob seperti
suplai darah kurang, kotor, luka tusuk, tembak.
b. Tanda/gejala : Kejang dan kaku secara menyeluruh, otot dinding perut yang
teraba keras dan tegang seperti papan, mulut kaku dan sukar dibuka (trismus).
D.
Jadwal Pemberian Vaksin DPT
1. Pada bayi umur antara 2-11 bulan sebanyak
3x pemberian secara suntikan dengan selang 4 minggu secara IM
2. Imunisasi ulang lainnya diberikan setelah
umur 1,5-2 tahun
3. Diulang kembali dengan vaksin DT pada usia
5-6 tahun (kelas 1 SD)
4. Diulang lagi umur 10 tahun (menjelang
tamat SD)
5. Bagi yang tidak mendapatkan DPT pada waktu
bayi diberikan DT sebanyak 2x dengan interval 4 minggu dengan dosis 0,5 cc IM
6. Apabila hal ini meragukan tentang
vaksinasi yang didapat pada waktu bayi maka tetap diberikan 2x suntikan.
7. Bila bayi mempunyai riwayat kejang
sebaiknya DPT diganti dengan DT dengan cara pemberian yang sama dengan DPT
E.
Persyaratan Pemberian vaksin DPT
1. Pada bayi dan anak yang sehat
2. Vaksin harus baik, disimpan dalam lemari
es dan belum lewat masa berlaku
3. Pemberian imunisasi dengan teknik yang
tepat
4. Mengetahui jadwal vaksinasi
5. Meneliti jenis vaksin yang akan diberikan
6. Memperhatiakan dosis yang akan diberikan
yaitu 0,5 cc
F.
Efek Samping
1. Demam tinggi
2. Pembengkakan dan rasa nyeri pada tempat
penyuntikan selama 1-2 hari
3. Kadang-kadang demam tinggi dan kejang
G.
Kontra Indikasi Pemberian DPT
1. Anak sedang sakit parah
2. Ada riwayat kejang bila demam atau panas
tinggi
3. Penyakit gangguan kekebalan (defisiensi
imunologik)
H.
Kekebalan aktif yang diperoleh dari vaksin
DPT
1. Vaksin difteri 80-95%
2. Vaksin pertusis 50-60%
3. Vaksin tetanus 90-95%
I.
Hal-hal yang mungkin Diperhatikan
1. Pemberian imunisasi DPT 3x dengan dosis 0,5
cc dengan interval 4 minggu secara IM
2. Vaksin yang digunakan jangan sampai beku
3. Sisa vaksin yang sudah dibuka harus
dibuang.
J.
Reaksi yang Mungkin Terjadi
1. Nyeri pada tempat penyuntikan
2. Kemerahan dan bengkak untuk 1-2 hari pada
tempat penyuntikan, ini akan sembuh sendiri dan tidak prlu pengobatan.
3. Panas, akan sembuh dalam 1-2 hari. Reaksi
ini disebabkan oleh komponen pertusis dari vaksin DPT.
K.
Penyimpanan
Vaksin
harus disimpan pada suhu 2-8 C dan jangan sampai beku sebab pembekuan akan
merusak potensi vaksin.
L. Persiapan pemberian vaksin DPT
1. Menyiapkan vaksin DPT
a. Sebelum
membuka vaksin lihatlah terlebih dahulu labelnya
b. Kocok
terlebih dahulu flakonnya sehingga endapan tercampur
2. Cara
mengisi semprit DPT
a. Buka tutup metal dengan gergaji
ampul
b. Usaplah karet penutup flakon
dengan kapas basah
c. Ambil spuit 2 cc
d. Pasanglah jarum DPT ke semprit
e. Usaplah udara kedalam spuit
sebanyak 0,6 cc
f. Tusukkan jarum kedalam flakon
melalui tutup karet
g. Masukkan udara kedalam flakon dan
usaplah vaksin sebanyak 0,6 cc kedalam semprit.
h. Cabut
jarumdari flakon, semprit ditegakkan, lurus ke atas untuk melihat gelembung
udara, apabila ada gelembung udara ketuklah pelan-pelan supaya gelembung naik
ke atas, lalu dorong-dorong piston sampai ukuran 0,5 cc.
3. Mengatur posisi bayi
a. Bayi dipangku ibunya
b. Tangan kiri ibu merangkul bayi,
menyangga kepala, bahu dan memegang sisi luar tanga kiri bayi
c. Tangan kanan bayi melingkar
kebadan ibu
d. Tangan kanan ibu memegang kaki
bayi dengan kuat
4. Cara
penyuntikan
a. Tempat yang paling baik adalah di
bagian paha sebelah luar
b. Letakkan ibu jari dan telunjuk
pada posisi yang akan disuntik
c. Peganglah otot paha diantara
jari-jari telunjuk dan ibu jari
d. Bersihkan lokasi suntikan dengan
kapas basah
e. Tusukkan jarum tegak lurus
kebawah melalui kulit anatara jari anda sampai ke dalam otot
f. Tarik piston sedikit untuk
menyakinkan bahwa jarum tidak mengenai pembuluh darah
g. Dorong pangkal piston dengan ibu
jari untuk memasukkan vaksin
h. Cabut jarumnya
5. Hal-hal
yang perlu diperhatikan
a. Pemberian 3 kali dengan dosis 0,5
cc dengan interval 4 minggu, secara IM
b. Vaksin yang digunakan jangan
sampai beku
c. Sisa vaksin yang sudah dibuka
harus di buang
2.3 KONSEP IMUNISASI POLIO
Tujuan pemberian vaksin polio
adalah untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis.
A.
Vaksin Polio Terhadap 2
kemasan
1. Vaksin yang mengandung virus polio
yang sudah dimatikan (vaksin salk) yang cara pemberiannya dengan cara
penyuntikan.
2. Vaksin yang mengandung virus polio
yang masih hidup yang telah dilemahkan (vaksin sabin) cara pemberiannya melalui
oral atau mulut dalam bentuk cairan dan pil.
B.
Jadwal Pemberian Vaksin
1. Pada bayi umur 2 sampai 11 bulan
diberi sebanayk 4 kali pemberian dengan dosis 2 tetes dengan interval 4 minggu.
2. Pemberian ulangan pada umur 1 ½
sampai 2 tahun
3. Menjelang umur 5 tahun
4. Pada umur 10 tahun
Biasanya pemberian
vaksin polio diberikan bersama-sama dengan vaksin DPT. Kekebalan yang diperoleh
denagn vaksinasi polio sebesar 45-100%. Reaksi yang timbul biasanya hampir
tidak ada, kalaupun ada hanya berak-berak ringan.
C.
Kontra Indikasi
1. Anak dengan diare berat
2. Anak sakit parah
3. Anak penderita defisiensi
kekebalan
D.
Hal-hal yang harus
dilakukan pada pemberian imunisasi polio adalah :
1. Menyiapakan vaksin polio
a. Bukalah tutup metal dan tutup
karet
b. Pasanglah pipet plastik pada
flakon
c. Vaksin polio siap diberikan
2. Menentukan posisi bayi dan cara
pemberian vaksin
a. Ibu disuruh melentangkan bayinya
diatas pangkuannya dan memegang erat-erat.
b. Mulut anak dibuka menggunakan dua
jari sambil menekan kedua ipi anak sehingga mulut dibuka
c. Teteskan vaksin polio langsung
dari pipet kedalam mulut anak sebanyak dua tetes.
2.4 KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN VARNEY
Adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
dalam pelayanan pada bidan yang
mempunyai kebutuhan/masalah dalam bidang kesehatan selama masa hamil,
bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB.
I.
PENGKAJIAN
Dilakukan
dengan mengumpulkan semua data baik subyektif maupun data obyektif disertai
hari/ tanggal dan jam pada saat dilakukan pengkajian, tanggal masuk rumah
sakit, jam masuk rumah sakit.
A.
Data Subyektif
1. Biodata
a. Biodata Bayi
Nama Bayi :
Untuk mengetahui identitas bayi bahwa
bayi tersebut adalah benar-benar anak dari orang tuanya.
Jenis Kelamin : Untuk perbedaan jeni/gerder
Tanggal lahir : Untuk mengetahui umur bayi
Anak ke berapa : Untuk mengetahui bayi tersebut anak keberapa
b. Bidata Orang tua
Nama Ayah/Ibu : Untuk
mengenal, memanggil, dan menghindari terjadinya kekeliruan ( Christina,
1993 : 41)
Umur Ibu : Untuk mengetahui keadaan Ibu terutama pada
persalinan pertama
Suku : Untuk mengetahui adat istiadat yang dianut
|
Pendidikan : Untuk
mengetahui status pengetahuan orang tua.
Agama : Ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan
pengaruhnya terhadap kebiasaan kesehatan pasien/klien. Dengan diketahuinya
agama pasien, akan memudahkan bidan melakukan pendekatan didalam melaksanakan
asuhan kebidanan
Alamat : Untuk mengetahui tempat tinggal klien berada,
dapat menilai apakah lingkungan cukup aman bagi bayi.
2.
Alasan Datang
Untuk mengetahui
penyebab apa yang menyebabkan klien dibawa ke poli anak
3. Keluhan Utama
Apa yang dikeluhkan Ibu
tentang keadaan bayinya
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk mengetahui apa saja yang
dirasakan klien pada saat petugas mengkaji agar dapat mengetahui tindakan apa
dilakukan
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ditanyakan
mengenai latar belakang keluarga terutama
1. Anggota keluarga yang mempunyai penyakit
tertentu terutama penyakit menular seperti TBC, hepatitis
2. Penyakit keluarga yang diturunkan seperti
kencing manis, kelainan pembekuan darah,
jiwa, asma
3. Riwayat kehamilan kembar, faktor yang meningkatkan kemungkinan hamil kembar adalah
faktor ras, keturunan, umur wanita dan paritas. Oleh karena itu apabila ada
yang pernah melahirkan atau hamil dengan anak kembar harus diwaspadai karena
hal ini bisa menurun pada Ibu.
(Manuaba, 2000 :
2005)
4. Riwayat perinatal dan neonatal
a. Kehamilan
Ditanyakan
pada Ibu ini kehamilan beberapa, keluhan Ibu pada saat hamil ini, periksa
kemana dan sudah beberapa kali periksa, mendapat obat apa saja setelah periksa
b. Persalinan
Ditanyakan
pada Ibu melahirkan dimana, ditolong siapa, bagaimana caranya serta penyulit
yang dialami sewaktu Ibu melahirkan, kemudian ditanyakan tentang jenis kelamin,
berat badan, panjang badan bayi yang dilahirkan
c. Nifas
Ditanyakan
pada Ibu mengeluarkan darah yang bagaimana, seberapa banyak, kontraksi uterus
baik atau tidak (bila kontraksi baik, uterus bulat dan mengeras). ASI sudah
keluar apa belum, ada luka jahitan atau tidak
d. Neonatal
Ditanyakan
pada Ibu tentang jenis kelamin, berat badan, panjang badan bayi yang dilahirkan
5. Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui
apakah anak telah mendapat imunisasi lengkap/tidak
6. Pola kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui bagaimana
pola nutrisi Ibu, eliminasi, istirahat,
aktivitas personal hygiene.
7. Riwayat Psikologi dan Budaya
a. Psikologi
Bagaimana
respon Ibu dan keluarga terhadap kelahiran anaknya
b. Sosial
Apakah hubungan Ibu dengan
suami keluarga serta petugas kesehatan baik atau tidak
c. Budaya
Untuk mengetahui tradisi yang
dianut keluarga yang merugikan termasuk pantang makan, minum jamu dan kebiasaan
berobat jika sakit
8. Data Spiritual
Untuk
mengetahui bagaimana sikap Ibu terhadap agama yang diyakininya
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik/cukup/lemah
Kesadaran : composmentis/koma
Tanda-tanda Vital :
Pernafasan : normal (40 - 60 x / menit)
Suhu : normal (36,5 - 37,5oC)
Nadi : normal (100 - 160 x/menit)
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
- Kepala : Simetris, tidak ada benjolan
abnormal, rambut hitam menyebar merata.
- Wajah : Simetris,
tidak pucat, dan tidak kuning
- Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva tidak anemis
- Hidung : Simetris,
tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
- Mulut : Mukosa
bibir lembab, tidak ada labioschisis, tidak ada labiopalatoschisis, lidah
bersih
- Telinga :
Simetris, tidak ada serumen.
.- Leher : Tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran limfe.
- Dada : Simetris, gerak nafas teratur.
- Perut : tidak ada benjolan abnormal.
- Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun
syndaktil
Bawah : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun
syndaktil
Reflek : +/+
- Integumen : Bersih,
turgor baik
- Genetalia : Bersih,
testis sudah turun ke scrotum
- Anus : Bersih,
tidak terdapat atresia ani dan tidak ada atresia rekti.
b. Palpasi
- Kepala : Tidak
teraba benjolan abnormal.
- Leher : Tidak
terabapembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe, dan
tidak teraba pembesaran vena jugularis.
- Perut : Tidak
teraba benjolan abnormal, tidak terana pembesaran hepar.
- Ekstremitas :
Atas : Tidak
teraba adanya retensi air (tidak edema).
Bawah : Tidak
teraba adanya retensi air (tidak edema).
- Integumen : Bersih,
turgor baik
c. Auskultasi
- Dada : COR
: Nadi teratur 100x / menit
- Perut : Terdengar
bising usus ± 12x /
menit
d. Perkusi
- Abdomen :
Tidak kembung
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH
DX : By.”....” umur 2 bulan dengan imunisasi DPT
ComboI dan PolioII
DS : Ibu mengatakan bayinya berumiur 2 bulan dan
sudah waktunya diberi imunisasi DPTI PolioII
DO : - Ada KMS bayi
- Umur bayi 2 bulan
-
BB
bayi 5100 gram
-
Jadwal
imunisasi pada KMS
III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL
-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
V. INTERVENSI
DX : By.”J” umur 3
bulan dengan imunisasi DPT
ComboII dan PolioIII
Tujuan :
Setelah dilakukan asuhan kebidanan
diharapkan ibu dapat mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
Kriteria Hasil : - Ibu mengerti manfaat imunisasi
-
Bayi mendapatkan imunisasi
-
Ibu mengerti tentang reaksi
imunisasi
1. Jelaskan manfaat imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
2. Jelaskan pada ibu tentang efek samping
pemberian imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
R/ Ibu dapat mengerti tentang apa yang akan
terjadi, pada bayi setelah pemberian imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
3. Berikan imunisasi DPT ComboII dan PolioIII.
R/ Pemberian
imunisasi DPT ComboII dan PolioIII yang
ampuh dan sesuai standart yang akan menurunkan morbiditas dan mortalitas.
4. Memberitahu ibu untuk tidak memberikan minum
pada bayi sebelum 15 menit
VI. IMPLEMENTASI
Dilakukan sesuai dengan
intervensi dan kondisi bayi
VII.EVALUASI
Dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana keefektifan dan keberhasilan
dari asuhan yang telah diberikan dengan mengacu pada kriteria hasil.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Hari/Tanggal : Kamis,
16 Desember 2010
Jam : 08.15 WIB
I. PENGKAJIAN
A. Data
Subyektif
1.
Biodata
Bayi
Nama
bayi : Bayi.”J”
Tanggal
lahir : 15
September 2010
Usia
: 3 bulan
Jenis
kelamin : Perempuan
BB : 5800 gram
Anak ke :
I
Orang Tua
Nama ibu : Ny.”M” Nama
ayah : Tn.”D”
Umur :
27 tahun Umur : 31tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku :
Jawa Suku : Jawa
Pendidikan :
SMA Pendidikan : S1
Pekerjaan :
IRT Pekerjan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : ± Rp.2.000.000/bln
Alamat : Sumbersari no. 138A
2.
Alasan datang ke posyandu
Ibu mengatakan bayinya berumur 3 bulan dan waktunya
mendapatkan imunisasi DPT Combo II dan Polio III
3.
Keluhan Utama
Pada saat pengkajian tidak ada keluhan
4.
Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan bayinya saat ini tidak sedang sakit
panas, batuk dan pilek
5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dari pihak ibu
maupun suami tidak ada yang menderita penyakit menular seperti penyakit kuning,
penyakit TBC dan penyakit tyroid serta dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit menurun seperti darah tinggi, kencing manis, asma dan tdak ada yang
menderita penyakit kronis, serta tidak ada riwayat kembar.
6. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
a. Kehamilan
- Trimester
I : Ibu
mengatakan waktu hamil muda setiap bulan periksa ke bidan mendapatkan
multivitamin
- Trimester
II : Ibu
mengatakan bahwa periksa ke bidan setiap bulan dan mendapat multivitamin, dan
tablet tambah darah.
- Trimester
III : Ibu
mengatakan dua minggu sekali periksa ke bidan dan mendapatkan multivitamin, ibu
mengeluh pegal-pegal di daerah punggung
b. Persalinan
Ibu mengatakan pada tanggal 15
September 2010 melahirkan secara normal di bidan. Berat badan 3200 gram,
panjang badan 50 cm, ari-ari lahir lahir lengkap dan perdarahan tidak banyak.
c. Nifas
Ibu mengatakan masa nifas
berjalan normal, tidak ada keluhan, perdarahan tidak ada.
7.
Kebiasaan
Pola Kebiasaan
|
Dirumah
|
- Nurtisi
|
- Minum ASI sesuka bayi
|
- Eleminasi
|
- BAB teratur 1x sehari, konsisten
lembek, tidak ada gangguan
- BAK lancar 6-7x sehari
|
- Personal Hygiene
|
- Bayi tampak bersih, mandi 2x
sehari, ganti popok tiap habis BAB/BAK
|
- Istirahat
|
- Tidur siang cukup ± 3-4
kali lama tidur ± 1 jam, tidur malam ± 10 jam
|
8. Riwayat Psikososial dan Budaya
Riwayat Psikologis : Bayi tidak rewel
Sosial : Bayi tinggal serumah dengan orang tuanya,
hubungan keluarga harmonis
Budaya : Ibu mengatakan keluarga tidak percaya tahayul,
kebiasaan berobat jika sakit ke petugas kesehatan, ibu juga tidak pernah minum
jamu.
9. Riwayat Imunisasi
Tanggal
|
Jenis imunisasi
yang diberikan
|
Keterangan
|
15-9-10
20-9-10
20-9-10
27-9-10
|
HB0
PolioI
BCG
DPT Combo I, Polio II
|
-
-
-
-
|
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- Keadaan
umum : Baik
- Kesadaran : Composmentis
- BB : 5800 gram
- Tanda-tanda
vital :
RR : 40 x/menit
Nadi : 100 x/menit
Suhu : 36,9 0C
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
- Kepala : Simetris, tidak ada benjolan
abnormal, rambut hitam menyebar merata.
- Wajah : Simetris,
tidak pucat, dan tidak kuning
- Mata : Simetris, sklera tidak kuning, konjungtiva tidak anemis
- Hidung : Simetris,
tidak ada polip, tidak ada pernafasan cuping hidung
- Mulut : Mukosa
bibir lembab, tidak ada labioschisis, tidak ada labiopalatoschisis, lidah
bersih
- Telinga :
Simetris, tidak ada serumen.
.- Leher : Tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid dan pembesaran limfe.
- Dada : Simetris, gerak nafas teratur.
- Perut : tidak ada benjolan abnormal.
- Ekstremitas
Atas : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun
syndaktil
Bawah : Simetris, tidak terdapat polydaktil maupun
syndaktil
- Genetalia : Bersih
- Anus : Bersih,
tidak terdapat atresia ani dan tidak ada atresia rekti.
b. Palpasi
- Kepala : Tidak
teraba benjolan abnormal.
- Leher : Tidak
teraba pembesaran kelenjar tyroid, tidak teraba pembesaran kelenjar limfe, dan
tidak teraba pembesaran vena jugularis.
- Perut : Tidak
teraba benjolan abnormal, tidak terana pembesaran hepar.
- Ekstremitas :
Atas : Tidak
teraba adanya retensi air (tidak edema).
Bawah : Tidak
teraba adanya retensi air (tidak edema).
- Integumen : Bersih,
turgor baik
c. Auskultasi
-
d. Perkusi
- Abdomen :
Tidak kembung
II. IDENTIFIKASI
DIAGNOSA/MASALAH
DX : By.”J” umur 3 bulan dengan imunisasi DPT
ComboII dan PolioIII
DS : Ibu mengatakan bayinya berumur 3 bulan dan
sudah waktunya diberi imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
DO : - Ada KMS bayi
- Umur bayi 3 bulan
-
BB
bayi 5800 gram
-
Jadwal
imunisasi pada KMS (tertera tanggal 15-11-2010)
III.
ANTISIPASI
MASALAH POTENSIAL
-
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
-
V. INTERVENSI
DX : By.”J” umur 3 bulan dengan imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan
kebidanan diharapkan ibu dapat mengerti tentang penjelasan yang diberikan.
Kriteria Hasil : - Ibu mengerti manfaat imunisasi
-
Bayi mendapatkan imunisasi
-
Ibu mengerti tentang reaksi
imunisasi
1. Jelaskan manfaat imunisasi DPT ComboII PolioIII
2. Jelaskan pada ibu tentang efek samping
pemberian imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
R/ Ibu dapat mengerti tentang apa yang akan
terjadi, pada bayi setelah pemberian imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
3. Berikan imunisasi DPT ComboII dan PolioIII
R/ Pemberian
imunisasi DPT ComboII dan PolioIII yang
ampuh dan sesuai standart yang akan menurunkan morbiditas dan mortalitas
4. Memberitahu ibu untuk tidak memberikan minum
pada bayi sebelum 15 menit
VI. IMPLEMENTASI
1. Memberi
penjelasan pada ibu :
-
Imunisasi DPT memberi kekebalan
terhadap penyakit depteri, pertusis dan tetanus.
-
Polio untuk melindungi anak
dari penyakit polio militus
2. Menjelaskan tentang reaksi setelah imunisasi
DPT yaitu meningkatnya suhu tubuh, penanganannya berikan pakaian yang tipis dan
berikan obat penurun panas serta kompres dengan air hangat, kalau tidak sembuh
bawa ke rumah sakit,atau puskesmas terdekat.Reaksi polio relatif tidak ada,
mungkin hanya berak-berak ringan.
3. Memberikan imunisasi DPT ComboII
dan PolioIII terlebih dahulu dengan mempersiapkan:
§ Persiapan alat untuk DPT Combo
a.
Alat
-
Vaksin DPT Combo didalam termos
es atau lemari pendingin
-
Spuit steril 0.5 cc
-
Kapas alkohol
-
Obat penurun panas
-
KMS
b.
Persiapan pasien
Orang
tua pasien diberi tahu tentang tindakan yang akan dilakukan
-
Pasien dipangku
Langkah-langkah :
-
Mencuci tangan dengan sabun
dibawah air mengalir, kemudian keringkan dengan menggunakan handuk kering.
-
Cek label flacon, vaksin kocok
hingga endapan sempurna
-
Hadapkan sekarang dengan
menggenggam flacon untuk mencegah obses steril
-
Buka tutup flacon, bersihkan
dengan kapas DTT
-
Amati spuit 0,5 cc buka spuit
yang akan disiapkan dan hisap vaksin sebanyak 0,5 cc
-
Cabut jarum dari flacon ganti
jarum dengan keluarkan udara yang terdapat dalam spuit hingga vaksin keluar
sedikit
-
Tentukan tempat penyuntikan
yaitu 1/3 paha bagian luar sebelah kanan
-
Usap tempat penyuntikan dengan
kapas DTT
-
Pegang spuit dengan tangan
masukkan jarum secara IM tidak mengenai pembuluh darah dan masukkan obat
pelan-pelan
-
Kemudian cabut jarum suntik dan
usap dengan kapas DTT, buang kapas kedalam tempat sampah medis
§ Persiapan alat untuk vaksin polio
a.
Alat
-
Vaksin polio dalam termos es
-
Pipet plastik untuk vaksin
polio
b.
Langkah-langkah
-
Buka tutup metal dan tutup
karet
-
Pasang pipa plastik dalam flacon
-
Vaksin polio siap diberikan
-
Mengatur posisi bayi dengan
cara pemberian
o Ibu disuruh meneletangkan bayinya diatas pangkuan dan memegang
erat-erat
o Mulut anak dibuka dengan menggunakan dua jari sambil menekan kedua
pipi anak sehingga mulut terbuka
o Teteskan vaksin polio langsung dari pipet kedalam mulut anak
sebanyak 2 tetes
4. Memberitahu ibu untuk tidak memberi minum
pada bayinya sebelum 15 menit karena dapat mengurangi keefektifan vaksin polio
5. Memberi obat penurun panas paracetamol 100 mg
3x1 bungkus
6. Memotivasi ibu untuk memberikan ASI ekslusif
sampai 6 bulan dan tidak memberikan makanan tambahan
VII. EVALUASI
Tanggal : 16 Desember 2010
Jam : 08.25 WIB
Dx : By.”J” umur 3 bulan dengan imunisasi DPT ComboII dan
PolioIII
S : - Ibu mengatakan sudah lega karena bayinya sudah diimunisasi
DPT ComboII dan PolioIII
O : - Keadaan umum : baik
- Kesadaran : composmentis
- Bayi menangis setelah
disuntik DPT Combo II
A : By “J” umur 3 bulan dengan imunisasi DPT Combo II
dan Polio III
P : - Menganjurkan pada ibu untuk memberi obat paracetamol bila badan bayinya panas,
supaya panasnya kembali normal
- Mengingatkan ibu tentang
jadwal imunisasi berikutnya untuk DPT Combo III dan Polio IV
18 Januari 2011
BAB V
PEMBAHASAN
Imunisasi adalah suatu pencegahan yang sengaja diberikan
untuk memberikan kekebalan atau imunitas pada bayi dan anak, sehingga bila
terjangkit kuman tidak meninggal atau menderita sakit.
Berdasarka umur dan jadwal pemberan imunisasi pada bayi
“J” adalah jadwal pemberian imunisasi DPTII PolioIII pada pemberian imunisasi tidak ada masalah yang timbul dari anak.
Sedangakan sebagai antisipasi masalah potensial bisa
ditemukan antara lain ditemukannya masalah-masalah yang mungkin bisa terjadi
pada anak tersebut, bidan akan lebih mudah memberikan asuhan kebidanan dan
penilaian pertumbuhan dan penanganan anak sesuai dengan usia anak.
Bidan dapat memberikan penjelasan tentang perawatan dan
penanganan efek samping pasca pemberian imunisasi dirumah, sehingga dapat
diperoleh tujuan yang optimal.
Dalam intervensi dan omplementasi langkah pemberian
vaksin baik DPT Combo dan Polio tidak terdapat kesenjangan antara teori dan
praktek. Dalam teori disebutkan pemberian pmberian vaksin DPT dengan dosis 0,5
cc dan disuntikkan pada 1/3 bagian atas paha kiri serta pemberian vaksin polio
dengan dosis 2 tetes dan langkah ini telah dilakukan dalam praktek. Salah
satunya yaitu pemberian obat anti piretik ditujukan untuk mencegah demam karena
vaksin pertusis. Dalam intervensi dan implementasi juga diberikan KIE tentang
efek samping sehingga dapat mengurangi tuntutan ibu pada petugas dan ibu
mempunyai gambaran tentang efek samping.
Pada langkah terakhir evaluasi tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek.
Bidan dapat memberikan penjelasan tentang perawatan dan penanganan
efek samping pasca pemberian imunisasi dirumah, sehingga dapat diperoleh tujuan
yang optimal.
BAB V
PENUTUP
5.1
Kesimpulan
Setelah dilakukan
asuhan Kebidanan pada bayi sehat dengan imunisasi DPT Combo II dan Polio III
dalam pengkajian dan analisa data ditemukan diagnosa yaitu bayi sehat akan
diimunisasi DPT II dan Polio III. Dari masalah tersebut penulis melakukan
tindakan diantaranya yaitu :
1.
Melakukan pendekatan terapeutik
2.
Menjelaskan tentang hasil
pemeriksaan
3.
Menjelaskan tentang manfaat dan
efek samping dari imunisasi DPT Combo dan Polio
4.
Melakukan informed concent
5.
Memberitahu tentang perawatan
bayi setelah mendapat imunisasi DPT Combo dan Polio
6.
Melakukan imunisasi DPT Combo
dan Polio dengan teknik yang baik dan benar
7.
Memberikan terapi antipiretik
8.
Memberitahu ibu untuk imunisasi
bulan berikutnya
Dalam Asuhan Kebidanan ini peran
serta dan kerjasama yang baik antara keluarga (ibu pasien) dengan petugas
kesehatan sangat diperlukan supaya tujuan Asuhan Kebidanan dapat tercapai
dengan baik.
5.2
Saran
1.
Bagi
Petugas
Hendaknya pemberian
imunisasi sesuai dengan prosedur sehingga tidak terjadi komplikasi saat
dilakukann imunisasi sehingga tidak timbul masalah yang mungkin terjadi karena
pengaruh imunisasi.
2.
Bagi Mahasiswa
Manggali ilmu semaksimal mungkin untuk menambah
pengetahuan dan ketrampilan
mahasiswa tentang masalah – masalah dan cara imunisasi
pada bayi .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar